Hard Skill dan Soft Skill: Pengertian, Contoh, dan Pentingnya

Berbeda dengan soft skill, hard skill adalah kemampuan yang bisa dilatih meskipun kamu tidak memilikinya.

hard skill dan soft skill

Daftar Isi

Ketika interview kerja, user ataupun HR pasti pernah menanyakan terkait hard skill dan soft skill yang kamu miliki.

Sebagai gambaran singkat nih, hard skill dan soft skill adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan HR untuk mengisi posisi tertentu.

Kedua keterampilan ini memiliki perbedaan dalam hal sifat, pengukuran, dan dampaknya terhadap performa kerja. Namun keduanya tetap memiliki peran penting untuk mencapai keberhasilan profesional.

Penasaran kan? Seberapa penting untuk tahu kemampuan hard skill dan soft skill di dalam dunia profesional? Yuk, bahas bareng Kerjoo sampai akhir!

Baca Juga: 60 Contoh Jawaban Kelebihan & Kekurangan Diri yang Pasti Lolos!

Definisi Hard Skill

Hard skill adalah keterampilan teknis yang dapat diukur secara spesifik dan didapat melalui pendidikan formal ataupun pengalaman kerja.

Berbeda dengan soft skill, kemampuan hard skill adalah kemampuan yang dapat diasah meskipun sebelumnya kamu tidak memilikinya.

Nah, contoh kemampuan hard skill yang mungkin kamu miliki yaitu: skill Excel, Ms. Office untuk bidang administrasi; coding dan pemrograman di IT; dan penggunaan software SEO seperti Ubbersuggest maupun SEMRush untuk pemasaran digital.

HR biasanya akan menanyakan seberapa mahir kamu dalam mengoperasikan software terkait untuk menunjang efisiensi kerja.

Penting untuk diingat, bahwa hard skill umumnya dapat diuji atau dibuktikan dengan sertifikat atau hasil kerja nyata, sehingga lebih mudah untuk diukur dibandingkan dengan soft skill.

Jangan sampai keliru ya!

Baca Juga: Inilah Skill HR Profesional, Anda Sudah Punya?

Definisi Soft Skill

Supaya tidak keliru, karena soft skill sangat berbanding terbalik dengan hard skill. Soft skill adalah kemampuan yang berkaitan dengan kepribadian diri kamu.

Soft skill adalah kemampuan interpersonal, yang tentunya bersifat non-teknis atau tidak dapat diukur dengan kuantitas tertentu, kecuali melalui kerja sama ataupun berbagi pendapat.

Dan tentunya, setiap individu memiliki kemampuan soft skill yang berbeda, namun tetap dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.

Contoh soft skill yang biasa dibutuhkan yaitu kemampuan kerja sama, teamwork, komunikasi, dan manajemen waktu.

Meskipun tidak dapat diukur, namun soft skill perlu dibiasakan agar dapat dikembangkan dengan optimal.

💡
Hard skill dan soft skill penting untuk dipahami demi perkembangan karier di dunia profesional.

Perbedaan Hard Skill dan Soft Skill

Nah, setelah memahami apa itu hard skill dan soft skill, penting juga nih untuk tahu perbedaan diantara keduanya.

Perbedaan hard skill dan soft skill sebenarnya juga merupakan kemampuan yang saling melengkapi dan dibutuhkan di dunia kerja, yaitu:

Hard Skill Adalah Keahlian Khusus, Soft Skill Kepribadian

Perbedaan hard skill dan soft skill yang pertama terletak pada fokus keterampilan ini. Hard skill adalah keterampilan teknis yang berkaitan dengan penguasaan alat dan/atau teknologi tertentu.

Sedangkan fokus keahlian soft skill adalah cerminan kepribadian, juga cara seseorang berinteraksi dengan orang lain di tempat kerja. Sederhananya, soft skill adalah bagaimana sikap kamu di tempat kerja.

Baca Juga: Step-by-Step Analisis SWOT Diri Sendiri

Hard Skill Diukur Melalui Sertifikasi, Soft Skill Interaksi

Perbedaan hard skill dan soft skill juga terlihat jelas dari cara pengukuran keterampilan keduanya.

Hard skill dapat diukur melalui sertifikat, ataupun tes penggunaan software tertentu. Sedangkan soft skill lebih sulit untuk diukur karena berhubungan dengan sikap dan perilaku.

Misalnya, jika kemampuan hard skill bisa diuji melalui ujian ataupun proyek, namun soft skill lebih bersifat observasional dan seringkali membutuhkan waktu untuk menilai.

Meskipun demikin, baik hard skill dan soft skill sangat dibutuhkan untuk membangun karier lebih lanjut.

Hard skill diperlukan untuk menyelesaikan tugas teknis, sementara soft skill memungkinkan kamu bekerja secara efektif dengan tim, mengatasi konflik, dan beradaptasi dalam lingkungan kerja yang dinamis.

hard skill dan soft skill

Contoh Hard Skill di Tempat Kerja

Hard skill adalah kemampuan teknis dasar yang dapat membantu kamu lebih produktif di tempat kerja.

Berikut ini ada contoh hard skill di bidang IT, juga contoh hard skill populer yang banyak di cari perusahaan, yaitu:

  1. Contoh hard skill di bidang IT: bahasa pemrograman, keamanan siber, dan manajemen basis data;
  2. desain grafis: Adobe Photoshop atau Illustrator;
  3. manajemen proyek: metodologi Agile, software Asana atau Trello.

Sementara contoh hard skill yang banyak dicari perusahaan diantaranya adalah:

  1. Bahasa pemrograman seperti Python dan Java;
  2. Kemampuan teknis digital marketing seperti penggunaan AI dan software SEO ataupun analisis data; Serta
  3. Keahlian Microsoft Excel.

Sebenarnya, kemampuan hard skill ini dibutuhkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dalam hal produktivitas dan operasional.

Oleh karena itu, tidak jarang HR mengadakan tes untuk mengukur kemampuan hard skill yang kamu miliki dalam proses rekrutmen.

Bagaimana? Sudah sedikit paham mengenai apa itu hard skill bukan?

Contoh Soft Skill yang Penting di Tempat Kerja

Soft skill adalah kemampuan yang mendukung keterampilan teknis kamu di tempat kerja. Untuk itu, sebenarnya hard skill dan soft skill sama pentingnya di dunia kerja.

Contoh soft skill yang bisa mendukung kemampuan teknis yaitu komunikasi, kerja sama tim, dan problem solving. Ini merupakan contoh soft skill yang banyak dibutuhkan oleh perusahaan.

Fungsi lain soft skill adalah membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan harmonis. Keterampilan ini akan dibutuhkan dalam teamwork, sehingga dapat mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif dan efisien.

Mengapa Hard Skill dan Soft Skill Sama-Sama Penting?

Diantara hard skil dan soft skill tidak ada yang lebih penting. Keduanya penting untuk menciptakan gaya kerja yang efesien, kompeten, dan harmonis.

Jika kamu dapat menyeimbangkan kemampuan hard skill dan soft skill yang kamu miliki, maka secara tidak langsung kamu dapat menjadi tenaga kerja yang unggul.

Sebab, hard skill pada dasarnya dapat meningkatkan efisiensi dan presisi dalam tugas, sedangkan soft skill menciptakan budaya kerja yang positif dan inovatif.

Kombinasi ini memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah mencapai tujuan jangka panjang dan merespons perubahan pasar yang dinamis.

Cara Meningkatkan Hard Skill yang Relevan dengan Karier

Cara meningkatkan hard skill paling efektif memang dapat dilakukan melaui pengalaman keja.

Namun kalau kamu ingin lebih serius dan lebih kompetitif lagi dalam berkarier, kamu juga dapat mengasah kemampuan hard skill yang saat ini melalui kursus lho.

Cobalah untuk mencari rekomendasi sumber belajar kemampuan teknis yang tepat. Baik melalui kursus online, sertifikasi, maupun pelatihan.

Apalagi di era digital nih, kamu dapat mengakses berbagai platform belajar seperti Coursera, Udemy, dan LinkedIn Learning yang menyediakan pelatihan online terkait kemampuan teknis.

Cara Meningkatkan Soft Skill

Berbeda dengan hard skill, cara meningkatkan soft skill mungkin akan sedikit memerluan usaha. Namun bukan berarti tidak bisa.

Kamu dapat mulai memahami diri sendiri dengan mencoba berbagai tes kepribadian, ataupun analisis SWOT diri sendiri.

Jika sudah, cobalah untuk meningkatkan dan/atau memperbaiki soft skill untuk berkarier. Misalnya, ketika kamu adalah seorang introvert, maka kamu dapat mulai berlatih cara berkomunikasi dengan baik.

Mulailah bersikap terbuka dan mau mendengar. Karena ini adalah dasar untuk meningkatkan sikap profesionalitas di tempat kerja.

Kemampuan Soft Skill di Era Digital

Di era digital, kemampuan soft skill semaki banyak dilirik HR lantaran budaya kerja yang juga semakin dinamis. Terutama budaya kerja remote.

Contoh soft skill seperti komunikasi dan manajemen menjadi berarti untuk menjaga kolabori tim yang bekerja dari rumah/remote working. Meminimalisir kesalahpahaman yang dapat menghambat produktivitas tim.

Tidak hanya itu, saat ini banyak perusahaan yang unggul dalam soft skill, khususnya kemampuan adaptasi, kerjaa sama, dan komunikasi.

Menurut beberapa perusahaan, hard skill adalah kemampuan yang dapat dilatih, sementara soft skill adalah kemampuan yang membuat karyawan unggul dalam karier jangka panjang.

Cara Menulis Hard Skill dan Soft Skill di CV dan Interview

Hard skill dan soft skill adalah keterampilan menguntungkan yang dapat kamu cantumkan di dalam CV ataupun pada saat interview.

Untuk menulis hard skill di dalam CV, kamu dapat mencantumkan daftar kemampuan teknis relevan dengan posisi yang dilamar. Misalnya, Excel ataupun JavaScript.

Sedangkan untuk menulis soft skill di CV dapat dimulai dengan penggunaan kata kerja yang berakhir tindakan. Seperti: Memimpin, Berkolaborasi, ataupun Mengomunikasikan pada pengalaman terkait.

Sementara ketika interview, cobalah untuk menyiapkan jawaban berdasarkan contoh nyata. Misalnya, ketika ditanya tentang hard skill, jelaskan proyek spesifik di mana kamu menggunakan keterampilan tersebut.

Sebaliknya, untuk menonjolkan soft skill pada saat interview kerja cobalah untuk mulai bercerita mengenai cara kamu menghadapi tantangan dan dinamika selama mengerjakan proyek tertentu.

💡
Saat menulis hard skill, cantumkan tingkatan dan/atau level keterampilan. Misalnya: beginner, intermediate, dan expert.

Hard Skill dan Soft Skill dalam Penilaian Kinerja

Ketika kamu menghadapi penilaian kinerja ataupun assessement, kemampuan hard skill dan soft skill juga akan menentukan hasil penilaian kinerja lho.

HR akan memberikan penilaian hard skill melalui hasil kerja kamu yang konkret. Misalnya ketika kamu dihadapkan pada proyek yang rumit.

Di sisi lain, kamu juga akan dinilai dari segi kemampan soft skill melalui observasi. Seperti kemampuan bekerja sama dalam tim, cara menangani konflik, dan kemampuan komunikasi.

Meskipun demikian, soft skill sering kali menjadi faktor utama dalam promosi atau kenaikan jabatan karena posisi manajerial memerlukan lebih banyak keterampilan interpersonal.

Seorang manajer, misalnya, perlu memiliki kemampuan kepemimpinan, mendengarkan, dan resolusi konflik yang kuat, yang semuanya merupakan soft skill penting.

Hard Skill dan Soft Skill yang Sukses

Sejauh ini, kita telah membahas bagaimana kedua keterampilan ini dapat menentukan kesuksean karier kamu. Nah, bagaimana sih caranya?

Misalnya, saat ini kamu memiliki keterampilan dan ketertarikan untuk mengelola sumber daya manusia. Tentunya, ini merupakan soft skill di bidang HR.

Di satu sisi, kamu juga terampil dalam mengelola software aplikasi manajemen SDM seperti Kerjoo. Dari sinilah kamu dapat menjadi lebih unggul dalam berkarier.

Hard skill dapat membantu kamu untuk menyelesaikan tugas teknis secara efisien, sementara soft skill memungkinkan kamu bekerja sama dengan tim, menerima masukan, dan beradaptasi dengan perubahan.

Kesimpulan

Pada akhirnya, hard skill dan soft skill adalah keterampilan yang saling melengkapi dan dibutuhkan untuk meningkatkan performa kerja di lingkungan profesional.

Namun juga jangan cepat berpuas diri dengan kemampuan saat ini. Pertimbangkan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan manfaatkan sumber daya yang ada, seperti pelatihan, kursus, dan mentoring untuk meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skill.

Dengan begitu, kamu tidak hanya akan menjadi karyawan yang lebih kompeten tetapi juga rekan kerja yang diandalkan.

bg ads

Aplikasi Absensi Online

Gratis Trial 14 Hari