Seperti Apa Geliat Industri F&B Indonesia di Masa Depan?

Industri F&B (food and beverages) adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pembuatan dan penjualan makanan dan minuman

industri F&B

Daftar Isi

Industri F&B atau food and beverages adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pembuatan dan penjualan makanan dan minuman. Contoh bisnis F&B adalah restoran, kafe, tempat makan cepat saji, toko makanan, bisnis katering, layanan transportasi makanan, dan banyak lagi.

Pekerjaan di industri ini dapat menyangkut pengemasan hingga menyiapkan, mengangkut, dan menyajikan makanan atau minuman.

Industri F&B termasuk salah satu jenis sektor industri yang selalu tumbuh di masyarakat karena produk dan layanannya selalu dibutuhkan.

Tapi, bidang bisnis ini juga banyak menghadapi tantangan besar dari waktu ke waktu untuk adaptasi dan menciptakan inovasi. Dengan adanya inovasi di berbagai bidang, maka keberadaannya akan bertahan dan disukai konsumen.

Perkembangan Industri F&B di Indonesia

Dilansir oleh business-indonesia.org, sebagian besar perusahaan di industri F&B adalah perusahaan mikro (kurang dari 4 karyawan) dan usaha kecil (5-20 karyawan).

Totalnya masing-masing memiliki 2,92 juta (mikro) dan 737.596 (kecil). Di sisi lain, perusahaan besar seperti Nestlé, Indofood, atau DANONE sangat mempengaruhi pasar.

Sementara itu, untuk gerai ritel dan toko kelontong tradisional masih mendominasi pasar. Tapi, sebagian besar kehilangan pangsa penjualan karena meningkatnya jumlah toko serba ada dan supermarket dalam beberapa tahun terakhir.

Indonesia termasuk salah satu produsen terbesar, misalnya minyak kelapa sawit, ikan, kakao dan kopi, yang mengekspor surplus produksinya ke luar negeri.

Di sisi lain, Indonesia mengandalkan impor produk yang tidak dapat diproduksi secara lokal (seluruhnya maupun sebagian), misalnya gandum, susu, atau produk makanan olahan.

Namun, dalam upaya transformasi ekonomi Indonesia, pemerintah tetap mengambil kebijakan untuk mengurangi ketergantungan negara pada impor maupun memperkuat sektor manufaktur, yang juga menguntungkan sektor industri food and beverages ini.

Pelaku industri F&B berasal dari banyak kalangan, bukan hanya pebisnis kelas atas, tapi juga bisnis UMKM, ibu rumah tangga, atau bahkan mahasiswa yang menjalankannya untuk pekerjaan sampingan.

Pada dasarnya bisnis ini tetap hidup dan bertahan selama masih ada kehidupan manusia yang membutuhkan makan dan minum.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2022), pendapatan riil dari industri F&B di Indonesia mengalami kenaikan sejak 5 tahun terakhir. Dalam hitungan Miliar Rupiah, berikut adalah pendapatan di sektor F&B dari tahun ke tahun;

2017

834.425

2018

927.443

2019

1.012.959

2020

1.057.000

2021

1.121.360

F&B termasuk industri yang tetap tumbuh positif pada tahun 2020. Meskipun sempat menurun akibat pandemi, tapi sejak 2021 kembali bangkit lagi. Dari industri, ada 1,1 juta tenaga kerja yang dapat terserap pada kuartal II 2022.

industri F&B

Tantangan dalam Bisnis F&B

Meskipun bisnis F&B ini termasuk bisnis yang mencapai pertumbuhan positif, tapi pelaku bisnis F&B juga menghadapi tantangan yang besar. Memang F&B termasuk salah satu bidang usaha yang memiliki banyak kompetitor.

Untuh mendapatkan pelanggan yang banyak, maka pemilik bisnis harus bisa menarik perhatian mereka dengan cara yang kreatif. Bukan hanya menjual produk enak tetapi juga pelayanan unik.

Banyak contoh usaha makanan dan minuman yang sukses di Indonesia dari masa ke masa. Bahkan pemilik usahanya sudah regenerasi beberapa kali diteruskan oleh anak cucu dengan resep legendaris.

Karena popularitas makanan dan minuman yang dijual, bahkan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi turis dari luar kota.

Tapi, seperti apa tantangan industri F&B saat ini? Tutupnya beberapa bisnis rumah makan di Indonesia menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Hal itu juga menjadi perhatian khusus untuk Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Menurut Ketua Umum BPP PHRI, bisnis rumah makan memang dinamis akhir-akhir ini, contohnya dari sisi ketahanan. Saat ini di Indonesia ada sekitar 1,2 juta unit restoran. PHRI memiliki tugas tersendiri untuk menghimpun mereka.

Contoh Studi Kasus Bisnis F&B yang Menutup Layanan

Untuk memahami ekosistem bisnis F&B yang dinamis, kali ini kita juga perlu membahas tentang contoh kasus tutupnya sebuah layanan bisnis F&B.

Anda mungkin sudah pernah memperhatikan tentang keberadaan Warunk Upnormal yang membuka kedai di beberapa kota besar di Indonesia sejak 2014.

Belakangan ini dikabarkan bahwa Warunk Upnormal harus menutup layanannya di beberapa kota. Tentu ada alasan di balik keputusan itu. Berikut ini adalah penyebab dari tutupnya Warunk Upnormal sebagai salah satu pelaku bisnis F&B yang dirangkum dari berbagai sumber;

  • Efek kebijakan saat pandemi sangat berpengaruh pada gaya hidup masyarakat yang memilih makan di rumah. Begitu juga dengan adanya aturan jarak yang memaksa bisnis menutup layanan di lokasi tertentu.
  • Harga menu relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan tempat lain dengan layanan yang sama.
  • Saat penjualan tidak mencapai target dan pihak restoran harus tetap membayar kewajiban. Hal itu adalah tantangan besar bagi pengelola bisnis.
  • Biaya sewa tempat yang terlalu tinggi. Untuk menutup biaya sewa, maka harus menjual lebih banyak kuantitas.
  • Perubahan perilaku pasar dan tren baru yang bermunculan.
  • Pemilik restoran belum mengoptimalkan manajemen operasional dan manajemen SDM untuk mengelola bisnis.

Ada berbagai analisis yang dilakukan, khususnya dari aspek bisnis dan manajemen. Pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia sendiri juga sudah sudah merencanakan strategi untuk merangkul pelaku bisnis restoran.

Pelaku bisnis makanan dan minuman memang sewaktu-waktu harus siap untuk mengubah menu dan pelayanannya, bahkan mengubah model bisnisnya. Bagaimanapun, solusi konkret tetap berada di tangan pemilik bisnis itu sendiri.

industri F&B

Bagaimana Tren Masa Depan Bisnis F&B di Indonesia?

Pada umumnya, tren industri F&B di Indonesia tetap positif dengan permintaan masyarakat yang meningkat. Apalagi populasi penduduk juga bertambah.

Faktor peningkatan urbanisasi penduduk dari daerah ke kota juga mendukung pertumbuhan industri makanan dan minuman dengan konsep restoran atau kafe.

Di sisi lain, peningkatan kesadaran hidup sehat dan pilihan konsumen yang beralih ke toko ritel modern juga perlu dipertimbangkan.

Hal ini menjadi pemicu bagi pelaku bisnis untuk lebih kreatif menyajikan menu baru sambil tetap memperbaiki manajemen bisnis yang berjalan.

Kesimpulan

Pelaku bisnis di industri F&B tentunya selalu ingin memberi pelayanan yang maksimal untuk customer atau pelanggan yang datang.

Apakah saat ini Anda juga menjadi salah satu pelaku bisnis makanan dan minuman? Anda mungkin sudah menyadari dinamika dalam industri ini.

Karena itu, tim Anda tentunya harus cepat melayani dan merespon kebutuhan customer agar lebih puas dengan layanan yang diberikan.

Dengan demikian, bisnis Anda pun secara konsisten akan bertahan dan bahkan bisa bertumbuh lebih maju. Hal tersebut bisa didukung oleh teknologi yang tepat, sehingga tim Anda mampu bekerja lebih efisien.

Dengan pengelolaan kehadiran yang lebih efisien, tim Anda sudah selangkah lebih maju untuk memberi pelayanan bisnis yang baik. Jadi, Anda bersama tim lebih mudah menentukan langkah strategis agar tetap kompetitif di masa depan.

bg ads

Aplikasi Absensi Online

Gratis Trial 14 Hari