Tanggung Jawab Foreman dan Keterampilan yang Dibutuhkan

foreman

Daftar Isi

Operasional sehari-hari di tempat kerja tentunya membutuhkan pengawasan. Misalnya untuk memastikan proyek berjalan dengan cara yang aman dan efisien, dibutuhkan seorang foreman atau mandor.

Dalam suatu proyek pekerjaan konstruksi, mandor bertugas memimpin dan mengarahkan pekerja. Apakah foreman hanya berperan dalam pekerjaan konstruksi?

Lalu, keterampilan apa saja yang dibutuhkan foreman agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik? Simak penjelasan lengkap berikut ini.

Definisi dan Arti Kata Foreman

Berikut adalah penjelasan arti foreman dan asal usul kata (word history) dari foreman.

Penjelasan Singkat tentang Foreman

Di Indonesia, foreman dikenal sebagai mandor yang bekerja di bidang konstruksi. Di berbagai perusahaan, mereka juga dikenal sebagai supervisor konstruksi yang mengawasi lokasi konstruksi dan mengatur jadwal staf dan bangunan.

Bukan hanya di bidang konstruksi, tapi posisi foreman juga terdapat di industri seperti manufaktur, logistik, dan bahkan posisi manajemen.

Bukan hanya mengawasi hal teknis di lapangan, tugas foreman mencakup urusan budgeting pengeluaran untuk pekerja, persediaan atau peralatan, dan meninjau undang-undang dan peraturan untuk menjaga lingkungan kerja yang aman.

Asal-usul Kata Foreman dan Penggunaannya di Dunia Kerja

Menurut Merriam-Webster Dictionary, penggunaan istilah foreman pertama kali diketahui pada abad ke-15.

Istilah foreman berasal dari bahasa Jerman, yaitu dari kata fuhr yang berarti kereta, dan mann yang berarti manusia. Fuhr mann adalah seseorang yang terlibat dalam pekerjaan yang berhubungan dengan kereta.

Hal ini dapat mencakup tugas-tugas seperti mengangkut barang, mengoperasikan kereta kuda, atau mengawasi logistik umum unit transportasi.

Pada abad pertengahan, ketika sebagian besar barang diangkut dengan kuda dan kereta, foreman memainkan peran penting dalam memfasilitasi perdagangan.

Seiring berjalannya waktu, sebutan foreman berkembang melampaui arti aslinya dan dikaitkan dengan pengelolaan dan pengawasan tugas di industri yang lebih luas.

tugas foreman

Peran dan Tanggung Jawab Utama Foreman di Lapangan

Apa saja peran dan tanggung jawab foreman dan bagaimana kegiatan yang dilakukan setiap hari?

Tugas Utama yang Dijalankan Foreman

  • Mengkoordinasikan tugas sehari-hari sesuai dengan prioritas dan rencana, membuat perubahan bila diperlukan karena pasokan, pengiriman, personel, dan kondisi eksternal lainnya
  • Mendelegasikan tanggung jawab dan proyek individu kepada anggota tim dan kontraktor
  • Merekrut, mempekerjakan, melatih, mengelola dan membimbing karyawan dan kontraktor
  • Menyediakan sumber daya dan staf yang memadai untuk memenuhi jadwal proyek, undang-undang, peraturan, SOP, dan kebutuhan keselamatan
  • Menekankan penggunaan peralatan, mesin dan peralatan secara aman sambil memberikan pelatihan tentang perlengkapan keselamatan
  • Mengembangkan dan mengelola anggaran proyek dan standar kualitas untuk semua lokasi
  • Jika terjadi konflik atau miskomunikasi, foreman mendorong penyelesaian dengan cepat dan damai
  • Secara rutin melaporkan status proyek kepada manajer proyek, insinyur di lokasi, dan pimpinan lainnya

Contoh Pekerjaan Harian Foreman

Berikut adalah contoh kegiatan sehari-hari seorang foreman di industri konstruksi atau proyek bangunan;

  • 06:30 - 07:30: Persiapan perjalanan ke lokasi proyek. Foreman memastikan membawa semua perlengkapan yang diperlukan.
  • 07:30 - 07:45: Briefing pagi, evaluasi pekerjaan hari sebelumnya, membahas target harian, dan memastikan semua pekerja memahami tugasnya masing-masing.
  • 07:45 - 09:00: Inspeksi area kerja, memastikan keamanan lokasi kerja, alat-alat dalam kondisi baik, dan pekerja mematuhi standar keselamatan.
  • 09.00 - 10.00: Menangani masalah yang mulai muncul, seperti kekurangan bahan dan kesalahan konstruksi kemudian mencari solusi cepat untuk memastikan kelancaran proyek.
  • 10.00 - 10.15: Istirahat pagi bersama para pekerja, untuk ambil minum atau makanan ringan.
  • 10:15 - 12:00: Kembali bekerja, foreman melakukan pengawasan dan koordinasi dengan pihak terkait.
  • 12.00 - 13.00: Istirahat untuk makan siang dan ibadah.
  • 13.00 - 15.00: Memberi pelatihan kepada pekerja baru tentang prosedur keselamatan kerja, atau memberi pembinaan kepada pekerja lama tentang peningkatan keterampilan.
  • 15.00 - 16.00: Meeting dengan manajer proyek untuk membahas kemajuan, kendala, dan rencana ke depan.

Dalam beberapa situasi, foreman mungkin juga harus siap siaga di luar jam kerja jika terjadi masalah mendesak.

Keterampilan dan Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Foreman

Untuk memaksimalkan efisiensi dan produktivitas, penting bagi foreman untuk memiliki keterampilan dan kompetensi khusus. Keterampilan yang dibutuhkan mencakup hal teknis dan analitis seperti berikut;

  • Mampu memimpin, mengarahkan, dan memotivasi timnya
  • Memiliki pengetahuan teknis tentang pekerjaan yang diawasi
  • Berkomunikasi secara efektif kepada pekerja dan manajemen
  • Mendengarkan dengan baik dan menyampaikan instruksi dengan tepat
  • Mengelola waktu dengan baik untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana
  • Identifikasi masalah yang muncul di lapangan dan mencari solusi yang efektif
  • Mengambil keputusan dengan cepat dan tepat
  • Memahami dan menerapkan standar keselamatan kerja
  • Mengelola dokumen administrasi dan laporan terkait proyek
  • Mampu beradaptasi jika terjadi perubahan situasi di lapangan
  • Menjadi foreman seringkali menuntut kemampuan fisik, membutuhkan kekuatan dan stamina tingkat tinggi untuk mengoperasikan mesin, mengangkat barang berat dan mengangkut bahan dan peralatan.
  • Mengelola stres, karena bidang konstruksi dapat menjadi lingkungan dengan tekanan tinggi, bekerja dalam suhu ekstrem (terutama panas) dan mengelola berbagai pekerja sekaligus.

Foreman Juga Harus Punya Keterampilan Manajerial dan Kepemimpinan

Foreman bukan hanya menjadi pengawas lapangan untuk hal teknis, tapi juga sebagai pemimpin tim yang bertanggung jawab memastikan keberhasilan operasional proyek. Itulah mengapa, keterampilan manajerial dan kepemimpinan sangat dibutuhkan.

Dengan skill kepemimpinan yang baik, foreman dapat memotivasi tim untuk bekerja dengan semangat dan efisiensi yang tinggi.

Keterampilan manajerial membantu foreman memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan dan kualitas yang diharapkan.

Jalur Pendidikan dan Sertifikasi yang Dibutuhkan untuk Menjadi Foreman

Apakah foreman wajib memiliki pendidikan formal di jurusan tertentu dan sertifikasi khusus?

Rekomendasi Pendidikan Formal yang Relevan

Menurut studi dari Zippia, jenjang karir foreman umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun.

  • Tahun 1-4 adalah untuk memperoleh gelar sarjana di bidang yang relevan, misalnya manajemen konstruksi, teknik, atau disiplin ilmu lain yang relevan.
  • Tahun 5-6 untuk mengumpulkan pengalaman kerja yang diperlukan.
  • Mandor konstruksi membutuhkan 1-2 tahun pengalaman di bidang konstruksi atau bidang terkait. Selama durasi tersebut, mereka juga dapat menerima pelatihan kerja, yang biasanya berlangsung selama 6-12 bulan.

Meskipun tidak semua posisi foreman memerlukan pendidikan formal, ijazah sekolah menengah atas biasanya merupakan persyaratan minimum. Beberapa perusahaan lebih memilih kandidat dengan gelar associate di bidang seperti manajemen konstruksi, teknologi industri, atau bidang lain yang sesuai bidang industri.

Pelatihan dan Sertifikasi Foreman

Sertifikasi foreman memungkinkan pencari kerja untuk menunjukkan kompetensi mereka kepada pemberi kerja. Namun tidak semua sertifikasi memberikan nilai yang sama bagi pencari kerja.

1. OSHA Safety Certificate

Tujuannya adalah untuk memastikan kondisi kerja yang aman bagi pekerja dengan menetapkan dan menegakkan standar serta memberikan pelatihan, penjangkauan, pendidikan dan bantuan.

Sertifikasi OSHA adalah sertifikat kompetensi resmi yang diterbitkan sesuai dengan Occupational Safety and Health Act 1970.

2. EPA Amusement Operators Safety Certification (EPA)

Ini adalah program keselamatan khusus peralatan yang komprehensif yang dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh kepada operator dan karyawannya tentang praktik manajemen risiko terbaik.

Foreman yang memiliki sertifikasi ini diharapkan dapat mengantisipasi kecelakaan industri, mulai dari menyoroti potensi masalah dengan teknik manajemen risiko yang tepat.

3. Certified Construction Manager (CCM)

Sertifikasi Certified Construction Manager (CCM) menandakan bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan pendidikan, pengalaman, dan ujian tertentu, yang menunjukkan kemampuan mereka untuk mengelola dan mengawasi proyek konstruksi secara efektif.

4. Operator Certification

Operator Certification adalah program pelatihan intensif enam hari yang melatih operator tentang aplikasi dan teknik yang benar untuk pengoperasian peralatan penggergajian dan pengeboran yang aman dan kompeten.

5. Sertifikasi Six Sigma (Green Belt atau Black Belt)

Six Sigma berfokus pada teknik dan metodologi untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses. Sertifikasi ini bermanfaat bagi foreman dalam mengawasi dan meningkatkan kualitas pekerjaan.

Menghadapi Tantangan di Lapangan sebagai Seorang Foreman

Dalam menjalani tugas sebagai foreman atau mandor di lapangan, tentu akan ada banyak tantangan.

Tantangan yang Dihadapi oleh Foreman

1. Menyeimbangkan Tugas Administratif dan Tugas Lapangan

Foreman sering kali harus mengurus dokumen, penjadwalan, dan tugas administratif lainnya dengan pekerjaan langsung dalam mengawasi lokasi atau proyek konstruksi. Tindakan penyeimbangan ini dapat memakan waktu dan menimbulkan stres.

2. Menjaga Kontrol Kualitas

Memastikan bahwa pekerjaan memenuhi standar dan spesifikasi yang disyaratkan adalah hal yang penting. Foreman perlu melakukan inspeksi rutin dan segera mengatasi masalah kualitas apa pun untuk menghindari pengerjaan ulang yang mahal.

3. Menangani Masalah Peralatan dan Material

Memastikan bahwa peralatan, perlengkapan, dan bahan yang diperlukan tersedia dan dalam kondisi kerja yang baik merupakan tantangan yang terus-menerus. Hal ini termasuk mengoordinasikan pengiriman, mengelola inventaris, dan mengatasi malfungsi atau kekurangan dengan segera.

4. Manajemen Waktu dan Jadwal Kerja yang Terbatas

Foreman harus mengawasi jadwal kerja untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan selesai tepat waktu. Keterlambatan dapat menyebabkan biaya tambahan dan ketidakpuasan klien.

Tips dan Trik untuk Mengatasi Tantangan

1. Buat Sistem dan Prosedur yang Efisien

Prosedur yang efisien bisa diterapkan, misal dengan cara delegasi tugas, otomatisasi pekerjaan administratif, dan membuat prioritas jadwal harian. Lakukan tinjauan rutin terhadap waktu yang dihabiskan untuk setiap tugas.

2. Libatkan Tim untuk Menjaga Standar Kualitas

Sebelumnya, buat rencana yang mencakup standar kualitas, metode pengujian, prosedur inspeksi, dan dokumentasi yang dibutuhkan. Pastikan juga, bahwa semua anggota tim memahami standar kualitas yang diharapkan.

Manfaatkan teknologi seperti aplikasi manajemen proyek dan alat pengawasan kualitas digital untuk memantau progres dan kualitas pekerjaan.

3. Pengujian Material dan Proses

Lakukan pengujian material sebelum digunakan dalam proyek. Pastikan material memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Selain itu, uji juga proses konstruksi untuk memastikan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan standar kualitas.

4. Fokus pada Detail

Ajarkan tim untuk selalu fokus pada detail. Kualitas sering kali bergantung pada hal-hal kecil yang jika diabaikan, dapat menyebabkan masalah besar. Inspeksi detail dan perhatian terhadap hal-hal kecil sangat penting.

Kisah Sukses: Pengalaman Seorang Foreman dalam Mengelola Proyek Besar

Ada banyak kisah sukses foreman yang terjadi, meskipun tidak terdokumentasikan. Layaknya kisah sukses di bidang apapun, kita pun dapat mengambil inspirasi yang berguna dari pekerjaan foreman.

Seperti yang dilakukan oleh Jason Schroeder, owner perusahaan konsultan di bidang konstruksi Lead Consultant at Elevate Construction IST.

Jason Schroeder adalah mantan Operator Lapangan dan Direktur Proyek. Dia telah bekerja sebagai pemimpin konstruksi selama 22 tahun. Dari pengalaman puluhan tahun sebagai foreman, Jason membagikan pemikiran dan cerita pengalamannya melalui leanconstructionblog.com.

Seperti dikutip dari artikel berjudul Winning in Preconstruction, berikut adalah beberapa insight penting untuk bekerja di konstruksi.

"Kita tidak menang dalam proyek, kita menang dalam pra-konstruksi. Jenderal terhebat dalam sejarah akan memenangkan perang sebelum berperang. Ini adalah salah satu konsep utama yang disajikan dalam buku The Art of War (Sun Tzu).

Terkadang akan sangat membantu jika melihat konstruksi seperti perang. Orang-orang di lokasi konstruksi berperang setiap hari. Segala sesuatu di proyek itu bisa membunuh atau melukai mereka. Peralatan bergerak, derek, ruang terbatas, sistem energi, dan bahan kimia, semuanya mengancam nyawa pekerja kita."

Jadi apa yang bisa kita lakukan? Sebelum banyak rencana proyek yang dilakukan, yang sangat urgent adalah perencanaan yang sedetail mungkin. Rencana mendahului semua aspek proyek lainnya.

Jika tidak menginvestasikan waktu untuk merencanakan atau menyiapkan proyek dengan benar, Anda mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memperbaiki masalah yang muncul.

Teknologi dan Alat Bantu yang Memudahkan Pekerjaan Foreman

Banyak aplikasi atau software yang menjadi alat bantu pekerjaan sehari-hari foreman. Berikut adalah rekomendasinya.

1. Aplikasi Project Management

Alokasi dan pengelolaan sumber daya yang tepat seperti tenaga kerja, material, dan peralatan sangat penting dalam konstruksi. Aplikasi manajemen proyek membantu menugaskan, melacak, dan memantau tugas secara efisien.

2. Aplikasi Manajemen Keselamatan

Fungsinya adalah untuk memastikan kepatuhan pada standar keselamatan kerja, serta membantu melacak dan mengelola pelatihan keselamatan di lapangan.

3. Manajemen Peralatan dan Aset

Dengan aplikasi manajemen peralatan dan aset, foreman dapat menjadwalkan pemeliharaan rutin dan preventif untuk peralatan, yang mengurangi risiko kerusakan peralatan. Ini juga mengurangi biaya perbaikan tidak terduga dan meningkatkan keselamatan di lokasi kerja.

4. Aplikasi Penjadwalan (Scheduling) dan Pelacakan Waktu (Time Tracking)

Tools ini membantu memastikan bahwa pekerjaan proyek dilakukan dengan urutan yang tepat dan pada waktu yang tepat, tidak terjadi bentrokan dan penundaan, serta bisa dipantau secara real time.

5. Aplikasi Absensi Online untuk Pekerja Konstruksi

Dengan aplikasi absensi, foreman, manajer, atau supervisor tidak lagi sibuk mencatat kehadiran secara manual. Manajer proyek dapat melihat siapa yang hadir di lokasi kerja dan siapa yang tidak.

Bahkan, jika lokasi proyek mengalami kendala jaringan internet, pekerja masih tetap dapat menggunakan solusi absensi offline seperti solusi yang ditawarkan Pintu Kerjoo.

foreman

FAQ (Frequently Asked Questions) tentang Pekerjaan Foreman

- Apa perbedaan foreman dan supervisor?

Foreman lebih fokus kepada pengelolaan operasional harian, seperti manajemen tenaga kerja, perencanaan operasional, dan pemeliharaan peralatan. Supervisor lebih fokus ke aspek manajerial, administratif, dan pengawasan kinerja tim.

- Berapa gaji foreman atau mandor di Indonesia?

Rata-rata gaji foreman di Indonesia adalah antara Rp5,1 - Rp8,9 juta.

- Seperti apa jenjang karir foreman?

Jenjang karir foreman di industri konstruksi umumnya dimulai dari posisi entry-level sebagai pekerja lapangan, teknisi (skilled labor), pengawas, manajer proyek, atau posisi kepemimpinan lainnya.

Kesimpulan

Untuk menjadi sukses sebagai foreman, maka dibutuhkan skill kepemimpinan yang sangat baik dan pengalaman dengan manajemen proyek. Foreman yang baik dapat mendelegasikan tugas kepada pekerja untuk memastikan bahwa tenggat waktu dipenuhi sambil tetap memenuhi standar keselamatan.







bg ads

Aplikasi Absensi Online

Gratis Trial 14 Hari