6 Jenis Teori Manajemen dan Penerapannya dalam Organisasi
Teori manajemen sudah berkembang dan digunakan sejak manajemen menjadi bagian standar dari praktik bisnis. Sementara teori-teori manajamen lama masih relevan, teori-teori manajemen baru terus dikembangkan agar dapat mengikuti tren bisnis saat ini.
Daftar Isi
Teori manajemen sudah berkembang dan digunakan sejak manajemen menjadi bagian standar dari praktik bisnis. Sementara teori-teori manajamen lama masih relevan, teori-teori manajemen baru terus dikembangkan agar dapat mengikuti tren bisnis saat ini.
Secara harfiah manajemen merupakan suatu proses yang dilakukan agar tujuan dapat dicapai secara teratur serta terarah. Manajemen memang diperlukan dalam segala aspek kehidupan kita. Baik itu manajemen untuk kegiatan individu atau kelompok.
Seorang manajer dalam organisasi atau bisnis memiliki peran dalam memotivasi karyawan, membuat keputusan, mengalokasikan sumber daya serta menegosiasikan kesepakatan.
Sedangkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata manajemen memiliki makna penggunaan sumber daya efektif untuk mencapai sasaran.
Berikut Adalah Berapa Teori Seputar Manajemen
- Teori Frederick W. Taylor adalah teori manajemen ilmiah.
- Teori Henri Fayol adalah teori manajemen administratif.
- Teori Max Weber adalah teori manajemen birokratis.
- Teori Elton Mayo adalah teori manajemen yang didasarkan pada hubungan manusia.
- Teori Ludwig von Bertalanffy adalah teori manajemen sistemik.
- Teori Douglas McGregor adalah teori manajemen didasarkan pada berbagai jenis pekerja.
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan untuk mengelola suatu kelompok atau organisasi. Untuk memimpin bisnis dengan benar, kita perlu menarik karyawan dengan berbagai metode, seperti insentif emosional dan finansial.
Manajemen sendiri adalah bidang yang terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Sebagian besar tempat kerja modern menggunakan berbagai teori manajemen agar dapat memastikan output karyawan yang optimal.
Terdapat beberapa teori dan strategi manajemen terkenal yang telah dipelajari oleh selama beberapa dekade belakangan.
Teori Manajemen Ilmiah (Frederick W. Taylor)
Teori manajemen ilmiah dari Taylor mengajukan beberapa pertanyaan menarik seputar efisiensi proses kerja. Taylor sendiri merupakan seorang insinyur dan dia melakukan eksperimen dengan berbagai cara untuk menentukan cara paling efisien dan efektif dalam menyelesaikan tugas.
Teori manajemen ilmiah bertujuan untuk membuat pekerjaan bisa selesai secara lebih efisien. Sayangnya, teori itu juga memiliki beberapa kekurangan. Taylor menciptakan empat prinsip teori manajemen ilmiahnya.
Pertama, setiap tugas harus dipelajari agar dapat menentukan cara yang paling efisien untuk melakukan tugas tersebut. Hal tersebut mengganggu proses kerja tradisional.
Kedua, pekerja harus disesuaikan dengan pekerjaan yang sesuai kemampuan dan motivasi mereka.
Ketiga, pekerja harus dipantau dengan ketat untuk memastikan mereka hanya mengikuti praktik kerja terbaik.
Keempat, manajer harus meluangkan waktu melatih karyawan dan merencanakan kebutuhan untuk masa depan.
Ada beberapa hal positif dari teori manajemen ilmiah seperti memaksimalkan efisiensi adalah ide bagus. Menugaskan pekerja untuk pekerjaan berdasarkan kemampuan dan tingkat motivasi mereka juga suatu ide menarik yang dapat memiliki efek menguntungkan di beberapa bidang.
Kelemahan utama dari teori manajemen ilmiah yaitu penekanan pada kerja tim. Fokus yang luar biasa pada tugas-tugas spesifik dan individual dapat menghilangkan pemecahan masalah yang kreatif serta membuat kerja tim menjadi tidak berkembang.
Teori manajemen ilmiah juga mendorong manajemen mikro yang bisa membuat karyawan masa kini menjadi tidak nyaman.
Teori Manajemen Administrasi (Henri Fayol)
Fayol mengembangkan sebanyak 6 fungsi manajemen administrasi yang bekerja bersama dengan 14 prinsip manajemen. Keenam fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
- Peramalan (Forecasting)
- Perencanaan (Planning)
- Pengorganisasian (Organizing)
- Perintah (Commanding)
- Koordinasi (Coordinating)
- Mengontrol (Controlling)
Terkadang beberapa orang akan menggabungkan peramalan dan perencanaan menjadi satu fungsi, untuk menyederhanakan teori menjadi lima fungsi.
Fayol beranggapan manajer perlu merencanakan masa depan, mengatur sumber daya yang diperlukan, mengarahkan karyawan, lalu bekerja secara kolaboratif, serta dapat memantau karyawan untuk memastikan semua orang mengikuti perintah yang diperlukan.
Terdapat 14 prinsip tersebut yang diterapkan yaitu sebagai berikut:
- Pembagian kerja – Karyawan harus memiliki keahlian pelengkap untuk berspesialisasi dalam bidang tertentu.
- Wewenang – Diperlukan wewenang untuk memberikan perintah kepada karyawan.
- Disiplin – Apabila seorang manajer menetapkan tenggat waktu, karyawan harus memiliki disiplin untuk memenuhinya.
- Kesatuan perintah – Melampaui kepala manajer Anda akan menjadi contoh melanggar prinsip ini.
- Kesatuan arah – Tim harus berjuang untuk tujuan bersama.
- Subordinasi kepentingan individu – Kepentingan bersama didahulukan sebelum individu.
- Remunerasi – Remunerasi moneter dan non-moneter dibutuhkan untuk memotivasi karyawan.
- Sentralisasi – Harus ada keseimbangan antara kekuatan pengambilan keputusan. Misalnya, dewan direksi perusahaan harus memiliki suara, tetapi manajer tingkat menengah tidak boleh dikuasai.
- Rantai skalar – Struktur hierarki perusahaan harus jelas.
- Ketertiban – Mengacu pada kebersihan dan organisasi di tempat kerja.
- Ekuitas – Karyawan harus diperlakukan dengan baik.
- Stabilitas masa kerja personel – Bisnis harus mencoba membatasi pergantian dan mempertahankan karyawan saat mereka mengumpulkan pengetahuan dan meningkatkan.
- Inisiatif – Karyawan harus berbagi ide dan dihargai untuk pemikiran inovatifnya.
- Esprit de corps – Semangat kerja karyawan begitu penting. Maka manajer harus bekerja untuk membuat karyawan tetap terlibat serta tertarik.
Teori Manajemen Birokrasi (Max Weber)
Weber menciptakan teori manajemen birokrasi, yang menyimpulkan bahwa sebuah organisasi akan paling efisien apabila menggunakan struktur birokrasi.
Bisnis dengan birokrasi menggunakan aturan dan prosedur standar untuk mengatur organisasi yang dipimpin. Weber mempercayai bahwa strategi ini sangat efektif untuk suatu bisnis besar.
Teori ini mencakup lima prinsip di bawah ini:
- Spesialisasi tugas: menekankan pentingnya setiap karyawan memenuhi peran tertentu dalam perusahaan.
- Hirarki: setiap perusahaan memiliki hierarki yang jelas di dalam organisasi.
- Seleksi formal: saat memilih pemimpin, bisnis melihat kualifikasi seseorang. Mereka harus ditunjuk untuk peran tertentu berdasarkan kualifikasi, yang berarti mereka tidak akan dipilih melalui pemungutan suara.
- Aturan dan persyaratan: berfungsi untuk memastikan semua orang tahu apa yang diharapkan dari mereka. Weber ingin bisnis memiliki standar yang seragam, dan aturan sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
- Impersonal: aturan dan regulasi membuat struktur bisnis menjadi impersonal. Promosi bukan tentang emosi atau ikatan pribadi, melainkan kinerja.
Beberapa aturan dan standar memang diperlukan dalam setiap organisasi. Di sisi lain, tidak mudah untuk menerapkan seluruh ide dari teori ini. Teori dan prakteknya mungkin tidak sejalan. Terkadang sulit untuk menjauhkan emosi dari keputusan bisnis, dan terkadang pula emosi dibutuhkan dalam membuat keputusan.
Teori Manajemen Hubungan Manusia (Elton Mayo)
Teori manajemen hubungan manusia menekankan pada hubungan sesama manusia dalam organisasi. Mayo percaya jika produktivitas dapat meningkat ketika orang merasa menjadi bagian dari tim dan juga dihargai oleh rekan kerja mereka.
Teori hubungan manusia ini menekankan pada pujian dan kerja tim sebagai faktor motivasi. Hal ini memiliki dasar yang berlawanan dengan teori birokrasi. Meskipun menekankan faktor pribadi merupakan cara yang bagus, bisa jadi ada terlalu banyak hal yang baik.
Menghargai hubungan di atas segalanya bisa menyebabkan situasi rumit seperti romansa kantor atau promosi berdasarkan kepribadian daripada pencapaian pekerjaan.
Perpaduan antara teori birokrasi dan teori hubungan manusia bisa jadi menjadi tujuan yang lebih baik bagi para manajer organisasi. Beberapa aturan diperlukan, tetapi kita juga tidak boleh merendahkan orang lain dalam organisasi.
Teori Manajemen Sistem (Ludwig Von Bertalanffy)
Teori manajemen sistem percaya bahwa setiap bisnis merupakan sebuah sistem, seperti layaknya makhluk hidup, dengan banyak hal yang harus dilakukan untuk menjaga operasi tetap berjalan.
Sebuah bisnis bukan hanya direktur saja dan manusia bukan hanya otaknya saja. Manusia membutuhkan organ lain dan fitur kunci penting lainnya untuk hidup. Sebuah bisnis juga membutuhkan lebih dari sekedar direktur untuk bisa melanjutkan bisnis secara berkelanjutan.
Teori manajemen sistem mengatakan segala sesuatu perlu bekerja sama agar bisnis berhasil. Ada beberapa kebenaran pada teori ini, karena bisnis bisa mendapatkan keuntungan jika membentuk departemen yang berbeda pada perusahaan yang sama.
Apabila departemen marketing pada bisnis sedang kesulitan, itu bisa merugikan seluruh perusahaan karena sumber pemasukan didapat dari penjualan. Banyak bisnis memiliki entitas atau departemen yang terpisah dalam organisasi mereka, jadi teori ini juga tidak sepenuhnya akurat.
Teori Manajemen X&Y (Douglas McGregor)
Teori X&Y manajemen bisa diasumsikan ada dua jenis pekerja yang berbeda. Misalnya pekerja Teori X tidak memiliki ambisi serta dorongan dan harus diperintah oleh atasan terlebih dahulu untuk melakukan apa saja. Sedangkan pekerja Teori Y, di sisi lain, dapat menikmati pekerjaan dan berusaha untuk meningkatkan keterampilan.
Ada perbedaan mencolok antara kedua pandangan karyawan tersebut. Karyawan seharusnya tidak perlu diperintahkan terlebih dahulu untuk melakukan semua tugas, tetapi ada beberapa kebutuhan akan disiplin dan aturan bagi sebagian besar karyawan.
Ada banyak juga karyawan yang memang menikmati pekerjaan, namun hal itu tidak selalu datang secara alami dan terkadang dibutuhkan dorongan. Maka, harus ada jalan tengah untuk menerapkan teori X&Y ini.
Bagaimana Memilih Teori Manajemen?
Setiap teori manajemen di atas memberikan wawasan berharga mengenai persyaratan manajerial. Tidak ada model atau teori tunggal yang bisa bekerja untuk setiap organisasi.
Banyak organisasi di masa modern ini menerapkan kombinasi dari beberapa teori untuk mewujudkan keberhasilan manajemen bagi organisasi atau bisnisnya.
Manajemen yang efektif sangat berjasa bagi organisasi maupun bisnis di bidang apa pun. Penting untuk bisa mempertimbangkan beberapa faktor saat hendak memutuskan teori mana yang paling ideal bagi organisasi.
Selain itu, juga penting untuk memilih teori dan praktik manajemen yang berkelanjutan, apalagi jika sumber daya bisnis masih terbatas.
Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari