Di berbagai kegiatan seperti wawancara, seminar, hingga penulisan artikel, kita sering mendengar istilah narasumber.
Tapi, sebenarnya narasumber adalah siapa? Apa perannya, dan kenapa keberadaannya penting dalam menyampaikan informasi yang akurat?
Narasumber adalah individu yang menjadi perwakilan institusi ataupun diri sendiri untuk menyampaikan informasi.
Informasi ini dapat meliputi peristiwa ataupun situasi yang dapat dipertanggung jawabankan kepada khalayak umum.
Narasumber umumnya akan ditanya oleh pewawancara mengenai suatu masalah atau fenomena aktual.
Pernyataan dari narasumber inilah yang nantinya akan disebarluaskan kepada publik sebagai informasi yang terpercaya.
Tugas Narasumber
Tugas narasumber adalah memberikan informasi kredibel mengenai suatu peristiwa atau isu tertentu.
Narasumber harus memberikan informasi berdasarkan fakta, dan bukan karangannya sendiri. Tugas narasumber diantaranya:
- Menceritakan kronologi sebenarnya-benarnya dan tidak dibuat-buat.
- Informasi dari narasumber adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan.
- Memberikan informasi tanpa adanya unsur paksaan.
Selain itu, narasumber haruslah mempunyai wawasan yang luas serta cukup guna memberikan informasi yang dibutuhkan di dalam suatu berita.
Syarat Menjadi Seorang Narasumber

Supaya proses penyampaian informasi optimal dan aktual, syarat narasumber adalah sebagai berikut.
- Memahami tentang informasi yang akan disampaikan.
- Disiplin waktu.
- Dapat menghargai pewawancara.
- Mampu memberikan informasi secara jelas dan menarik.
- Memiliki keahlian komunikasi supaya wawancara interaktif.
- Objektif serta dapat bersikap netral.
- Santun dalam bertutur kata.
Macam-Macam Narasumber

Ada beberapa macam atau jenis narasumber seperti :
1. Ilmuwan
lmuwan merupakan narasumber yang mengejar kebenaran baru, yang belum ditemukan sebelumnya serta mempunyai kepentingan untuk menyampaikan kebenaran baru yang ditemukan.
Mereka mencari jawaban dari penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian, kemudian hasilnya akan diteliti kembali secara cermat oleh ilmuwan-ilmuwan lain.
Ilmuwan baru benar-benar ingin mempublikasikan hasil penelitiannya apabila sudah diyakini kebenarannya, itulah alasan mengapa para wartawan menaruh perhatian pada jurnal-jurnal ilmiah.
2. Birokrat
Seorang birokrat merupakan orang yang dalam melaksanakan tugas harus memperoleh kerjasama dari publik, dalam hal ini birokrat memperoleh kerjasama melalui media.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang menjadi bagian sebuah institusi dan memiliki kompetensi untuk menjelaskan apa yang tengah terjadi terkait hal yang dinaungi oleh institusi tersebut misal Kominfo untuk urusan informasi dan komunikasi.
Birokrat mengharapkan media dapat memahami mengenai hal-hal apa saja yang perlu diketahui oleh publik. Birokrat juga mengetahui tentang apa saja yang perlu diketahui oleh publik.
Selain itu, birokrat itu juga memahami apabila suatu saat di masa mendatang kemungkinan akan memerlukan seorang wartawan untuk masuk media ketika berada dalam keadaan darurat.
3. Politisi
Narasumber adalah perwakilan institusi ataupun diri sendiri. Dalam hal ini politisi dapat menjadi narasumber yang mewakili diri sendiri untuk menanggapi isu tertentu.
Politisi mempunyai motivasi yang cukup berbeda daripada narasumber lain dalam mencari perhatian publik melalui media. Mereka akan berusaha meniti tangga kepemimpinan institusi sosial atau mengubah institusi.
Politisi berusaha bergerak maju menghadapi oposisi atau lawan. Untuk bergerak maju, politisi perlu merebut opini publik yang positif melalui media.
Politisi akan berusaha menarik dan merebut perhatian wartawan. Begitu pula dengan politisi lawan. Reporter dan media akan berusaha mendamaikan kedua kubu politisi serta memeriksa apa yang datang dari kedua kubu politisi sekaligus memeriksa apa yang diklaim oleh keduanya.
Maka dari itu, seorang wartawan harus menghindari sifat subjektif. Jika terdapat subjektivitas maka pihak yang menjadi favorit dapat memanipulasi pemberitaan.
4. Anggota Organisasi
Jenis narasumber berikutnya yaitu anggota yang tidak puas dalam sebuah lembaga atau organisasi.
Narasumber adalah individu yang memiliki informasi atau pengalaman langsung terkait suatu peristiwa atau isu.
Dalam hal ini, anggota organisasi yang tidak puas ini bisa menjadi sumber yang sangat berharga.
Narasumber jenis ini seringkali digunakan dalam reportase investigatif.
Selain itu, sumber-sumber semacam ini juga penting digunakan pada reportase interpretatif, karena mereka dapat memberikan pandangan tentang kelemahan-kelemahan yang terdapat pada institusi.
5. Pengejar Publisitas
Narasumber berikutnya adalah pengejar publisitas atau publicity seeker. Pengejar publisitas akan berusaha menempatkan diri dalam berbagai media massa seperti redaksi media online atau surat kabar.
Umumnya pengejar publisitas akan memberikan pandangan atau interpretasi yang tajam mengenai suatu isu serta memberi informasi yang bermanfaat.
6. Pejabat Humas
Bagi seorang wartawan interpretatif, sumber resmi yang bernama pejabat humas (hubungan masyarakat) amat penting. Orang ini mencurahkan sebagian besar waktunya untuk memikirkan dalam-dalam tentang kebijakan-kebijakan, tindakan-tindakan dan rencana-rencana instansi.
Di dalamnya ada banyak sekali informasi dan membuka pintu lebar-lebar untuk menyediakan banyak sekali informasi dan membuka pintu lebar-lebar untuk mempertemukan wartawan dengan pejabat-pejabat yang berwenang asalkan hasil liputannya seperti yang mereka inginkan.
Pejabat humas merupakan narasumber yang dapat membawa kenarasumber-narasumber lain. Ia juga dapat memberikan informasi serta merespon interpretasi tentang isu-isu tertentu dengan pemahaman mendalam.
7. Sumber Anonim
Sumber berita bisa saja membahayakan atau menimbulkan kerugian bagi wartawan atau media, terutama ketika narasumber adalah pihak anonim yang tidak mau disebutkan namanya.
Sumber anonim ini disebut juga sumber buta (blind source). Pendukung prinsip kerahasiaan mengatakan bahwa bila wartawan tidak bisa menjanjikan proteksi, banyak orang yang tidak mau bicara.
Bila Anda memberitakannya ketika hakim memerintahkan untuk mengungkapkan sumber rahasia, sumber-sumber lain akan bungkam.
Pemakaian sumber anonim untuk menyampaikan suatu opini tentang orang lain perlu dihindari. Selain itu, seorang wartawan tidak dapat memakai sumber anonim sebagai kutipan pertama pada sebuah berita.
Identitas Sumber Informasi

Perlu digaris bawahi apabila mutu suatu informasi dapat ditentukan oleh sumber. Siapa atau apa yang menjadi sumber itu harus jelas sehingga pembaca dapat menilai sendiri.
Nama Narasumber
Nama narasumber harus dicantumkan, termasuk identitas pribadi, riwayat pendidikan, apa kemampuan, keahlian, atau keterampilan narasumber itu.
Apabila sumber berupa buku, catatan, dokumen itupun harus disebutkan. Pencantuman nama sumber tidak membuktikan bahwa apa yang dikatakannya itu selalu benar.
Hal tersebut menjadi tanggung jawab wartawan untuk memastikan kredibilitas narasumber dan melakukan cek ulang mengenai perkatakan sumber.
Wartawan yang sangat memeperhatikan kebenaran tidak akan berhenti sampai pada pencantuman nama sumber saja, namun seringkali wartawan dapat terhalang oleh tekanan deadline saat akan bergerak lebih jauh untuk memverifikasi sumber-sumber tersebut.
Harus Ada Verifikasi
Walaupun begitu, tetap harus ada verifikasi rutin tertentu yang harus dilakukan wartawan.
Proses verifikasi dapat dilakukan dengan mengecek nama, informasi latar belakang, dan informasi-informasi yang meragukan.
Jika narasumber adalah seseorang yang tidak mau disebut identitasnya secara penuh, maka harus dijelaskan alasannya.
Apakah narasumber khawatir kehilangan pekerjaan, merasa keselamatannya atau keluarganya terancam, atau alasan lainnya.
Penting juga untuk mengetahui apa motif narasumber tersebut tidak ingin disebutkan namanya.
Selain itu, semua wartawan Indonesia harus selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Selanjutnya, sesuai dengan pasal 2 Kode Etik Jurnalistik yang berbunyi : “Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.” Penafsiran pasal tersebut adalah :
- menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
- menghormati hak privasi;
- tidak menyuap;
- menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
- rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
- menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
- tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
- penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
Secara sederhana, narasumber adalah individu yang menjadi sumber informasi penting dalam berbagai konteks, mulai dari jurnalistik, pendidikan, hingga riset.
Oleh karena itu, tugas utama narasumber adalah memberikan informasi akurat yang dapat dipertanggung jawabkan.
Memahami siapa saja yang bisa menjadi narasumber, apa saja tugas dan syaratnya, serta etika enggali informasi akan membantu kita mendapatkan informasi yang lebih akurat dan berimbang.
Jadi, jika kamu sedang mencari data yang kredibel, pastikan narasumber adalah orang yang tepat dan terpercaya.