People pleaser adalah kebiasaan ingin menyenangkan orang lain, meskipun hal ini berarti merugikan dirinya sendiri. Istilah ini juga dikenal dengan social pleaser.

Sekilas, sifat ini mungkin terlihat positif bukan? Namun dalam jangka panjang, perilaku ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional seseorang.

Medical News Today menegaskan, bahwa people pleaser bukanlah diagnosa medis, melainkan hanya label yang diberikan kepada seseorang karena kebiasaannya yang selalu ingin menyenangkan orang lain.

Seorang social pleaser akan berusaha menjadi pribadi yang orang lain inginkan dan menunjukkan ciri-ciri sulit berkata tidak.

Ini karena people pleaser sangat menghindari konflik dan ingin selalu dilihat orang lain meskipun hal tersebut merugikan dirinya sendiri.

Jangan sampai begitu ya, Kerjoo akan menjelaskan ciri-ciri people pleaser dan cara mengatasi people pleasing.

Ciri-Ciri People Pleaser

Salah satu ciri-ciri people pleaser adalah mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri. Ia hanya ingin menjadi apapun yang orang lain inginkan.

Meskipun keinginan untuk menyenangkan orang lain bisa berasal dari niat yang baik, tetapi kebiasaan social pleaser ini bisa merugikan diri sendiri.

Dampak people pleasing akhirnya bisa menyebabkan perasaan kelelahan, frustrasi, dan kehilangan identitas diri.

Berikut beberapa ciri-ciri people pleaser lainnya:

Sulit Mengatakan "Tidak"

Salah satu ciri-ciri people pleaser adalah sulit mengatakan tidak, bahkan ketika sebenarnya merasa tidak nyaman atau terbebani permintaan orang lain.

Social pleaser akan merasa takut jika menolak, orang lain akan kecewa atau marah kepad mereka.

Mengorbankan Kebutuhan Diri Sendiri

People pleaser juga akan menempatkan kepentingan orang lain di atas dirinya.

Mereka akan mau mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan kesehatan demi menyenangkan orang lain, meskipun itu merugikan diri mereka sendiri.

Ketergantungan pada Penerimaan Orang Lain

Social pleaser juga akan merasa perlu mendapatkan persetujuan dan validasi dari orang lain.

Mereka merasa bahwa nilai diri mereka ditentukan oleh seberapa banyak mereka bisa membantu atau menyenangkan orang lain.

Merasa Bersalah Ketika Tidak Memenuhi Harapan

Ciri-ciri people pleaser yang terakhir adalah merasa bersalah ataupun cemas ketika tidak bisa memenuhi harapan dan permintaan orang lain.

Mungkin bagi yang bukan social pleaser, permintaan terasa tidak realistis ataupun adil, namun seorang people pleasing akan merasa bersalah ketika tidak memenuhinya.

people pleaser

Penyebab People Pleaser

Dari ciri-ciri yang sudah Kerjoo sampaikan. Penyebab people pleaser bisa disebabkan karena rendahnya harga diri.

Social pleaser merasa diri mereka kurang berharga, sehingga terus haus akan validasi orang lain.

Tentunya, kebiasaan people pleasing tidak muncul begitu saja. Ada beberapa faktor lain seperti:

Pola Asuh yang Menekankan Kepatuhan

Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang sangat menuntut kepatuhan bisa tumbuh menjadi people pleaser.

Mereka diajarkan bahwa mereka hanya akan diterima atau dicintai jika mereka mematuhi dan menyenangkan orang lain.

Trauma Masa Lalu atau Pengalaman Ditolak

Trauma masa lalu bisa membentuk kebiasaan people pleaser.

Misalnya, pengalaman ditolak, diabaikan, atau di-bully ketika tidak bisa menyenangkan orang lain.

Social pleaser memiliki harapan supaya tidak mengalami penolakan lagi jika mereka menjadi pribadi yang orang lain inginkan.

Ketidakamanan dan Rendahnya Harga Diri

Penyebab people pleaser adalah kurangnya mengenal diri sendiri, sehingga merasa diri mereka tidak berharga.

Seperti dikutip dari Medical News Today, orang yang kurang menyadari apa keinginan mereka cenderung haus validasi orang lain.

Untuk itu, dalam menghentikan kebiasaan social pleaser sangat sulit dilakukan. 

Kebutuhan untuk Diterima

Beberapa orang memiliki dorongan yang kuat untuk diterima oleh lingkungan sosial mereka.

Mereka takut dianggap egois atau tidak peduli jika tidak terus-menerus berusaha untuk menyenangkan orang di sekitar mereka.

Dampak Negatif Menjadi People Pleaser

Meskipun pada awalnya tampak tidak berbahaya, dampak people pleasing perlahan akan mempengaruhi kesehatan mental individu, seperti: 

Kehilangan Identitas Diri

People pleaser sering kali terlalu sibuk memenuhi harapan orang lain sehingga mereka kehilangan jejak siapa diri mereka sebenarnya.

Mereka mungkin kehilangan pandangan tentang apa yang benar-benar mereka inginkan atau butuhkan dalam hidup.

Kelelahan Emosional dan Fisik

Selalu mencoba menyenangkan orang lain itu sangat melelahkan.

Social pleaser akan merasa lelah secara emosional dan fisik karena terus-menerus memaksakan diri untuk memenuhi ekspektasi orang lain.

Hubungan yang Tidak Sehat

Sering kali, people pleaser terlibat dalam hubungan tidak sehat karena ada pihak yang lebih dominan.

Mereka mungkin merasa dimanfaatkan atau tidak dihargai oleh orang yang terus-menerus memanfaatkan kebaikan mereka.

Kesulitan Membangun Batasan

Batasan pribadi sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional bukan? Tapi bagi social pleaser, menjaga batasan sangat sulit dilakukan.

Mereka mungkin merasa tidak enak hati atau takut mengecewakan orang lain jika menetapkan batasan.

Cara Mengatasi Kebiasaan People Pleasing

People pleaser pada dasarnya adalah kebiasaan yang sangat menginginkan validasi orang lain.

Apabila tidak diatasi, kebiasaan pople pleasing berisiko dimanfaatkan oleh orang lain.

Berikut beberapa cara mengatasi kebiasaan ini yang dapat membantu:

Belajar Cara Mengatakan Tidak

Mulailah dengan mengatakan "tidak" ketika kamu benar-benar tidak mau melakukannya.

Mengatakan tidak bukan berarti egois, tanamkan mindset bahwa kamu tidak bertanggung jawab atas kebahagiaan atau pekerjaan mereka.

Tetap katakan dengan tegas namun tetap sopan.

Mengenali dan Menyatakan Kebutuhan Diri

Belajarlah untuk lebih sadar akan kebutuhan dan keinginan diri sendiri untuk menghentikan kebiasaan people pleasing.

Jangan takut untuk mengutamakan apa yang kamu butuhkan, meskipun itu mungkin tidak sejalan dengan harapan orang lain.

Cobalah Untuk Membangun Rasa Percaya Diri

Fokus pada self-care dan self-acceptance untuk membangun rasa percaya diri yang sehat.

Ketika kamu merasa lebih percaya diri, kamu tidak lagi merasa perlu bergantung pada validasi dari orang lain.

Ingatlah bahwa kamu tidak bisa membuat orang lain 100% menyukai dirimu. 

Menetapkan Batasan yang Sehat

Pelajari cara menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan interpersonal.

Ingatlah bahwa menetapkan batasan bukanlah tindakan egois, melainkan cara untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan diri sendiri.

Tips Menghentikan Kebiasaan People Pleasing

Untuk benar-benar menghentikan kebiasaan ini, kamu perlu melakukan beberapa tips seperti:

Mengidentifikasi Penyebab Kebiasaan People Pleasing

Cari tahu kapan dan dalam situasi apa kebiasaan people pleasing paling sering muncul.

Ini bisa membantu kamu lebih waspada dan siap untuk menghadapi situasi tersebut.

Menjaga Keseimbangan Antara Membantu dan Menjaga Diri

Tidak ada yang salah dengan membantu orang lain, tetapi perhatikan kebutuhan diri sendiri terlebih dahulu.

Jangan lupa untuk mengutamakan kebutuhan diri sendiri sebelum membantu orang lain.

Mencari Dukungan

Bicarakan masalah ini dengan orang-orang terdekatmu, seperti keluarga atau teman.

Jika perlu, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari terapis yang bisa membantumu mengubah pola pikir yang mendukung people pleasing.

Mengembangkan Hubungan yang Lebih Sehat

Menjalin hubungan yang sehat adalah kunci untuk mengatasi kebiasaan people pleasing.

Belajarlah untuk mengungkapkan apa yang kamu rasakan dengan jujur tanpa merasa takut. Asertivitas memungkinkanmu untuk berbicara dengan tegas tanpa harus menjadi agresif.

Kamu juga harus menerima bahwa setiap orang memiliki pendapat yang berbeda, dan itu tidak masalah.

Kamu tidak perlu selalu setuju dengan semua orang untuk dihargai.

Jangan lupa untuk mencari hubungan di mana ada saling dukung, bukan hubungan yang hanya bergantung pada upayamu untuk menyenangkan orang lain.

people pleaser adalah
people pleaser adalah

Kesimpulan - People Pleaser adalah Kebiasaan

People pleaser adalah seseorang yang cenderung menempatkan kebahagiaan dan kepuasan orang lain di atas dirinya sendiri.

Mereka seringkali merasa perlu untuk memenuhi harapan dan keinginan orang lain, bahkan jika itu berarti mengorbankan kebutuhan pribadi mereka.

Menjadi social pleaser mungkin tampak seperti hal yang positif, tetapi dalam jangka panjang, perilaku ini dapat merugikan dirimu sendiri.

Penting untuk mengenali penyebab people pleaser dan mengambil langkah untuk mengatasi kebiasaan tersebut.

Dengan membangun hubungan yang lebih sehat, menetapkan batasan, dan memperkuat harga diri, kamu bisa mulai mencintai diri sendiri lebih dalam.