Bisakah Karyawan Berteman dengan Atasan?
Karyawan berteman dengan atasan memang wajar saja, tapi tetap ada batasan tertentu agar tetap profesional. Hal ini sering terjadi
Daftar Isi
Karyawan berteman dengan atasan memang wajar saja, tapi tetap ada batasan tertentu agar tetap profesional. Hal ini sering terjadi, khususnya di lingkungan kerja yang mendukung budaya kerja dengan suasana yang tidak terlalu formal. Pertemanan atasan dan karyawan bisa berjalan di dalam dan di luar kantor.
Saat para karyawan dan atasan bisa berteman, berarti hal ini menunjukkan relasi yang baik di lingkungan kerja. Tidak menutup kemungkinan jika hal ini mendukung performa yang lebih baik dan lebih stabil.
Tapi, adakah hal negatif yang mungkin terjadi di baliknya?
Yang Terjadi Ketika Karyawan Berteman dengan Atasan
Pertemanan dapat terbentuk secara alami dengan individu-individu dalam peran berbeda, termasuk karyawan dan atasan di perusahaan. Tapi, ketika karyawan berteman dengan atasan ternyata bisa menjadi tantangan tersendiri.
Bisakah karyawan berteman dengan atasan? Untuk menjawabnya, kita simak dulu hal positif dan negatifnya.
Perlu Menjaga Kepentingan Manajemen Perusahaan
Dalam sebuah kolom Managing People dari Harvard Business Review, dijelaskan bahwa pertemanan antara karyawan dan atasan sebenarnya adalah hal yang sulit. Salah satu aspek yang paling sulit adalah membedakan antara kerahasiaan dan transparansi.
Kenyataannya, ada beberapa hal tertentu yang tidak perlu diketahui karyawan tentang urusan manajemen perusahaan. Karyawan dan atasan dapat berteman tapi tetap dibatasi oleh kepentingan manajemen perusahaan.
Mempengaruhi Objektivitas Penilaian Kerja
Meskipun relasi pertemanan berjalan normal, terkadang kedekatan pribadi dengan seseorang dapat mempengaruhi penilaian kinerja. Bagi atasan, hal ini dapat mengarah ke perlakuan istimewa.
Keputusan yang semestinya didasarkan pada kepentingan perusahaan bisa terpengaruh oleh urusan pribadi. Anggota tim atau departemen yang tidak bisa dekat dengan atasan dapat merasa iri, tersisih, dan berpotensi merasa dikesampingkan atau kurang dihargai.
Dapat Memicu Konflik di Pekerjaan
Ketika atasan berteman dengan karyawan, tapi hanya dengan karyawan tertentu, maka hal ini jelas memicu berbagai pandangan. Hubungan kerja antar karyawan pun bisa terkena imbasnya.
Saat hubungan menjadi buruk, hal ini pasti akan mencemari hubungan kerja dan dapat berdampak bagi orang-orang yang terlibat. Sebagian karyawan mungkin saja merasa kesal jika melihat manajernya berteman dengan karyawan lain.
Seorang supervisor dapat mengelola risiko ini dengan bersikap ramah terhadap seluruh karyawannya. Tentu ini terlepas dari interaksi mereka atau kurangnya interaksi di luar pekerjaan.
Poin-poin di atas adalah kemungkinan yang dapat terjadi ketika karyawan berteman dengan karyawan. Yang terjadi bisa hal positif atau negatif, tergantung pada sikap masing-masing.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang bisa didapatkan.
Meningkatkan Produktivitas pada Level Tertentu
Sekalipun para karyawan menikmati pekerjaan, mereka mungkin tetap mengalami momen-momen burn out. Berteman dengan atasan juga bisa meningkatkan produktivitas.
Bahkan, ini dapat membuat suasana kerja lebih menyenangkan. Dengan pendekatan seperti pertemanan, atasan dan karyawan dapat menyelesaikan masalah bersama dengan tim.
Membantu Problem Solving Lebih Efektif
Di dalam pekerjaan tentu akan banyak dijumpai masalah yang harus diselesaikan oleh tim. Peran atasan sangat dibutuhkan untuk memberi arahan atau pandangan lebih jauh.
Selain itu, berteman dengan atasan bisa membantu proses penyelesaian masalah (problem solving) di pekerjaan lebih efektif.
