Kenapa Karyawan Resign Setelah Terima THR? Ini 5 Penyebab Utamanya
Salah satu cara mengatasi resign massal setelah THR adalah melakukan benchmarking gaji dan benefit dengan perusahaan di industri yang sama.

Daftar Isi
Resign Setelah Menerima THR
Setiap tahun, usai perayaan Hari Raya, banyak perusahaan dihadapkan pada tantangan serupa: gelombang pengunduran diri karyawan.
Resign setelah THR pun bukanlah hal yang baru dan sering kali terjadi di berbagai industri. Ada beberapa alasan mengapa karyawan memilih bertahan hingga menerima THR sebelum akhirnya mengundurkan diri.
Tim HR pun terus melakukan antisipasi karena retensi karyawan merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan.
Namun, apakah Anda sudah memahami penyebab utama karyawan resign setelah THR?
Artikel ini akan mengulas 5 alasan utama mengapa karyawan memilih mengundurkan diri setelah Tunjangan Hari Raya diberikan.
5 Alasan Utama Karyawan Memilih Resign Setelah Menerima THR

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap turnover karyawan pasca-THR adalah meningkatnya peluang karier baru yang muncul setelah libur panjang.
Ini membuat karyawan merasa resign setelah THR dapat menjadi momen, atau masa transisi yang tepat untuk memulai karier baru.
Namun beberapa faktor internal juga menjadi alasan karyawan resign setelah menerima THR.
Berikut adalah penjelasan dari Kerjoo.
1) Gaji dan Benefit yang Tidak Lagi Kompetitif
Kompetitif di sini tidak hanya diartikan dari segi finansial, tetapi juga beban kerja yang tidak seimbang.
Banyaknya perusahaan yang membuka kesempatan karier baru membuat karyawan melakukan evaluasi ulang terhadap kondisi finansial dan karier mereka.
Apabila karyawan menemukan gaji dan benefit tidak lagi sebanding dengan beban kerja, ataupun standar industri, alasan karyawan resign pun menguat.
Misalnya, ketika perusahaan lain menawarkan fleksibiitas kerja, ataupun program pengembangan diri yang menarik, perusahaan Anda mungkin masih berpegang pada benefit konvensional.
Dengan menerika THR terlebih dahulu, karyawan merasa mendapatkan dana tambahan untuk menghadapi masa transisi sebelum mendapatkan pekerjaan baru.
Namun, apakah ada cara mengurangi resign mendadak setelah THR diberikan?
Salah satu cara mengatasi solusi resign massal setelah THR adalah melaukan benchmarking gaji dan benefit dengan perusahaan di industri yang sama.
Selain itu, lakukan survei kepuasan karyawan secara berkala untuk memahami persepsi mereka terhadap kompensasi yang diterima.
Dengan data dan informasi yang akurat, Anda dapat mengambil langkah strategis untuk memastikan bahwa gaji dan benefit yang ditawarkan tetap kompetitif dan relevan dengan kebutuhan karyawan.
Baca Juga: 5 Cara HR Menjaga Loyalitas Karyawan Tanpa Harus Naikkan Gaji
2) Kurangnya Kesempatan Karier dan Pengembangan Diri
Selain gaji dan benefit, kesempatan karier juga menjadi alasan karyawan resign setelah menerima Tunjangan Hari Raya.
Ini karena karyawan sering kali tidak ingin merasa stagnan dalam berkarier karena kurangnya kesempatan pengembangan diri di perusahaan.
Tidak adanya jalur promosi yang jelas juga membuat karyawan memilih untuk memulai karier baru dan resign setelah THR diberikan.
Namun, apabila perusahaan Anda memang tidak memiliki promosi ke jabatan tertentu, cobalah untuk menyediakan fasilitas pelatihan keterampilan profesional.
Misalnya, menyediakan fasilitas pelatihan bersertifikat berkaitan dengan skill yang dibutuhkan karyawan.
Hal ini juga dapat menjadi strategi retensi talenta terbaik supaya bertahan lebih lama di perusahaan.
Sebab, karyawan cenderung mencari pekerjaan baru yang dengan pertumbuhan karier yang lebih menjanjikan.
3) Beban Kerja Berat Tanpa Keseimbangan Work-Life Balance
Di era ini, kesempatan work-life balance menjadi faktor penting bagi banyak karyawan.
Beban kerja yang semakin berat tanpa adanya keseimbangan dengan kehidupan pribadi membuat banyak karyawan merasa lelah secara fisik dan mental.
Resign setelah THR juga disebabkan karena tidak adanya fleksibilitas kerja seperti opsi kerja dari rumah atau jam kerja yang fleksibel, membuat karyawan mencari perusahaan yang lebih memahami kebutuhan mereka.
Apabila perusahaan Anda kurang memperhatikan kesejahteraan karyawan, risiko turnover karyawan pasca-THR juga semakin besar.
Ini karena di masa transisi karyawan akan segera mencari tempat kerja yang lebih mendukung kehidupan pribadi mereka.
Diberikannya THR juga membuat karyawan lebih leluasa untuk mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan kebutuhan hidup mereka.
Baca Juga: Hybrid Working Masih Jadi Tren, Apa Saja Keunggulannya?
4) Lingkungan Kerja yang Tidak Nyaman atau Toxic
Lingkungan kerja yang tidak sehat, atau toxic juga menjadi alasan karyawan resign setelah menerima THR.
Tanda-tanda lingkungan toxic dapat terlihat dalam berbagai bentuk, mulai dari budaya kerja yang tidak mendukung, komunikasi yang buruk, hingga perilaku yang merendahkan dari rekan kerja atau atasan.
Anda juga perlu memberikan apresiasi kinerja untuk meminimalisir turnover karyawan pasca-THR diberikan.
Jika perusahaan tidak memiliki kebijakan yang mendukung kesejahteraan karyawan, maka mereka akan lebih mudah tergoda untuk pindah ke tempat lain.
Ini karena lingkungan kerja sangat mempengaruhi kondisi mental karyawan, sehingga mereka memilih mengundurkan diri setelah memastikan adanya dana cadangan di masa transisi.
5) Sudah Mendapat Tawaran Kerja yang Lebih Baik
Salah satu alasan paling umum karyawan resign setelah THR adalah karena mereka sudah memiliki tawaran pekerjaan yang lebih baik.
Beberapa karyawan biasanya telah mempersiapkan diri untuk pindah kerja jauh sebelum THR diberikan.
Karyawan menggunakan THR sebagai momentum untuk mencari pekerjaan baru dengan benefit yang lebih baik dan lingkungan kerja yang lebih mendukung.
Dengan menerima THR terlebih dahulu, karyawan dapat melakukan transisi ke pekerjaan baru tanpa mengalami kerugian finansial.
Namun di sisi lain, turnover karyawan pasca-THR seringkali menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena gangguan operasional.
Dampak Resign Mendadak bagi Perusahaan

Salah satu dampak resign setelah THR adalah terganggunya operasional dan produktivitas perusahaan.
Ini karena tim menjadi tidak seimbang dan kekurangan tenaga kerja, termasuk terhambatnya proyek yang sedang berjalan karena karyawan memilih resign.
Selain itu, dampak resign setelah THR yang mungkin dapat perusahaan Anda alami, yaitu:
- Meningkatnya Biaya Rekrutmen dan Onboarding
Ketika karyawan memilih mengundurkan diri, Anda pasti memerlukan biaya tambahan untuk mencari pengganti.
Di masa ini, perusahaan perlu mengalokasikan dana tambahan untuk rekrutmen kandidat yang sesuai dan melatih karyawan baru.
Proses onboarding juga akan memakan waktu sebelum karyawan baru bisa beradaptasi dengan pekerjaan.
- Beban Kerja Tambahan bagi Karyawan yang Bertahan
Fenomena resign mendadak juga menyebabkan ketidakseimbangan beban kerja bagi karyawan bertahan.
Ini karena karyawan yang masih bertahan mau tidak mau harus menanggung beban kerja tambahan supaya tidak ada gangguang operasional.
Tentunya, apabila tidak diatasi, hal ini dapat memicu efek domino penyebab resign karyawan yang berkelanjutan.
- Risiko Menurunnya Moral dan Loyalitas Karyawan Lain
Ketika banyak karyawan resign, hal ini bisa menimbulkan ketidakstabilan di lingkungan kerja.
Karyawan lain juga berpotensi mencari peluang baru di luar perusahaan.
Terlebih apabila karyawan resign memiliki kedekatan tertentu dengan tim. Membuat risiko untuk ikut mengundurkan diri lebih besar.
Cara HR Mengantisipasi Resign Massal Pasca-THR
Untuk mengantisipasi resign massal pasca THR, diperlukan pendekatan proaktif dan strategis dari tim HR.
Di bawah ini, terdapat beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi resign mendadak pasca-THR.
- Meningkatkan Keterlibatan Karyawan Sebelum THR Dibayarkan
Sebelum Tunjangan Hari Raya diberikan, adakan diskusi terbuka mengenai harapan dan kepuasan kerja karyawan.
Jangan lupa untuk memberikan apresiasi atas kontribusi mereka terhadap perusahaan.
- Memberikan Insentif Retensi yang Lebih Menarik
Selain mengadakan sesi diskusi, Anda juga dapat menawarkan bonus loyalitas bagi karyawan yang bertahan lebih lama setelah THR.
Misalnya, berikan benefit tambahan seperti program kesehatan atau kesejahteraan karyawan.
- Menyediakan Program Pengembangan Karier yang Jelas
Anda juga dapat menawarkan pelatihan dan kesempatan promosi kepada karyawan potensial dan bertahan.
Untuk itu, diperlukan transparansi jalur karier di dalam perusahaan.
- Menciptakan Budaya Kerja yang Lebih Positif dan Inklusif
Setelah mengetahui alasan karyawan resign, Anda dapat mulai mengatasi permasalahan internal yang menyebabkan ketidaknyamanan karyawan.
Misalnya, dengan mendorong komunikasi terbuka antara manajemen dan tim.
- Melakukan Exit Interview untuk Menganalisis Tren Resign
Exit interview ini dapat Anda lakukan untuk mengidentifikasi pola dan alasan utama mengapa karyawan memilih resign.
Gunakan hasil exit interview untuk memperbaiki kebijakan HR di masa depan.
Kesimpulan
Resign setelah THR adalah fenomena yang tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi dapat dikurangi dengan strategi yang tepat.
Perusahaan harus mulai membangun keterikatan karyawan sejak awal, bukan hanya saat mendekati THR.
Ada beberapa langkah proaktif untuk mengurangi turnover pasca-THR, seperti:
- Melakukan evaluasi kompensasi dan benefit untuk memastikan daya saing perusahaan.
- Meningkatkan program engagement karyawan agar mereka merasa dihargai dan memiliki kesempatan berkembang.
- Membangun lingkungan kerja yang sehat agar karyawan tidak merasa perlu mencari peluang di tempat lain.
Dapatkan informasi seputar HR dan karyawan lainnya hanya di Blog Kerjoo.

Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari