7 Langkah Preventif untuk Mencegah Resign Karyawan Pasca-THR

resign setelah THR

Daftar Isi

Mengapa Karyawan Cenderung Resign Pasca-THR?

Setiap tahunnya, perusahaan menghadapi fenomena resign setelah THR atau Tunjangan Hari Raya diberikan.

Bersumber dari Goodstat, sejumlah 8% pekerja gen Z bahkan sudah merencanakan resign setelah menerima THR.

Fenomena ini sering terjadi karena karyawan ingin mendapatkan hak finansial terakhir sebelum meninggalkan perusahaan.

Disisi lain, Anda sebagai HR pasti merasa dilema karena fenomena karyawan resign ini dapat berisiko buruk bagi bisnis, baik dari segi produktivitas, biaya rekrutmen dan angka turnover.

Baca artikel Kerjoo untuk mengetahui alasan mengapa karyawan resign setelah THR dan bagaimana langkah pencegahan yang bisa dilakukan.

karyawan resign THR

Faktor utama yang mempengaruhi keputusan resign setelah THR

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara mencegah karyawan resign, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu alasan mereka mengundurkan diri.

Masih bersumber dari survei Goodstat, beberapa alasan karyawan mengundurkan diri selain gaji yaitu:

  1. Kurangnya kepuasan kerja dan peluang karir – Karyawan merasa tidak memiliki prospek perkembangan dalam perusahaan.
  2. Tidak adanya insentif retensi setelah THR – Setelah menerima THR, mereka tidak melihat alasan untuk tetap bertahan.
  3. Tekanan kerja yang tinggi tanpa apresiasi – Beban kerja yang berat tanpa penghargaan memicu keputusan resign.

Baca Juga: Bagaimana Seharusnya Sikap Atasan ke Bawahan?

Apabila karyawan resign setelah THR benar terjadi, maka beberapa kemungkinan ini dapat terjadi di perusahaan Anda:

  • Produktivitas terganggu – Karyawan baru butuh waktu untuk beradaptasi.
  • Meningkatnya biaya rekrutmen dan training karyawan baru – Perusahaan harus mengalokasikan anggaran lebih besar untuk mencari pengganti.
  • Menurunnya moral karyawan yang masih bertahan – Resign massal bisa menyebabkan ketidakstabilan di lingkungan kerja.

Namun, kembali lagi, bahwa terkadang fenomena karyawan resign setelah THR adalah hal yang tidak dapat dikendalikan oleh HR.

Untuk mencegah adanya turnover karyawan, Anda dapat mencoba melakukan 7 langkah preventif untuk menghadapi fenomena tersebut.

resign setelah THR

1) Identifikasi Potensi Karyawan yang Akan Resign

Sebelum karyawan benar-benar mengundurkan diri, biasanya ada beberapa tanda yang dapat dikenali oleh perusahaan.

Mengetahui tanda resign karyawan akan membantu Anda untuk mengambil tindakan preventif.

Beberapa tanda karyawan berniat resign yang telah Kerjoo rangkum adalah:

  • Penurunan performa atau keterlibatan – Kurangnya semangat dalam bekerja bisa jadi indikasi.
  • Sering membicarakan peluang kerja di luar perusahaan – Karyawan yang mulai eksplorasi opsi lain.
  • Mengurangi komunikasi dengan atasan atau rekan kerja – Bisa jadi pertanda mereka sudah tidak merasa terlibat.

Apabila Anda telah menemukan tanda-tanda resign karyawan ini di perusahaan, cobalah untuk melakukan cara mencegah karyawan resign seperti berikut.

  • Adakan one-on-one meeting secara rutin untuk memahami masalah karyawan.
  • Analisa absensi dan pola kerja karyawan – Frekuensi cuti, atau bahkan izin meningkat bisa jadi tanda karyawan resign setelah THR.
  • Melihat feedback dari survei kepuasan kerja untuk mengetahui ketidakpuasan karyawan di perusahan.

Baca Juga: Ketika Karyawan Sering Izin, Apa yang Harus Dilakukan Perusahaan?

2) Membangun Komunikasi Terbuka Sebelum THR Diberikan

Salah satu cara mencegah karyawan resign setelah menerima THR adalah membangun komunikasi terbuka antara manajemen dan karyawan.

Langkah ini akan membuat karyawan lebih loyal karena merasa dihargai oleh atasan.

Transparansi ini sekaligus dapat menjadi strategi untuk membangun kepercayaan antar sumber daya manusia di perusahaan Anda.

Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk membangun komunikasi sebelum THR diberikan, yaitu:

  • mengadakan diskusi rutin tentang kepuasan kerja yang melibatkan aspirasi karyawan.
  • melakukan exit interview untuk memahami alasan resign sebelumnya.
  • menyediakan forum terbuka dengan manajemen untuk meningkatkan loyalitas.

3) Memberikan Insentif Jangka Panjang untuk Mempertahankan Karyawan

Opsi bonus berbasis performa setelah THR dapat menjadi strategi jangka panjang mempertahankan karyawan resign.

Ini karena insentif yang hanya bersifat tahunan seperti THR sering kali tidak cukup untuk menjaga loyalitas karyawan.

Anda perlu mempertimbangkan berbagai bentuk insentif yang dapat memberikan dampak lebih besar dalam jangka panjang, seperti bonus berbasis kinerja.

Ini bisa berupa:

  • Bonus tambahan bagi karyawan yang bertahan selama periode tertentu setelah THR.
  • Program bonus tahunan yang lebih menarik dibandingkan hanya THR, misalnya bonus tahunan berbasis kinerja yang diberikan pada akhir tahun.

Selain bonus, Anda juga bisa menerapkan kenaikan gaji bertahap sebagai bentuk penghargaan atas loyalitas karyawan.

Beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan:

  • Kenaikan gaji berbasis kinerja setiap enam bulan untuk memberikan motivasi lebih.
  • Tunjangan tambahan seperti kesehatan, transportasi, atau pendidikan yang bisa memberikan manfaat nyata bagi karyawan.

Baca Juga: One Month Notice, Pahami Aturannya Sebelum Karyawan Resign

Namun apabila perusahaan Anda masih terkendala secara finansial, ada beberapa kompensasi non-finansial yang dapat diberikan seperti:

  • Fleksibilitas kerja (hybrid atau remote work) agar karyawan merasa lebih nyaman.
  • Program kesejahteraan mental dan kesehatan, misalnya layanan konsultasi psikologi atau kegiatan olahraga bersama.
  • Penghargaan dan apresiasi bagi karyawan berprestasi, seperti penghargaan karyawan terbaik setiap bulan atau tahun.

Ketika karyawan merasa bahwa perusahaan benar-benar peduli dengan kesejahteraan mereka, kemungkinan mereka untuk bertahan akan jauh lebih besar.

4) Menyesuaikan Budaya Perusahaan dengan Kebutuhan Karyawan

Budaya perusahaan yang kaku dan tidak fleksibel bisa menjadi salah satu alasan utama mengapa karyawan memilih untuk resign setelah menerima THR.

Untuk mencegah hal ini, Anda perlu menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel dan suportif agar karyawan merasa nyaman dan termotivasi untuk bertahan lebih lama.

  • Menyeimbangkan work-life balance agar karyawan tidak merasa terbebani dengan pekerjaan.
  • Membuka ruang komunikasi antara manajemen dan karyawan, sehingga karyawan merasa didengar.
  • Membangun budaya kerja yang kolaboratif, di mana setiap karyawan merasa memiliki peran penting dalam perusahaan.

5) Menyediakan jalur karir yang jelas bagi karyawan

Salah satu penyebab utama karyawan resign setelah THR adalah tidak adanya prospek karir yang jelas dalam perusahaan.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menyediakan:

  • Program pelatihan dan pengembangan keterampilan, seperti pelatihan kepemimpinan atau sertifikasi profesi.
  • Kesempatan promosi yang terbuka, sehingga karyawan bisa melihat masa depan mereka di perusahaan.

Tidak hanya itu, Anda dapat meningkatkan benefit berdasarkan masa kerja dan kontribusi, misalnya dengan memberikan tambahan cuti bagi karyawan yang telah bekerja selama lebih dari lima tahun.

Ketika karyawan merasa diapresiasi dan memiliki jalur karir yang jelas, mereka akan berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk resign setelah menerima THR.

6) Program Keterlibatan Karyawan yang Bisa Diterapkan Sebelum THR

Untuk mengurangi risiko resign massal, perusahaan perlu memperkuat keterlibatan karyawan sebelum THR diberikan.

Jika karyawan merasa terhubung dengan perusahaan, mereka cenderung lebih loyal dan tidak mudah tergoda untuk mencari peluang lain.

Beberapa program yang mungkin dapat Anda terapkan:

  • Workshop keterampilan tambahan yang sesuai dengan bidang pekerjaan mereka.
  • Program sertifikasi dan pelatihan internal, misalnya kursus bahasa asing atau pelatihan manajerial.
  • Program mentorship dan coaching bagi karyawan potensial
  • Acara gathering, outing, atau program sosial bersama, yang bisa meningkatkan kebersamaan.
  • Membangun budaya kerja yang inklusif dan suportif, agar karyawan merasa menjadi bagian dari komunitas di tempat kerja.

Program keterlibatan karyawan ini akan membantu membangun hubungan yang lebih erat antara karyawan dan perusahaan, sehingga mereka lebih termotivasi untuk bertahan.

7) Membuat Strategi Retensi Karyawan yang Efektif

Setelah menerapkan berbagai langkah preventif, Anda juga perlu melakukan evaluasi terhadap strategi retensi yang sudah dijalankan.

Gunakan data dan feedback sebagai dasar penilaian strategi retensi yang sudah diterapkan.

Setelah itu, analisis faktor penyebab resign perusahaan, misalnya dengan melihat hasil interview dan data turnover.

Anda juga dapat menjaga komunikasi dengan karyawan sebelumnya untuk meminta referensi positif tentang perusahaan.

Dengan strategi retensi yang efektif, perusahaan bisa mengurangi risiko resign massal pasca-THR dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil.

resign setelah THR

Kesimpulan

Resign karyawan setelah menerima THR memang menjadi tantangan bagi banyak perusahaan, tetapi dengan langkah-langkah preventif yang tepat, masalah ini bisa diminimalisir.

Beberapa strategi utama yang bisa diterapkan adalah:

  • Mengidentifikasi potensi karyawan yang akan resign melalui komunikasi dan analisis data.
  • Membangun komunikasi yang terbuka sebelum THR diberikan agar karyawan merasa dihargai.
  • Memberikan insentif jangka panjang untuk menjaga loyalitas karyawan.
  • Menyesuaikan budaya perusahaan dengan kebutuhan karyawan, seperti work-life balance dan peluang karir.
  • Meningkatkan keterlibatan karyawan melalui program pelatihan dan team building.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan bisa mengurangi turnover karyawan secara signifikan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat serta produktif.

Baca artikel seputar HR lain dari blog Kerjoo!

FAQs

1. Mengapa banyak karyawan resign setelah menerima THR?
Karena mereka menunggu kompensasi terakhir sebelum meninggalkan perusahaan dan mencari pekerjaan yang lebih baik.

2. Bagaimana cara mengetahui karyawan yang berpotensi resign?
Melalui tanda-tanda seperti penurunan performa, komunikasi yang berkurang, dan sering membicarakan peluang kerja lain.

3. Apakah insentif keuangan cukup untuk mencegah resign?
Tidak selalu, karena karyawan juga mempertimbangkan aspek lain seperti work-life balance dan kesempatan berkembang.

4. Apa manfaat dari program keterlibatan karyawan?
Meningkatkan loyalitas, motivasi, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.

5. Bagaimana cara membangun budaya perusahaan yang menarik bagi karyawan?
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel, transparan, dan memberikan peluang karir yang jelas.

bg ads

Aplikasi Absensi Online

Gratis Trial 14 Hari