Berpotensi Menjadi Relasi Jangka Panjang
Karyawan berteman dengan atasan ternyata dapat membawa keberuntungan tersendiri. Apalagi kalau memang kedua pihak terbukti dapat berkomunikasi kasual di luar pekerjaan.
Karyawan dapat memberi kontribusi yang berdampak pada keuntungan bisnis. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan untuk membangun relasi jangka panjang.
Mendukung Evaluasi Kinerja Karyawan
Ketika atasan dan karyawan berteman, mereka saling menghormati dan menghargai. Seorang karyawan dapat menggunakan kedekatan ini untuk lebih memahami keputusan terkait pekerjaan.
Sebaliknya, karyawan bisa mengevaluasi kondisi kerja karyawannya dan memastikan kondisi kerja tersebut adil dan masuk akal.
Jadi, Bisakah Karyawan Berteman dengan Atasan?
Berdasarkan kemungkinan-kemungkinan di atas, dapat diketahui bahwa karyawan dan atasan bisa saja berteman. Jika semua pihak sudah sepakat tentang level pertemanan seperti apa yang dijalani, hal itu tidak ada masalah.
Tapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Miliki Kesamaan Frekuensi Sejak Awal
Karyawan bisa berteman dengan atasan sambil menyamakan frekuensi. Sejak awal, tetapkan ekspektasi di awal tentang apa yang bisa dan tidak bisa dibicarakan. Khususnya saat membahas urusan pekerjaan yang menyangkut tim.
Perjelas juga peran dalam percakapan, apakah berbicara dalam 'mode kerja' atau 'mode teman'. Kemudian, bersikaplah transparan kepada orang lain di organisasi tentang pertemanan tersebut.
Bicarakan Tentang Pekerjaan Secara Positif
Di lingkungan kantor, pekerjaan adalah bagian paling penting yang sama-sama diupayakan oleh tim. Bahkan tidak sedikit yang membicarakan urusan bisnis saat berada di luar jam kerja.
Jika memang atasan dan karyawan harus mendiskusikan pekerjaan dengan di luar lingkungan kerja, pastikan untuk membicarakan aspek positifnya. Tentunya karyawan harus melakukannya secara profesional di lingkungan kantor.
Hindari Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan di kantor dapat muncul ketika individu atau kelompok memiliki kepentingan yang bersaing atau saling bertentangan.
Konflik bisa muncul ketika ada perdebatan mengenai bagaimana tanggung jawab atau tugas tertentu dibagi di antara anggota tim atau departemen. Nah, atasan harus menjadi pihak yang netral agar tidak terjadi konflik.
Berkomunikasi Secara Terbuka
Salah satu cara paling efektif untuk mengelola pertemanan antara karyawan dan atasan adalah dengan menjaga komunikasi terbuka. Tetapkan aturan yang membuat semua pihak.
Atasan bisa mengemukakan kekhawatiran jika hal itu muncul dari karyawan di divisi tertentu. Anda juga dapat memperoleh manfaat dari komunikasi ketika mendapatkan promosi atau tanggung jawab baru.
Karyawan Bisa Berteman dengan Atasan, Asal Tetap Profesional
Terlepas dari karakter atasan, memang karyawan dan atasan bisa saja berteman dan tetap profesional. Dengan catatan, perlakuan di perusahaan tidak ada diskriminasi antara satu karyawan dan karyawan lainnya.
Di sisi lain, peran profesionalnya tidak ada masalah dan tetap berjalan semestinya. Untuk urusan review performa kerja juga tetap akurat dan tidak ada unsur subjektivitas.
Kesimpulan
Karyawan bisa berteman dengan atasan, supervisor, atau manajer selama hubungan tersebut tidak mengganggu urusan profesional. Pada dasarnya pertemanan di kantor adalah sesuatu yang berjalan secara natural di tengah kesibukan kerja.
Ada banyak hal positif ketika atasan memposisikan diri seperti teman dengan para karyawan. Produktivitas meningkat dan suasana kerja pun terasa menyenangkan.
Membahas tentang produktivitas yang meningkat, selalu ada hal yang dapat diupayakan. Misalnya dengan cara menggunakan aplikasi absensi online Kerjoo dengan fitur review performa kedisiplinan karyawan. Kerjoo juga dapat memantau pekerjaan karyawan secara akurat dan dengan hasil terukur.
Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari