Empowerment Adalah Kunci Pemberdayaan Individu Dan Organisasi
Empowerment dapat meningkatkan retensi karyawan di tempat kerja dengan memberikan 'trust' atau kepercayaan kepada karyawan itu sendiri.
Daftar Isi
Empowerment adalah strategi pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Empowerment di tempat kerja juga kerap menjadi bagian strategis HR untuk meningkatkan retensi karyawan di tempat kerja.
Mengapa demikian? Tentu karena dunia kerja semakin dinamis dan cepat berubah, sehingga strategi pemberdayaan atau empowerment menjadi strategi penting, baik untuk individu maupun organisasi.
Tapi, apa sebenarnya empowerment itu? Mengapa konsep ini begitu relevan dalam berbagai aspek kehidupan? Mari kita bahas bersama Kerjoo.
Definisi Empowerment Secara Umum
Empowerment adalah memberi seseorang atau sekelompok orang kekuatan, kemampuan, dan wewenang untuk mengambil keputusan atau tindakan.
Sejarah empowerment dimulai dari tahun 1970-an, saat itu pemberdayaan menjadi istilah umum yang digunakan oleh akademisi dan pekerja bantuan di dunia yang berbahasa Inggris.
Kemudian di tahun 1990-an, konsep ini mulai secara bertahap digunakan untuk gerakan gender dan pembangunan sumber daya manusia modern.
Pemberdayaan tim kerja ini bertujuan untuk meningkatkan kontrol karyawan atas pekerjaan atau tanggung jawab yang telah diberikan.
Jenis-Jenis Empowerment
Pengertian Empowerment mencakup kepercayaan yang diberikan atasan kepada bawahan di tempat kerja dengan harapan karyawan itu dapat bertanggung jawab melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.
Oleh karena itu, terdapat jenis-jenis strategi pemberdayaan untuk menumbuhkan empowerment di tempat kerja, yaitu:
Empowerment Individu
Empowerment individu adalah jenis empowerment yang mendorong sekaligus memberikan individu untuk melakukan pengambilan keputusan sesuai dengan kreativitas dan inovasi mereka.
Cara menerapkan empowerment individu dapat dilakukan melalui pengembangan keterampilan, peningkatan kepercayaan diri, dan kemampuan untuk mandiri.
Apabila berhasil, perusahaan dapat menciptakan tenaga kerja profesional dan dapat diandalkan.
Empowerment Organisasi
Empowerment adalah upaya memberikan kepercayaan, sehingga empowerment di tempat kerja berarti memberikan karyawan kepercayaan dan tanggung jawab untuk berkontribusi pada pengambilan keputusan strategis.
Pemberdayaan tim kerja bukan hanya tentang memberi perintah, tapi juga melibatkan mereka dalam proses yang lebih besar.
Pemberdayaan Sosial
Pemberdayaan sosial lebih luas cakupannya daripada empowerment individu maupun organisasi. Pemberdayaan sosial berfokus pada upaya untuk meningkatkan kapasitas komunitas atau masyarakat dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi.
Cara menerapkan empowerment ini dapat dilakukan melalui gerakan sosial berupa pemberian fasilitas pendidikan yang layak, dukungan ekonomi, dan pelatihan keterampilan.
Strategi lain yang dapat diterapkan perusahaan adalah dengan menggunakan Aplikasi Absensi Online Kerjoo untuk mengurus administrasi HR karyawan, sehingga perusahaan dapat lebih fokus menerapkan empowerment di tempat kerja.
Manfaat Empowerment di Lingkungan Kerja
Nah, sebagai bagian dari strategi pemberdayaan, ada beberapa manfaat empowerment yang dapat dirasakan di tempat kerja, seperti:
Meningkatkan Produktivitas dan Motivasi Karyawan
Empowerment adalah strategi yang digunakan untuk memberikan kepercayaan kepada karyawan. Dengan demikian, manfaat empowerment bagi karyawan yang merasa diberdayakan cenderung lebih termotivasi dan produktif.
Strategi pemberdayaan membuat mereka memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap pekerjaan karena merasa telah ‘dipercaya’ dalam pencapaian organisasi.
Mendorong Inovasi dan Kreativitas
Empowerment di tempat kerja juga mendorong inovasi. Kepemimpinan yang memberdayakan atau memberi kebebasan karyawan untuk mengeksplorasi ide-ide baru, mereka lebih mungkin menemukan solusi kreatif untuk masalah yang dihadapi perusahaan.
Dengan demikian, manfaat empowerment dapat dirasakan karyawan karena memicu mereka untuk terus berinovasi dan kreatif.
Menumbuhkan Rasa Memiliki dan Tanggung Jawab dalam Tim
Manfaat empowerment yang terakhir adalah menumbuhkan rasa kepemilikan karyawan terhadap tanggung jawab dan tugasnya dalam tim.
Dengan memberi karyawan kebebasan untuk mengambil keputusan, mereka akan merasa lebih bertanggung jawab dan memiliki hubungan yang lebih erat dengan tujuan organisasi.
Bagaimana Menerapkan Empowerment dalam Organisasi?
Beberapa cara menerapkan empowerment dalam organisasi adalah sebagai berikut.
Menciptakan budaya kerja yang mendukung kemandirian
Budaya kerja yang mendukung kemandirian adalah cara menerapkan empowerment yg paling utama. Manfaat empowerment yang didapat melalui penciptaan budaya kerja artinya dapat terlihat dari kemampuan karyawan untuk mengelola tugas mereka sendiri dan membuat keputusan sehari-hari.
Membangun kepercayaan antara pimpinan dan karyawan
Sekali lagi, empowerment adalah ‘trust’ atau upaya untuk memberi kepercayaan kepada karyawan. sehingga strategi pemberdayaan juga harus dimulai dari kepercayaan pimpinan, bahwa karyawan mampu mengambil keputusan yang tepat, sementara karyawan harus merasa didukung oleh manajemen.
Delegasi tugas dan tanggung jawab yang jelas
Strategi pemberdayaan tidak akan efektif tanpa delegasi tugas yang jelas. Karyawan harus tahu tanggung jawab mereka dan apa yang diharapkan dari mereka.
Studi Kasus Empowerment 20% Time Oleh Google
Studi kasus empowerment sukses dapat dipelajari dari Google yang dikenal implementasi strategi pemberdayaan melalui teknologi. Google menerapkan strategi 20% Time, dimana fokus utama empowerment adalah dengan memberikan pelatihan dan mentoring.
Kepemimpinan yang memberdayakan ini berhasil membantu karyawan berkembang dan merasa lebih mampu untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab mereka di perusahaan.
Google juga melakukan Pemberdayaan melalui teknologi. Dengan alat-alat digital, seperti software manajemen proyek dan platform komunikasi, karyawan dapat bekerja lebih mandiri dan efisien.
Aplikasi Absensi Online seperti Kerjoo juga dapat digunakan untuk mendukung strategi pemberdayaan dengan teknologi. Hal ini karena Kerjoo dapat membantu proses administrasi karyawan, sehingga HR atau pimpinan hanya perlu memikirkan strategi empowerment yang cocok di tempat kerja.
Empowerment dan Kepemimpinan
Pemimpin yang mendukung empowerment cenderung memiliki gaya kepemimpinan yang partisipatif. Mereka mendengarkan ide-ide dari anggota tim dan memberi mereka ruang untuk berkontribusi.
Kepemimpinan yang memberdayakan sering memberi karyawan kesempatan untuk berinovasi dan mengambil keputusan. Memberi feedback yang konstruktif sehingga membantu karyawan merasa lebih dihargai dan didukung.
Manfaatnya, karyawan akan cenderung lebih proaktif karena merasa dihargai dan diberikan kepercayaan oleh atasan.
Tantangan dalam Implementasi Empowerment
Tantangan utama dalam implementasi empowerment adalah menjaga keseimbangan antara kontrol dan kebebasan. Kepemimpinan yang memberdayakan harus tetap memberikan arahan yang jelas di samping memberikan kepercayaan kepada karyawan.
Tantangan dalam pemberdayaan juga dapat berasal dari resistensi. Beberapa karyawan mungkin merasa tidak nyaman dengan tanggung jawab tambahan, sehingga penting bagi pimpinan untuk mengomunikasikan manfaat empowerment dengan jelas.
Kesimpulan
Empowerment adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan, baik bagi individu maupun organisasi.
Terdapat dua karakteristik dalam strategi pemberdayaan, pertama karyawan didorong untuk menggunakan inisiatif mereka sendiri. Kedua karyawan tidak hanya hanya diberi wewenang saja tetapi juga diberi sumber daya seperti pelatihan untuk memberikan mereka kemampuan pengambilan keputusan sesuai dengan kreativitas dan inovasi mereka.
Dengan mempercayai wewenang dan tanggung jawab kepada karyawan, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif, inovatif, dan penuh semangat. Disisi lain, karyawan yang merasa diberdayakan cenderung lebih percaya diri, mandiri, dan siap menghadapi tantangan.
Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari