Kenali Fenomena Employee Attrition Pada Karyawan Anda
Tahukah Anda tentang istilah employee attrition? Tidak jauh berbeda dengan turnover karyawan, ternyata attrition juga penting di dunia HR.
Daftar Isi
Tahukah Anda tentang istilah employee attrition? Tidak jauh berbeda dengan turnover karyawan, ternyata attrition juga penting di dunia HR.
Attrition dan turnover adalah istilah terkait dalam bidang HR dan sering digabungkan, sehingga terkadang keduanya dianggap sama. Pada intinya, istilah ini mengacu pada proses di mana karyawan meninggalkan perusahaan.
Employee attrition adalah istilah yang sering digunakan di dalam bidang sumber daya manusia (human resource) dan manajemen bakat (talent management). Istilah tersebut berkaitan dengan proses perampingan tenaga kerja suatu perusahaan.
Pengertian Employee Attrition
Employee attrition adalah pengurangan karyawan secara sukarela secara bertahap (melalui pengunduran diri dan pensiun) yang tidak kemudian diganti. Ini berarti bahwa attrition mengurangi jumlah tenaga kerja.
Mengapa terjadi attrition di perusahaan? Menurut survey yang dilakukan oleh AceNgage, berikut hasilnya;
- 68% karyawan keluar karena faktor yang dapat dikendalikan
- 72% karyawan mengaku tidak puas dengan kualitas upaya retensi
- 37% attrition karyawan karena manajer langsung mereka
- 3 dari 10 kandidat tidak bergabung dengan perusahaan meskipun menerima tawaran
- 61% manajer menyatakan bahwa mereka membutuhkan pelatihan di bidang penilaian, promosi, dan komunikasi terkait gaji
Sebelum melanjutkan, Anda bisa melihat panduan seputar HR yang dapat membantu Anda mencegah pengurangan karyawan.
Penyebab Terjadinya Employee Attrition
Ada banyak penyebab employee attrition, tetapi berikut adalah beberapa contoh paling umum mengapa hal itu terjadi:
- Praktik yang tidak adil pada tenaga kerja
- Ketiadaan ruang untuk tumbuh dan berkembang dalam karir
- Kurangnya keseimbangan kehidupan kerja dan personal (work life balance)
- Kurangnya pengakuan dan apresiasi kepada karyawan
- Manajemen yang kurang baik
- Kondisi kerja yang toxic
- Karyawan mengikuti rekrutmen di organisasi lain
Secara umum, penyebabnya tidak jauh berbeda dengan penyebab turnover karyawan. Meskipun sebenarnya juga ada beberapa perbedaan antara keduanya. Pada poin berikutnya juga akan kita bahas tentang perbedaan attrition dan turnover.
Yang perlu diketahui, ukuran jumlah orang yang keluar dari suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu dapat diukur secara objektif. Attrition rate digunakan untuk mengukur tingkat karyawan meninggalkan perusahaan.
Rumusnya adalah seperti berikut:
Attrition rate = [(Jumlah karyawan yang meninggalkan) : (jumlah karyawan keseluruhan)] × 100
Attrition yang tinggi secara signifikan meningkatkan biaya bagi perusahaan. Ketika jumlahnya tinggi, pemberi kerja kehilangan banyak uang yang diinvestasikan untuk perekrutan, seleksi, orientasi, pelatihan karyawan, dll.
Selain itu, ada juga biaya yang terkait dengan pembukaan posisi yang mengakibatkan produktivitas lebih rendah terkait dengan kepergian karyawan Anda secara sukarela.
Secara umum, perusahaan harus berusaha untuk memiliki attrition rate yang rendah. Organisasi yang sehat memiliki attrition rate 10% atau kurang agar kondisi tenaga kerja di dalamnya stabil.
Perbedaan Attrition dan Turnover Karyawan
Setelah memahami penjelasannya, maka berikut ini saatnya Anda ketahui juga perbedaan attrition dan turnover karyawan.
1. Keputusan dari Pemberi Kerja
Perbedaan utama antara turnover dan attrition adalah apakah pemberi kerja berencana mengganti karyawan yang pergi.
Ketika sebuah organisasi mengalami turnover, pemberi kerja bermaksud untuk mencari pengganti karyawan yang keluar agar mereka dapat mengisi kembali posisi tersebut.
Saat attrition terjadi, pemberi kerja dapat memilih untuk tidak mencari pengganti, atau mereka dapat menghapus posisi tersebut seluruhnya.
2. Dari Segi Sumber Daya atau Biaya
Meskipun kedua metrik itu penting, sebuah organisasi cenderung lebih memperhatikan data tentang tingkat turnover karyawan dibandingkan attrition.
Ini karena perusahaan perlu menginvestasikan sumber daya atau biaya untuk mengganti karyawan ketika terjadi turnover yang tinggi.
Untuk memastikan perusahaan menggunakan sumber dayanya dengan bijak, maka HR dapat menganalisis tingkat turnover dan menentukan alasan umum kepergian untuk meningkatkan retensi karyawan. Sementara itu, employee attrition masih relatif hemat dari segi biaya.
3. Manfaat (Benefit)
Employee turnover dan employee attrition dapat memberi manfaat bagi perusahaan dengan cara yang berbeda. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari turnover:
- Organisasi dapat menyeleksi karyawan yang sejalan dengan budaya perusahaan.
- Perusahaan dapat mempekerjakan karyawan yang lebih efektif.
- Pemberi kerja dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang menyebabkan karyawan keluar.
Sebagai perbandingan, berikut adalah beberapa manfaat dari employee attrition:
- Perusahaan dapat memberikan tugas baru kepada karyawan lainnya dan mengalihkan sumber daya yang dialokasikan untuk posisi tersebut di dalam organisasi.
- Perusahaan dapat mengurangi biaya untuk mengelola karyawan.
- Ketika karyawan keluar dari perusahaan secara sukarela, biaya tenaga kerja di perusahaan berkurang yang dapat dialokasikan ke area lain.
4. Tantangan
Turnover dan attrition mungkin menantang bagi perusahaan, tetapi Anda dapat membantu organisasi mempersiapkan diri dengan membuat rencana untuk karyawan yang akan keluar.
Beberapa masalah yang perlu diatasi perusahaan saat mengelola perputaran karyawan meliputi:
- Penggunaan sumber daya untuk mengganti karyawan.
- Melatih karyawan baru.
- Menentukan penyebab utama dari employee turnover.
Sebaliknya, perusahaan mungkin mengalami tantangan terkait dengan employee attrition:
- Tenaga kerja berkurang
- Beberapa karyawan produktif pensiun
- Perubahan beban kerja untuk karyawan yang tersisa
Bagaimana Cara Mengatasi Terjadinya Employee Attrition?
1. Komunikasi secara Efektif
Untuk mengatasi employee attrition di perusahaan, penting sekali agar tim HR sering berkomunikasi dengan karyawan.
Anda dapat melakukannya dengan mendorong karyawan di tempat kerja dan meminta umpan balik secara teratur. Hal ini dapat membantu perusahaan mempertahankan karyawan dan mengurangi biaya.
Jika karyawan memilih untuk keluar, komunikasi rutin juga dapat membantu memahami alasan mereka. Perusahaan dapat mendorong anggota staf lain untuk bertahan dalam jangka panjang.
2. Tingkatkan Employee Engagement
Keterlibatan karyawan (employee engagement) membantu mengatasi turnover dan attrition karena dapat memotivasi mereka untuk bertahan.
Perusahaan dapat meningkatkan keterlibatan karyawan dengan membina lingkungan kerja yang positif, membangun hubungan yang kuat dengan karyawan, dan apresiasi untuk tim.
Hal ini dapat membantu memastikan bahwa karyawan bersemangat dan berdedikasi pada peran mereka.
3. Tetapkan Ekspektasi yang Realistis
Salah satu penyebab paling umum dari employee attrition adalah karena karyawan salah memahami ekspektasi dari pekerjaan mereka.
Jadi, pastikan bahwa semua karyawan baru diberi instruksi yang jelas tentang tanggung jawab dan fungsi pekerjaan mereka sehari-hari.
Begitu juga untuk evaluasi pekerjaan yang mereka lakukan. Buat sistem yang efisien di perusahaan yang terukur dan memiliki standar yang jelas.
Kesimpulan
Employee attrition terjadi ketika seorang karyawan keluar secara sukarela dan perusahaan memilih untuk tidak mengisi peran mereka.
Hal ini tidak selalu berdampak buruk pada perusahaan. Yang terpenting, attrition rate tidak melebihi batas toleransi agar perusahaan tetap sehat.
Untuk para pemilik bisnis atau departemen HR yang ingin meningkatkan efisiensi kinerja karyawan, sebaiknya memperhatikan beberapa aspek penting.
Apalagi ketika tren telah berubah, khususnya yang berkaitan dengan teknologi untuk mengelola tim.
Penggunaan aplikasi absensi online seperti Kerjoo terbukti bisa memudahkan perusahaan untuk mengelola karyawan. Anda bisa berkonsultasi dengan tim keren Kerjoo.com untuk melihat detail layanannya.
Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari