Agar Budaya Perusahaan di Era Digital Menjadi Lebih Baik
Daftar Isi
Era digital dapat mempengaruhi budaya perusahaan. Dewasa ini dunia sudah memasuki era revolusi 4.0, yang mana ditandai dengan berbagai teknologi yang mulai diterapkan di berbagai negara.
Tidak terkecuali negara Indonesia yang termasuk didalamnya. Di mana pada tanggal 8 April 2018 Presiden Negara Republik Indonesia Joko Widodo telah meluncurkan “Making Indonesia 4.0”.
Nama Making Indonesia 4.0 tersebut memiliki arti bahwasannya membangun kembali perindustrian Indonesia di era digital ini. Selain itu juga berarti memperbaiki kembali perindustrian nasional secara menyeluruh.
Sebagai usaha dalam hal itu, pemerintah akan meningkatkan dan memprioritaskan beberapa manufaktur untuk dikembangkan. Seperti halnya makanan, minuman, pakaian, tekstil, otomotif, elektronik dan kimia.
Era Revolusi = Era Digital
Era Revolusi 4.0 juga bisa dikatakan dengan era digital, dimana hal tersebut mempengaruhi berjalannya berbagai lini kehidupan.
Termasuk di dalamnya yaitu budaya perusahaan di era digital ini, yang didukung dengan para millenials yang telah memasuki usia bekerja. Millenials ini merupakan generasi yang lahir di pertengahan tahun 90-an hingga awal 2000-an.
Generasi millenials memliki karakter di mana ia lebih memprioritaskan fleksibilitas dalam masuk dan pulang kerja. Berdasar dengan hal tersebulah muncul berbagai macam pekerjaan yang tidak mengharuskan karyawan masuk dan berada di kantor untuk bekerja.
Dengan modal canggihnya teknologi pada masa sekarang ini mereka bisa bekerja dimanapun dan kapanpun untuk mencapai target pekerjaan.
Dari masa ke masa yang semakin maju budaya perusahaan di era digital ini pun akan semakin sinkron dengan keadaan dan para milenials sebagai lakonnya.
Perusahaan-perusahaan yang adapun saat ini tidak perlu bersifat birokrasi seperti dulu karena budaya fleksibel akan lebih dipilih oleh para karyawan, dengan dibantu oleh kemudahan teknologi pekerjaan akan lebih efektif dalam segala kondisi.
Digital Merupakan Sebuah Katalis
Digital merupakan sebuah katalis jika dikaitkan dengan budaya, yang mana dalam ilmu kimia katalis memiliki arti suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi tanpa terlibat dalam reaksi tersebut.
Atau dalam kata lain bisa kita artikan sebagai suatu zat yang berperan dalam reaksi, tetapi bukan sebagai pereaksi. Dengan hal tersebut menunjukan bahwa era digital sangat berpengaruh terhadap budaya yang telah ada.
Dalam membentuk budaya perusahaan di era digital, sebuah perusahaan pada awalnya harus memiliki komitmen yang kuat. Dan dapat memastikan bahwasannya mereka memakai teknologi digital bukan hanya semata-mata untuk kepentingan pribadi atau meningkatkan rating like media sosial yang dipunyai saja.
Akan tetapi harus paham bagaimana rancangan dan alur kerja yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan. Yang dalam hal itu meliputi apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya, mau dibawa kemana arah bisnis yang dijalani, dan bagian mana saja yang dianjurkan untuk dilakukan dengan bantuan teknologi.
Muncul Sebuah Terobosan Baru
Dengan teknologi ini diharapkan mampu membantu melahirkan berbagai macam terobosan baru untuk membawa perusahaan lebih maju.
Dalam hal ini pad dasarnya tidak hanya teknologi sosial media semata yang perlu digunakan, akan tetapi disisi lain seperti pada bagian owner, stake holder, CEO top management kesemuanya juga harus bisa dipahami dengan baik oleh setiap karyawan di perusahaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwasannya tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memahami teknologi tersebut secara manual, akan tetapi dengan semakin berkembangnya teknologi akan semakin cepat pula bisa.
Jadi dalam hal ini mereka tidak menjadi programmer lagi, tetapi mereka dapat merekrut programmer selama mereka memahami arah perubahan teknologi itu berdampak pada bisnis mereka
Berbicara mengenai bagaimana perusahaan mampu bersaing di era digital ini, pada dasarnya sebenarnya terletak pada manusia yang menjalani hal tersebut. Dimana mereka merupak otak dari berjalannya semua sendi suatu perusahaan dan pelaku teknologi yang ada.
Bagaimana aksi manusia sebagai karyawan dalam menjalankan teknologi yang ada sangatlah enjadi dasar bagaimana top managemen yang bergerak di perusahaan yang dijalani. Dengan terpenuhinya sumber daya manusia tersebut akan berpengaruh pula terhadap arah tujuan perusahaan menuju arah yang semakin baik.
Tentukan Tujuan Perusahaan
Adakalanya sebuah perusahaan telah berembug menentukan dan menetapkan tujuan untuk menghadapi masa depan, disertai dengan rancangan pengunaan teknologi didalamnya. Untuk itu dibutuhkanlah manusia-manusia sebagai karyawan yang paham dan mumpuni dalam menjalankan teknologi tersebut.
Akan tetapi lambat laun tidak menutup kemungkinan dapat terjadinya penggeseran arah kerja, entah itu karena kebutuhan bisnis ataupun karena kebutuhan stake holder.
Dalam kasus tersebut tidaklah disalahkan karena suatu perusahaan yang memiliki teknologi yang salah, ataupun cultur perusahaan yang kurang sesuai. Hal itu lebih disebabkan karena kurangnya prinsip konsisten yang dimiliki oleh para karyawan.
Karena pada dasarnya dalam suatu perencanaan dalam sebuah bisnis, sudah barang tentu dibutuhkan suatu sikap konsisten dari setiap manusia yang menjalaninya. Karena hal tersebut akan berdampak pada hasil akhir yang akan dicapai, semua harus satu tujuan, tidak boleh ada yang berbeda arah dari jalur yang sudah ditentukan.
Menjunjung Tinggi Sumber Daya Manusia
Perusahaan yang menjunjung tinggi para pegawai dengan menghargai dan mendukung sumber daya manusianya, maka ia akan mencapai hasil yang diharapkan. Hal itu juga didukung dengan adanya inovasi dan disrupsi yang semakin berkembang di era digital ini.
Tujuan utama diberlakukannya budaya digital pada suau perusahaan yaitu untuk memberikan prioritas pada manusia sebagi karyawan. Karena disamping banyak terciptanya robot-robot sebagai pekerja yang canggih dan otomatis, manusia sebagai karyawan juga dituntut untuk menjalankan tuasnya sebagai manusia yang sesungguhnya.
Salah satu yang diperlukan oleh perusahaan adalah menyiapkan sistem kerja yang otomatis bagi karyawan, terutama bagi perusahaan yang memiliki karyawan Work From Home (WFH). Perusahaan perlu menyiapkan timesheet karyawan melalui aplikasi absensi karyawan online.
Sistem Budaya Era Digital dan Serba Teknologi
Pernah sewaktu dulu dilakukan penelitian terhadap para Chief Executive Officer di dni. Pada peneltian tersebut dihasilkan beberapa problem atau hambatan yag dihadapi oleh para perusahaan.
Terutama yang memiiiki sistem budaya era digital dan serba teknologi. Diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kurangnya sponsor dan kuatnya visi suatu perusahaan yang tepat ternyata berpengaruh besar. Hal ini karena tingkat komitmen para pimpinan tiga kali lebih besar bagi mereka yang memilii kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berkinerja rendah.
- Kurangnya kemampuan untuk menggeser budaya yang telah melekat. 81% dari mereka yang berkinerja tinggi memiliki kemmapuan yang lebih tinggi untuk menerapkan sistem budaya yang bersifat eksperimen. Sedangkan 25% dari mereka yang birkinerja rendah memiliki sifat sebaliknya.
- Adanya politik di sebuah organisasi. Dengan adanya politik di sebuah organisasai. Hal itu akan menghambat kinerja yang ada, serta tergesernya komitmen yang mana awalnya sudah ditentukan dan disepakati bersama. Lebih dari 50% organisasi yang ada engan tingkat kinerja rendah mengutarakan bahwasannya mereka merasa politik dalam organisasi merupakan masalah utama mereka.
- Stakeholder engagement yang masih kurang, hal itu akan berdampak pada ketiadaannya hubungan dengan karyawan. 75% oganisasi yang memiliki kinerja yang tinggi, mereka lebih mampu untuk mmberdayakan kepuusan dari bawah. Karena mereka lebih mampu merangkul untuk mewujudkan kebersamaan.
Ketika suatu perusahaan sudah mampu menghadapi masalah-masalah di atas. Maka mereka akan mempu menerapkan budaya perusahaan di era digital ini. Adapun adalah tetap menjaga keselarasan dan terpenuhinya sumber daya manusia di dalamnya.
Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari