Apa Itu Tes Kraepelin, Cara Mengerjakan dan Sistem Penilaian
Bentuk tes Kraepelin adalah susunan angka yang tersusun acak dari atas ke bawah
Daftar Isi
Tes Kraepelin adalah tes kepribadian yang diterapkan saat seleksi untuk kebutuhan industri, pendidikan, atau instansi pemerintahan. Di Indonesia, tes ini juga dikenal bersama tes Pauli yang keduanya termasuk tes koran.
Bentuk tes Kraepelin adalah susunan angka yang tersusun acak dari atas ke bawah. Tujuan pelaksanaan tes ini antara lain untuk menguji kecepatan, ketelitian, keajegan (kestabilan), dan ketahanan kerja.
Apa Itu Tes Kraepelin?
Tes Kraepelin awalnya dibuat oleh psikiater Jerman, Emil Kraepelin pada abad ke-19. Awalnya Kraeplin memakai metode ini untuk kebutuhan diagnosis alzheimer agar bisa membedakan yang normal dan tidak normal. Seiring waktu, tes Kraepelin digunakan sebagai alat untuk mengukur kepribadian.
Tes aritmatika sederhana ini menunjukkan perbedaan faktor-faktor yang khas pada proses sensori, seperti sensori motorik, perseptual, dan tingkah laku. Ini juga menjadi dasar pemikiran dan penyusunan tes yang mengklasifikasikan gangguan kejiwaan.
Di beberapa kesempatan, tes ini juga disebut dengan tes ketahanan dan ketenangan berpikir. Ukuran dan bentuk tes Kraepelin standar mengalami beberapa perubahan dari bentuk asli agar lebih praktis, tapi prinsip yang diterapkan masih tetap sama.
Bentuk Tes Kraepelin
Bentuk tes ini adalah berupa 1 lembar kertas dengan ukuran double kwarto sebanyak 4 halaman, bentuknya memanjang, dan dicetak bolak balik.
- Halaman 1: bagian untuk mengisi identitas diri dan contoh untuk mengerjakan tes
- Halaman 2 dan 3: halaman untuk mengerjakan soal tes
- Halaman 4: halaman skoring, pembuatan grafik, dan intepretasi tes
Waktu Pengerjaan Tes
Secara keseluruhan, pengerjaan tes ini membutuhkan waktu 20 menit dengan rincian sebagai berikut:
- 4 menit untuk mengisi identitas diri
- 2 menit untuk penyampaian instruksi
- 1 menit untuk latihan contoh soal
- 12 menit 30 detik untuk mengerjakan soal
Ada sebanyak 50 kolom soal dan masing-masing kolom soal diberi waktu 15 detik.
Cara Mengerjakan Tes
Materi tes ini berupa angka-angka dari 1 - 9 yang tersebar acak membentuk lajur dan baris. Lajur kiri ke kanan ada 50 lajur, sedangkan dari bawah ke atas ada 28 baris.
- Cara mengerjakan tes Kraepelin adalah dengan cara menjumlahkan dua angka dari bawah ke atas untuk masing-masing kolom. Jawaban ditulis di sela-sela antara dua bilangan yang dijumlahkan.
- Peserta tes harus menjumlah angka-angka yang berdekatan pada setiap lajur dari bawah ke atas selama 15 detik.
- Setelah itu ada aba-aba, dan peserta tes harus segera pindah ke lajur berikutnya, tanpa perlu menyelesaikan lajur yang dikerjakan sebelumnya. Demikianlah seterusnya sampai selesai 50 lajur selama 12 menit 30 detik.
- Dengan catatan, jika hasil penjumlahannya berupa puluhan (dua angka) maka cukup dituliskan digit terakhir atau angka satuan saja.
- Penilaian tes Kraepelin tidak berdasarkan banyaknya angka yang berhasil dijumlahkan, tapi dilihat dari hasil grafik yang terbentuk saat mengerjakan tes tersebut dari awal sampai akhir.
Itulah cara mengerjakan tes Kraepelin agar bisa menyelesaikan penjumlahan yang stabil setiap kolom.
Sistem Penilaian Tes Kraepelin
Berdasarkan pola grafik yang terbentuk dari kiri ke kanan, berikut analisis penilaian dalam tes Kraepelin.
- Jika grafiknya datar, maka ini menunjukkan bahwa seseorang yang dites mampu bekerja dengan stabil
- Jika grafiknya naik, maka ini menunjukkan potensi untuk peningkatan atau prestasi kerja yang berkembang
- Jika grafiknya menurun, maka ini menunjukkan kecenderungan seseorang yang mudah lelah dalam bekerja, kurang berprestasi, dan mudah jenuh atau bosan dengan pekerjaan
- Jika grafiknya naik turun, ini menunjukkan bahwa seseorang tidak stabil dalam bekerja.
Tujuan dari Tes Kraepelin
Pada umumnya tujuan tes Kraepelin adalah untuk mengukur potensi dan kinerja calon karyawan pada waktu singkat. Hasil tes menginterpretasikan empat hal berikut:
1. Faktor kecepatan (speed factor)
Faktor kecepatan (speed factor) adalah tentang seberapa cepat seseorang melakukan pekerjaan. Ketika hasil tes menunjukkan kecepatan yang tinggi, maka seseorang juga cenderung memiliki kecepatan kerja yang tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Tapi, hal ini hanya untuk klasifikasi. Setiap level kecepatan memiliki kecocokan pada bidang pekerjaan tertentu.
2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
Faktor ketelitian (accuracy factor) dinilai dari seberapa banyaknya kesalahanan atau jawaban yang terloncat. Aspek ini bertujuan untuk menunjukkan tingkat konsentrasi seseorang saat bekerja.
Untuk peserta tes yang jumlah kesalahanannya sedikit, maka ia cenderung mempunyai tingkat ketelitian tinggi. Sebaliknya, jika jumlah kesalahan banyak, berarti ketelitiannya rendah.
3. Faktor keajegan (rithme factor)
Faktor keajegan (rithme factor) bisa menunjukkan kestabilan emosi seseorang. Agar skor keajegan atau kestabilan tinggi, caranya diketahui dengan menskor deret tertinggi yang dikerjakan, kemudian dikurangi deret terendah yang dikerjakan.
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Faktor ketahanan (ausdeur factor) menunjukkan seperti apa daya tahan seseorang terkait situasi yang menekan dalam pekerjaan tertentu. Untuk mengukur skor ketahanan, ini dapat diukur dengan melihat bentuk grafik yang terbentuk.
Tips Saat Mengerjakan Tes Kraepelin
Ada beberapa tips sukses mengerjakan tes Kraepelin, di antaranya adalah sebagai berikut;
- Lakukan Latihan Rutin
Saat ini sudah banyak contoh dan panduan yang bisa membantu. Jadi, sebelum tes, Anda bisa latihan secara teratur dengan contoh soal sejenis agar bisa membantu meningkatkan kecepatan dan ketelitian.
- Mengatur Waktu dengan Baik
Karena tes ini menilai faktor kecepatan, penting untuk bisa mengelola waktu dengan efisien. Latihan dengan waktu yang ditentukan seperti saat tes, dapat membantu Anda meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal.
- Fokus dan Konsisten
Coba pertahankan fokus untuk menghadapi tes, meningkatkan ketelitian dan menghindari kesalahan. Konsistensi dalam menjaga ritme juga dapat membantu mencapai hasil yang lebih baik.
- Pahami Istruksinya dengan Baik
Sebelum mulai mengerjakan tes sungguhan, coba luangkan waktu untuk membaca dan memahami instruksi tes dengan baik. Pastikan Anda mengetahui apa yang dinilai dari setiap bagian tes.
- Istirahat yang Cukup Sebelum Tes
Pastikan untuk mendapatkan istirahat cukup sebelum tes untuk memastikan bahwa Anda berada dalam kondisi mental yang baik. Kelelahan dan kurang tidur bisa berpengaruh terhadap kinerja kognitif.
Kesimpulan
Itulah penjelasan tentang tes Kraepelin yang biasa digunakan untuk seleksi masuk kerja di perusahaan, instansi pemerintah, dan keperluan studi lanjut.
Tes ini dilakukan dengan menjumlahkan angka-angka dari bawah ke atas dengan waktu tertentu. Setiap pelaksanaan tes ada instruksi yang harus dilakukan.
Tujuan tes ini adalah untuk menilai kecepatan, ketelitian, kestabilan, dan ketahanan dalam bekerja. Sebagai salah satu bagian dari psikotes, Kraepelin bisa menunjukkan kecocokan karyawan atau pegawai pada posisi tertentu.
Memang tidak semua perusahaan menerapkan tes kepribadian dalam rekrutmen. Karena karakter karyawan bisa dinilai dengan berbagai cara. Tapi, yang terpenting perusahaan melakukan pengelolaan karyawan dengan efisien.
Salah satu yang kini diterapkan di berbagai perusahaan adalah penggunaan aplikasi absensi online yang memudahkan review kedisiplinan.
Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari