Kenali Apa Itu B2B dan Contohnya

B2B merupakan salah satu singkatan yang awam didengar dalam dunia bisnis. Sederhananya, B2B merujuk pada model bisnis di mana transaksi terjadi

Daftar Isi

B2B merupakan salah satu singkatan yang awam didengar dalam dunia bisnis. Sederhananya, B2B merujuk pada model bisnis di mana transaksi perdagangan terjadi antara dua perusahaan atau entitas bisnis.

Berikut dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep B2B (Business-to-Business) yang mungkin sering Anda dengar namun belum sepenuhnya paham. Pembahasan ini akan mencakup mulai dari pengertian sampai contoh penerapan dari B2B sendiri. Yuk, simak artikel berikut sampai selesai!

Pengertian B2B (Business-to-Business)

B2B (Business-to-Business) mengacu pada model bisnis di mana transaksi perdagangan terjadi antara dua perusahaan atau entitas bisnis. Dalam konteks ini, "business" mengacu pada organisasi, entitas bisnis, atau perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi untuk mencapai tujuan bisnisnya. Model B2B berfokus pada penjualan produk, layanan, atau solusi dari satu perusahaan kepada perusahaan lainnya.

Definisi B2B juga mencakup proses yang terlibat dalam menjalankan transaksi bisnis antara dua perusahaan, seperti identifikasi kebutuhan bisnis, pencarian pemasok potensial, evaluasi dan negosiasi kontrak, serta implementasi produk atau layanan yang dibeli.

Perbedaan B2B dan B2C

Ada beberapa hal yang mendasari perbedaan antara B2B (Business-to-Business) dan B2C (Business-to-Consumer). Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan antara kedua model bisnis tersebut.

1. Pelanggan

Dalam B2B, pelanggan adalah organisasi atau entitas bisnis lain. Oleh karena itu, produk atau layanan yang ditawarkan dalam transaksi B2B digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan operasional mereka.

Dalam B2C, pelanggan adalah individu atau konsumen akhir. Produk atau layanan yang ditawarkan dalam transaksi B2C dibeli untuk penggunaan pribadi oleh konsumen. Keputusan pembelian dalam B2C biasanya lebih tergantung pada preferensi individual dan faktor emosional.

2. Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan pembelian dalam B2B melibatkan proses pengambilan keputusan yang lebih kompleks. Pihak yang terlibat dalam keputusan pembelian dalam perusahaan dapat meliputi berbagai stakeholders. Oleh karena itu, muncul pertimbangan yang lebih mendalam terhadap kualitas, harga, keandalan, dan dukungan purna jual seringkali dilakukan sebelum keputusan pembelian diambil.

Di sisi lain, keputusan pembelian dalam B2C seringkali lebih ringkas dan berdasarkan faktor-faktor seperti keinginan pribadi, preferensi merek, promosi, atau rekomendasi dari orang lain. Pertimbangan yang lebih luas mengenai faktor-faktor seperti kualitas dan harga mungkin juga dilakukan, tetapi biasanya tidak sekompleks dalam B2B.

3. Strategi Pemasaran

Dalam B2B, strategi pemasaran cenderung lebih terfokus pada positioning dan berorientasi pada hubungan. Pemasar pada B2B membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dengan memanfaatkan strategi seperti pemasaran konten, pameran bisnis, dan kegiatan jaringan profesional untuk membangun kesadaran merek, membangun kepercayaan, dan membangun keterlibatan yang berkelanjutan.

Di sisi lain dalam B2C, strategi pemasaran seringkali lebih terfokus pada perancangan pesan promosi untuk pelanggan. Dalam hal ini, pemasar B2C menggunakan strategi pemasaran seperti iklan, promosi penjualan, kemitraan selebriti, dan pemasaran langsung untuk menarik perhatian konsumen, membangun kesadaran merek, dan mempengaruhi keputusan pembelian.

Tahapan Kerja B2B

Tahapan proses B2B mencakup serangkaian langkah yang terjadi dalam sebuah transaksi bisnis antara dua perusahaan. Umumnya, langkah-langkah tersebut tercantum dalam poin-poin di bawah ini.

1. Identifikasi Kebutuhan Bisnis

Tahap ini melibatkan pengidentifikasian kebutuhan bisnis yang perlu dipenuhi. Perusahaan harus menentukan produk, layanan, atau solusi yang dibutuhkan untuk menjalankan operasional mereka. Hal ini dapat melibatkan analisis internal dan eksternal untuk memahami kebutuhan bisnis, kelemahan yang perlu diatasi, atau peluang yang ingin dikejar.

2. Pencarian Mitra Bisnis

Setelah kebutuhan bisnis teridentifikasi, perusahaan akan mencari mitra bisnis potensial yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pencarian ini dapat dilakukan melalui berbagai saluran. Misalnya pameran bisnis, jaringan internal, atau pencarian online. Untuk selanjutnya perusahaan akan menyusun daftar mitra bisnis berdasarkan kriteria seperti reputasi, kualitas produk atau layanan, harga, atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.

3. Evaluasi Mitra Bisnis

Tahap ini melibatkan evaluasi mendalam terhadap mitra bisnis. Perusahaan akan mengevaluasi kriteria seperti kualitas produk atau layanan, keandalan, kapasitas produksi, kemampuan finansial, dll. Evaluasi ini dapat melibatkan komunikasi lebih lanjut dengan mitra bisnis. Misalnya dengan melakukan kunjungan, atau permintaan proposal.

4. Negosiasi Kontrak

Setelah memilih mitra bisnis yang diinginkan, perusahaan akan memasuki tahap negosiasi kontrak dan syarat-syarat bisnis. Misalnya, terkait detail harga, persyaratan pembayaran, jaminan kualitas, atau perjanjian kerjasama. Tujuan dari tahap ini adalah mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

5. Evaluasi Kinerja

Tahap terakhir adalah evaluasi kinerja dan pemeliharaan hubungan jangka panjang antara kedua belah pihak. Perusahaan akan mengevaluasi kinerja mitra bisnis dalam berbagai hal. Apabila hasil evaluasi menunjukkan hasil yang baik, maka hubungan akan dipelihara untuk keuntungan jangka panjang.

Manfaat B2B bagi Perusahaan

Tentunya, terdapat banyak manfaat yang dapat perusahaan peroleh dari penerapan B2B. Berikut penjelasan dari beberapa manfaat tersebut.

1. Peningkatan Pertumbuhan Perusahaan

Melalui model B2B, perusahaan dapat mendapatkan akses ke pasar yang lebih besar dan berpotensi menghasilkan pertumbuhan yang signifikan. Dengan kata lain, B2B mendatangkan peluang untuk untuk ekspansi ke wilayah dan bidang industri yang berbeda.

2. Stabilitas Pendapatan

Dalam B2B, umumnya perusahaan memiliki transaksi yang berulang dan kontrak jangka panjang dengan mitra bisnis. Hal ini dapat memberikan stabilitas pendapatan yang lebih tinggi bagi perusahaan. Melalui kontrak jangka panjang, perusahaan dapat mengamankan aliran pendapatan yang konsisten dan mengurangi risiko fluktuasi.

3. Kesempatan Kolaborasi dan Inovasi

Dalam lingkungan B2B, perusahaan memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan mitra bisnis dalam rangka pengembangan produk baru atau inovasi. Kolaborasi semacam ini dapat menghasilkan solusi yang lebih baik, pemecahan masalah yang lebih efisien, dan pengembangan produk yang lebih relevan dengan pasar.

Contoh Usaha B2B

Berikut ini adalah beberapa contoh dari transaksi bisnis yang terjadi dalam model B2B.

1. Pemasok Bahan Baku

Sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi produk jadi, seperti mobil, perlu membeli bahan baku seperti logam, karet, atau plastik dari pemasok B2B. Transaksi B2B terjadi ketika perusahaan manufaktur membeli bahan baku dalam jumlah besar untuk digunakan dalam proses produksi mereka.

2. Distributor dan Grosir

Contoh lainnya adalah perusahaan yang berfokus pada distribusi dan grosir membeli produk dalam jumlah besar dari produsen untuk kemudian memasarkannya kepada pengecer atau bisnis lain. Misalnya, distributor elektronik membeli perangkat elektronik dari produsen untuk kemudian memasarkannya kepada toko-toko elektronik atau pengecer lainnya.

3. Penyedia Layanan Teknologi

Sebuah perusahaan teknologi yang menyediakan layanan seperti perangkat lunak, atau platform e-commerce dapat menjual layanan mereka kepada perusahaan lain dalam model B2B. Misalnya, penyedia layanan cloud computing dapat menjual layanan penyimpanan data dan infrastruktur IT kepada perusahaan lain.

4. Perusahaan Logistik

Dalam hal ini, perusahaan logistik B2B menyediakan layanan pengiriman barang dan logistik kepada perusahaan lain. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola rantai pasok dan mengirimkan produk dari pemasok ke pelanggan bisnis. Contoh perusahaan logistik B2B termasuk perusahaan ekspedisi atau perusahaan pengiriman paket.

5. Pemasok Peralatan dan Mesin

Perusahaan yang memproduksi atau memasok peralatan atau mesin industri menjual produk mereka kepada perusahaan lain dalam model B2B. Misalnya, perusahaan konstruksi membeli alat berat atau peralatan konstruksi dari pemasok B2B untuk digunakan dalam proyek konstruksi mereka.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa B2B merujuk pada model bisnis di mana transaksi perdagangan terjadi antara dua perusahaan atau entitas bisnis. Model bisnis ini melibatkan penjualan produk, layanan, atau bahkan solusi dari satu perusahaan kepada perusahaan lainnya.

Dalam B2B, fokusnya adalah memenuhi kebutuhan bisnis pelanggan dan membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan. Dengan memanfaatkan potensi B2B dengan baik, perusahaan dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan profitabilitas, dan membangun hubungan bisnis yang kuat dengan mitra bisnis mereka.

bg ads

Aplikasi Absensi Online

Gratis Trial 14 Hari