Apatis Adalah: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Apatis adalah sikap tidak peduli, atau bahkan tidak memiliki motivasi sama sekali untuk melakukan rutinitas sehari-hari. Bagaimana menghadapinya?

apatis adalah

Daftar Isi

Apatis adalah sikap tidak peduli, atau kurangnya respon emosional terhadap situasi, lingkungan, ataupun orang lain.

Apathy syndrome ini ternyata bisa berbahaya dalam jangka panjang, karena dapat menjadi gejala depresi.

Sementara dari sudut pandang sosial, bersikap apatis seringkali diartikan sebagai nirempati karena cenderung menarik diri dari interaksi sosial.

Untuk mengetahui apa itu apatis, penyebab, dan cara mengatasinya, baca terus artikel berikut sampai akhir.

Apa Itu Apatis?

Teman-teman Kerjoo mungkin pernah bertemu karyawan, atau rekan kerja yang sama sekali tidak tertarik pada diskusi tim?

Itu adalah satu dari sekian ciri-ciri sikap apatis. Apathy syndrome atau apatis memang sering terlihat dari kurangnya kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar.

Ini karena orang yang bersikap apatis biasanya menganggap berinteraksi dengan orang lain adalah hal yang melelahkan.

Penyebab Sikap Apatis

Bersikap apatis tentu bukan tanpa alasan. Apabila mengutip dari berbagai laman, apatis adalah gejala dari kondisi kesehatan mental yang disebabkan oleh kelelahan emosional.

Secara umum, penyebab sikap apatis adalah kelelahan emosional, tekanan lingkungan sosial, hingga trauma masa lalu seperti kegagalan atau kehilangan orang terdekat.

Jadi, apabila teman-teman Kerjoo menemukan rekan yang bersikap apatis, jangan buru-buru menghakimi ya. Cobalah untuk menjalin komunikasi dengan orang tersebut.

Namun, di era modern ini, apathy syndrome dianggap meningkat sebagai akibat adanya media sosial dan platform interaksi online lainnya.

Mengapa? Karena kita terlalu sering terpapar berita atau masalah yang membuat kita kebal terhadap empati.

Budaya individualisme juga berkontribusi, di mana kepedulian terhadap orang lain dianggap kurang penting dibandingkan pencapaian pribadi.

Tanda-Tanda Seseorang Bersikap Apatis

Apatis adalah adalah perasaan kosong, atau penarikan diri dari lingkungan sosial. Sikap apatis bukanlah sifat bawaan, namun dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan.

Orang yang bersikap apatis seringkali merasa kosong, seolah-olah tidak ada yang berarti dalam hidup mereka.

Namun, tidak semua sikap acuh dapat diartikan sebagai apathy syndrome. Ada beberapa tanda sikap apatis yang mungkin Teman-teman Kerjoo temukan, yaitu:

  • kurang termotivasi tanpa alasan yang jelas, baik ketika bersosialisasi, atau berkontribusi dalam komunitas;
  • kurang tertarik untuk berinteraksi, menghabiskan waktu merenung, atau melakukan tugas sehari-hari;
  • perubahan energi, emosi, ataupun perilaku lain yang mulai berdampak pada penurunan kinerja, hubungan, dan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Dampak Sikap Apatis terhadap Diri Sendiri dan Lingkungan

Sebenarnya sikap apatis dapat berdampak pada kondisi emosional diri sendiri, orang lain, keluarga, bahkan terburuknya lingkungan kerja.

Ini karena pada dasarnya apatis adalah sikap yang tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga organisasi secara keseluruhan.

Anda mungkin melihat, bagaimana apathy syndrome ini mempengaruhi kinerja tim, bahkan konflik karena adanya rasa terabaikan dari lingkungan sosial maupun keluarga.

Ketika diamati dengan jelas, orang yang bersikap apatis biasanya memiliki penurunan produktivitas, sehingga menjadikan kerja tim menjadi tidak efisien dan produktif.

apatis adalah

Bagaimana Apatis Dapat Memengaruhi Kesehatan Mental

Bersikap apatis dalam jangka waktu yang berkepanjangan dapat menjadi masalah serius terkait kesehatan mental.

Jika teman-teman Kerjoo mungkin menemukan ciri-ciri sikap apatis pada rekan kerja, keluarga, atau bahkan diri sendiri, cobalah untuk tidak berlarut dalam sikap ini.

Apabila tidak segera diatasi, kemungkinan terburuk dari sikap apatis adalah depresi dan skizofrena.

Selain itu, apathy syndrome ini juga dapat memperburuk kondisi mental seseorang dengan peristiwa traumatis.

Ini karena menurut mereka, apatis dapat melindungi diri sendiri dari kekecewaan dan kehilangan. Padahal, bersikap apatis secara berkelanjutan dapat menjadi bagian dari gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Cara Mengatasi Sikap Apatis pada Diri Sendiri

Bersikap apatis memang bukanlah suatu hal yang baik, oleh karena itu, ada bebeapa rekomendasi dari Kerjoo untuk mengatasi sikap ini supaya tidak berkepanjangan.

Langkah pertama untuk mengatasi apatis adalah mengenali alasan atau faktor yang mempengaruhi sikap apatis.

Apakah sikap ini berasal dari trauma? Atau penolakan dari lingkungan sebelumnya? Ini karena kehilangan dapat memicu apathy syndrome.

Jika sudah, mulailah tinggalkan bersikap apatis dengan langkah kecil, seperti belajar mendengarkan cerita orang lain atau berpartisipasi dalam kegiatan amal.

Namun, apatis sudah memengaruhi kehidupan sehari-hari, konsultasi dengan psikolog atau terapis sangat dianjurkan.

Mereka dapat membantu dengan teknik terapi atau konseling motivasi.

Tips Menghadapi Orang yang Bersikap Apatis

Apabila teman-teman Kerjoo menemukan orang yang bersikap apatis di dalam kehidupan sehari-hari, jangan terlebih dahulu menghakimi mereka.

Sebaliknya, cobalah untuk melakukan hal-hal berikut ini:

  1. dengarkan dengan tulus dan berikan ruang untuk mereka berbicara tentang apa yang mereka rasakan.
  2. hindari tekanan, tetapi dorong mereka untuk berbagi pikiran dan emosi;
  3. mendukung orang apatis tidak berarti mengorbankan diri sendiri. Tetapkan batasan yang sehat agar Anda tidak kehabisan energi atau merasa frustasi.
💡
Berikan penawaran aktivitas sederhana namun bermanfaat, seperti jalan-jalan atau aktivitas lain yang dapat membangkitkan minat mereka.

Hubungan antara Apatis dan Kesehatan Mental

Dalam kesehatan mental, kondisi apatis atau apathy syndrome dapat menjadi persoalan serius apabila tidak diatasi.

Namun, sekali lagi, bahwa tidak semua orang yang bersikap apatis dianggap memiliki gangguan kesehatan mental.

Untuk dianggap sebagai gejala kesehatan mental, ciri-ciri apatis yang ditunjukkan biasanya cukup serius. Misalnya, sampai mempengaruhi kehidupan sosial, pekerjaan, ataupun bagian lain dari kehidupan.

Secara psikologis, apathy syndrome juga tidak disebabkan oleh konsumsi obat-obatan, alkohol, ataupun zat lain yang dikonsumsi.

Dalam kasus ini, apatis tidak hanya muncul sebagai kurangnya minat tetapi juga sebagai ketidakmampuan untuk merasakan kebahagiaan atau antusiasme terhadap hal-hal yang sebelumnya menyenangkan.

Apatis sementara biasanya terjadi sebagai respons terhadap situasi tertentu, seperti stres kerja atau kelelahan sementara.

Kondisi ini umumnya hilang setelah masalah selesai.

Sebaliknya, apatis kronis berlangsung dalam waktu yang lama dan sering kali terkait dengan gangguan kesehatan mental yang lebih serius, membutuhkan intervensi profesional.

Contoh Sikap Apatis dalam Konteks Sosial

Sekali lagi, apatis adalah sikap kehilangan minat dan motivasi terhadap sesuatu, sikap ini biasanya terlihat melalui:

  • tidak lagi peduli dengan isu lingkungan, politik, bahkan masalah diri sendiri;
  • tidak berupaya atau bersemangat melakukan rutinitas, atau bahkan pekerjaan yang biasanya dilakukan;
  • menghindari interaksi, atau bahkan bertemu orang baru;
  • tidak merasakan emosi ketika terjadi hal baik, ataupun buruk.
apatis adalah

Pentingnya Meningkatkan Kepedulian Sosial

Kepedulian sosial adalah kunci untuk menghindari bersikap apatis secara berkelajutan.

Cobalah untuk meluangkan waktu dengan mengucap salam, atau sekedar bertanya kabar pada orang sekitar.

Luangkan waktu untuk mengenal tetangga atau komunitas Anda. Di tempat kerja sekalipun, sikap apatis dapat dikurangi dengan menciptakan suasana lingkungan kerja yang produktif dan suportif.

Teman-teman Kerjoo dapat mengadakan gathering untuk mengenal rekan kerja dengan lebih akrab.

Ini dapat mengurangi sikap apatis, karena individu merasa lingkungan menyadari kehadiran mereka.

Peran Pendidikan dan Media dalam Mengurangi Apatis

Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk pola pikir yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat. Sekolah dan institusi pendidikan dapat mengajarkan nilai-nilai solidaritas, empati, dan pentingnya kerja sama sejak dini.

Media, baik tradisional maupun digital, dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan kesadaran.

Kampanye sosial melalui iklan, film dokumenter, atau konten media sosial dapat menginspirasi banyak orang untuk bertindak lebih peduli.

  • Bagikan konten positif atau inspiratif yang mempromosikan empati.
  • Hindari menyebarkan informasi negatif yang dapat memicu apatis lebih lanjut.

Studi Kasus: Mengubah Sikap Apatis menjadi Peduli

Apatis adalah sikap yang berasal dari lingkungan ataupun kebiasaan. Untuk menghindari sikap apatis menjadi gangguan kesehatan mental, Anda dapat lebih aware terhadap diri sendiri.

Cobalah untuk sedikit terbuka dengan orang lain dan berpikir positif. Apathy syndrome juga dapat dihindari dengan kembali membangun empati, seperti:

  • Menghadiri seminar atau pelatihan yang membuka pemikiran positif.
  • Membentuk kebiasaan untuk melakukan tindakan kecil setiap hari yang membantu orang lain.

Perubahan dimulai dari kesadaran diri. Ketika seseorang melihat dampak positif dari tindakan mereka, hal itu dapat menjadi motivasi untuk terus peduli dan berkontribusi lebih banyak.

Kesimpulan

Apatis adalah sikap yang tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga lingkungan sekitar secara keseluruhan.

Dengan mengenali ciri-ciri apathy syndrome dan penyebabnya, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.

Mulailah dengan tindakan kecil yang membuat perbedaan, dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika diperlukan.

Meningkatkan empati dan kepedulian adalah kunci untuk menghindari masalah kesehatan mental yang diakibatkan dengan bersikap apatis.

bg ads

Aplikasi Absensi Online

Gratis Trial 14 Hari