Mengenal Demosi Karyawan, Dasar Hukum, dan Penyebabnya
Demosi karyawan adalah salah satu istilah yang sering disebut di dalam perusahaan atau organisasi, yang terkait dengan perubahan jabatan karyawan
Daftar Isi
Demosi karyawan adalah salah satu istilah yang sering disebut di dalam perusahaan atau organisasi, yang terkait dengan perubahan jabatan karyawan. Demosi dapat dilakukan untuk sejumlah alasan yang berbeda. Contohnya adalah karena kinerja karyawan, penghapusan posisi, atau restrukturisasi organisasi. Umumnya, ini juga akan mengurangi tanggung jawab yang diemban karyawan yang bersangkutan.
Dengan kata lain, istilah demosi merupakan kebalikan dari promosi jabatan. Promosi adalah kenaikan jabatan, sedangkan demosi adalah penurunan jabatan. Tentunya hal itu akan berimbas pada gaji karyawan yang terkena demosi.
Bagi pihak perusahaan maupun karyawan, demosi memiliki tujuan spesifik. Lalu, apa dasar hukum demosi karyawan dan seperti apa prosedurnya? Simak dulu penjelasan berikut satu per satu.
Apa Itu Demosi Karyawan?
Istilah demosi karyawan mengacu pada penugasan kembali ke posisi yang lebih rendah daripada yang pernah dilakukan karyawan sebelumnya. Posisi tersebut umumnya akan memiliki tingkat tanggung jawab atau keterampilan yang dibutuhkan lebih rendah, dan tingkat gaji yang berkurang dari posisi sebelumnya.
Menurut pengertian di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demosi adalah pemindahan suatu jabatan ke jabatan yang lebih rendah.
Demosi dapat bersifat sukarela dari karyawan maupun otoritas dari pemberi kerja. Tapi, demosi memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang dianggap berdedikasi dan mengembalikannya ke posisi sebelumnya.
Setiap keadaan harus dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum menentukan bahwa penurunan pangkat adalah tindakan yang tepat. Selain itu, cara demosi yang dilakukan dapat secara langsung memengaruhi keberhasilan atau kegagalan tim.
Dasar Hukum Demosi Karyawan
Tentang dasar hukum pelaksanaan demosi karyawan, sebenarnya ini tidak disebut secara spesifik. Akan tetapi, mengacu pada dampak terkait upah karyawan, maka hal ini dapat dilakukan berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau Undang Undang No. 13 Tahun 2003.
Pasal 92
Pasal 92 ayat 1-3 menyatakan bahwa;
- Pemberi kerja menyusun struktur dan skala upah sesuai jabatan, golongan, masa kerja, kompetensi, dan pendidikan.
- Pemberi kerja meninjau upah secara berkala dengan melihat kemampuan perusahaan dan produktivitas.
- Ketentuan tentang struktur dan skala upah seperti yang dimaksud sebelumnya diatur oleh Keputusan Menteri.
Pasal 161
Selanjutnya, Pasal 161 ayat 1-3 menyatakan bahwa;
- Jika pekerja melakukan suatu pelanggaran ketentuan yang telah diatur pada perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama, maka pemberi kerja bisa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), setelah memberi surat peringatan pertama (SP 1), kedua (SP 2), dan ketiga (SP 3) berturut-turut.
- Surat peringatan (SP) yang dimaksud pada ayat (1) sebelumnya berlaku maksimal 6 bulan, kecuali ada ketetapan lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
- Pekerja yang mengalami PHK dengan alasan seperti dimaksud pada ayat (1) mendapat uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak.
Secara berkala, regulasi pemerintah seputar ketenagakerjaan memang mengalami perubahan. Beberapa perbaruan aturan ketenagakerjaan yang lebih rinci dapat Anda lihat pada perubahan Perppu Cipta Kerja.
Latar Belakang atau Alasan Demosi Karyawan
Terdapat beberapa alasan demosi karyawan yang dilakukan oleh perusahaan atau pemberi kerja. Di sisi lain, peluang promosi jabatan karyawan lebih menarik dan populer untuk dibahas. Tapi, pemberi kerja juga dapat memutuskan hal yang sebaliknya.
Setiap keputusan di perusahaan tentu saja dibuat berdasarkan pertimbangan yang matang dan objektif. Latar belakang atau alasan demosi bisa beragam. Tapi, pada intinya hal ini berkaitan dengan hal-hal berikut;
1. Ada Masalah dengan Kebijakan Perusahaan
Seringkali, memang karyawan perlu adaptasi untuk mengikuti kebijakan perusahaan. Tapi, jika seorang karyawan terus melakukan pelanggaran kebijakan dan berdampak ke produktivitas tim, maka harus ada tindak lanjut.
Misalnya sudah ada peringatan atas pelanggaran di tempat kerja dan tidak menunjukkan perubahan. Situasi inilah yang memungkinkan demosi sebagai peringatan terakhir sebelum akhirnya diberhentikan.
2. Performa Kerja Rendah
Karena beberapa hal, atasan atau manajer mungkin melihat seorang karyawan berkinerja tidak efektif dalam peran mereka. Tapi, seorang karyawan masih merasa tertantang dengan target kerja yang disepakati. Mereka mungkin menerima penurunan pangkat dengan tugas yang lebih sedikit atau tanggung jawab yang lebih ringan.
3. Restrukturisasi Perusahaan
Ketika bisnis tumbuh, hal itu dapat merestrukturisasi tujuan dan mengubah strategi. Perusahaan memerlukan perekrutan profesional yang lebih berpengalaman untuk mencakup peran yang lebih tinggi. Di sisi lain, ini akan mengarahkan organisasi untuk mendistribusikan ulang dan mengatur ulang tugas tim yang ada.
4. Pemotongan Anggaran
Suatu bisnis mungkin saja mengalami kerugian finansial tidak terduga, sehingga harus mengubah beberapa pekerjaan. Perubahan pekerjaan dapat mengurangi tanggung jawab karyawan. Penurunan ini mungkin bersifat sementara sampai perusahaan kembali memperoleh pendapatan yang lebih besar.
5. Karyawan Membutuhkan Skill Tambahan
Ada kalanya pemberi kerja dapat menyiapkan promosi karyawan, tapi belum ada kesiapan. Kondisi ini mungkin mengharuskan demosi karyawan. Tapi, dalam waktu bersamaan juga menawarkan pelatihan skill tambahan sampai mereka siap untuk menjalankan peran itu lagi.
6. Karyawan Menginginkan Tanggung Jawab Lebih Sedikit
Seperti disebut di atas, demosi karyawan dapat dilakukan sukarela. Seorang karyawan dapat meminta pengurangan tanggung jawab, jika merasa bahwa kapasitas mereka belum dapat memenuhi.
Contohnya bagi karyawan yang akan pensiun tidak lama lagi, juga dapat memilih demosi sukarela. Sudah sewajarnya jika karyawan yang akan pensiun memerlukan transisi bertahap agar beban pekerjaannya berkurang.
Agar Demosi Dapat Berdampak secara Efektif
Demosi untuk masalah standar terkait kinerja mungkin menjadi yang paling umum untuk dihadapi. Sementara demosi yang terjadi karena pelanggaran, masalah etika, atau masalah kedisiplinan lainnya bisa lebih berisiko.
Jika hal ini terkait etika, maka penurunan pangkat kemungkinan besar tidak akan menjadi solusi. Tapi, kalau penurunan pangkat disipliner tetap dinilai tepat untuk diambil, langkah-langkah berikut dapat membantu transisi jadi lebih lancar;
1. Persiapkan Evaluasi
Dalam segala situasi, evaluasi memang sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan tim. Terkait demosi karyawan, coba tanyakan hal ini;
- Cek apakah karyawan yang bersangkutan akan berhasil dalam peran yang diturunkan pangkatnya?
- Bagaimana penurunan pangkat akan memengaruhi karyawan, tim, atau departemen?
- Apakah semua opsi peningkatan kinerja lainnya telah dieksplorasi?
- Apakah posisi tersebut memerlukan tanggung jawab pengawasan?
- Apakah penurunan pangkat akan mengakibatkan pengurangan gaji?
2. Tetap Memberi Dorongan Karyawan
Bagaimanapun, perusahaan tetap harus memberikan respek ke karyawan selama masa demosi. Karena pada dasarnya organisasi mengambil langkah ini karena keinginan untuk mempertahankan karyawan tersebut dan harapan bahwa dia akan berhasil.
Komunikasikan dengan jelas dan jujur alasan terkait kinerja untuk penurunan pangkat atau alasan mengapa organisasi mengambil tindakan ini sebagai lawan dari pemutusan hubungan kerja. Poin kedua ini dapat berperan penting dalam membantu karyawan merespons transisi secara positif.
3. Buat Rencana yang Spesifik
Uraikan dengan jelas posisi baru dan rencana transisi. Misalnya, tanggal terakhir dalam peran lama, hari pertama dalam peran baru, dan seperti apa alur kerja yang baru. Jika pengurangan gaji akan terjadi, tetap sampaikan dengan penjelasan yang objektif.
Kesimpulan
Secara singkat, demosi karyawan adalah penurunan jabatan karyawan. Demosi adalah kebalikan dari promosi jabatan. Alasan pelaksanaan demosi karyawan ada beberapa yang mana hal ini ada prosedur yang spesifik.
Demosi bisa terkait kinerja atau performa, etika, kebutuhan keahlian (skill) tambahan, target yang tidak terpenuhi, restrukturisasi manajerial perusahaan, dan masalah internal yang lain.
Bagaimana Anda mendefinisikan penurunan pangkat tergantung pada situasinya. Demosi dapat bersifat sementara atau permanen dan sering digunakan sebagai alternatif untuk melepaskan karyawan.
Pertimbangkan pilihan dan alasan Anda dengan hati-hati sebelum memutuskan untuk menurunkan jabatan karyawan. Pelajari lebih lanjut tentang apa itu penurunan pangkat, mengapa perusahaan menurunkan pangkat karyawan, dan pro dan kontra menurunkan pangkat karyawan.
Tentunya, Anda tetap perlu memastikan efisiensi pekerjaan dari banyak aspek. Termasuk untuk menerapkan sistem kerja yang efisien untuk mendukung produktivitas tim. Kerjoo juga terus berkomitmen untuk menjadi solusi terbaik untuk HR yang cocok untuk proses bisnis Anda.
Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari