Apa Itu Mutasi Karyawan? Ketahui Penyebab dan Tujuannya

Pada beberapa kesempatan, perusahaan melakukan mutasi karyawan atau rotasi pekerjaan. Bukan sekadar formalitas, mutasi kerja dilakukan untuk membagi pekerjaan secara adil.

Selain dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan, mutasi karyawan juga bisa dilakukan atas dasar pengajuan yang dilakukan karyawan.

Secara harfiah yang dirangkum dari berbagai sumber, pengertian mutasi adalah perpindahan seorang karyawan atau pegawai dari satu posisi pekerjaan ke posisi lain dengan upah, tanggung jawab, dan level jabatan yang relatif sama.

Apa Saja Syarat Mutasi Karyawan?

Syarat mutasi yang dilaksanakan perusahaan mengacu pada ketentuan Pasal 32 UU No. 13 Tahun 2003 atau UU Ketenagakerjaan dan UU No. 11 Tahun 2020 atau UU Cipta Kerja. Selain itu, mutasi karyawan menyesuaikan peraturan perusahaan, Perjanjian Kerja, atau Perjanjian Kerja Bersama.

Terkait dengan syarat pelaksanaan mutasi atau penempatan pekerja ke tempat lain harus sesuai dengan aturan Undang-undang. Dalam hal ini adalah Pasal 32 UU No. 13 Tahun 2003 yang intinya;

• Penempatan karyawan atau tenaga kerja berdasarkan asas keterbukaan, kebebasan, objektif, adil, setara, dan tidak ada diskriminasi.
• Tujuannya diarahkan demi menempatkan tenaga kerja ke jabatan yang sesuai skill atau keahlian, minat, bakat, dan kemampuan dengan tetap memerhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia, dan perlindungan hukum.
• Pelaksanaan dengan memperhatikan kesempatan kerja yang merata dan menyediakan tenaga kerja profesional yang sesuai kebutuhan program nasional dan di daerah.

Macam-macam Mutasi Kerja

Berikut ini adalah macam-macam mutasi kerja menurut Paul Pigors dan Charles Myers dalam buku Personnel Administration : A Point of View and A Method (1981)

- Mutasi Produksi (Production Transfer)

Alih tugas seorang karyawan dari satu bagian ke departemen, divisi, atau bagian lain secara horisontal, di mana satu bagian tersebut mengalami penambahan keperluan.

Proses alih tugas juga berlaku ke bagian lain yang ada lowongan karena ada yang berhenti kerja karena resign atau pensiun.

- Mutasi Remedial (Production Remedial)

Alih tugas dengan tujuan untuk memperbaiki proses penempatan kerja yang salah saat rekrutmen. Jika karyawan menyadari bahwa penempatan tidak sesuai dengan kapasitasnya, maka seharusnya dilakukan mutasi ke pekerjaan lain.

- Mutasi Penggantian (Replacement Transfer)

Alih tugas seorang pegawai atau karyawan dengan cara mengganti karyawan yang sudah lama di organisasi atau pekerjaan dan memberikan kesempatan pada karyawan baru atau yang tugasnya lebih sedikit.

- Mutasi Shift (Shift Transfer)

Alih tugas seorang pegawai atau karyawan yang bersifat horisontal dari satu tim ke tim lain, tapi pekerjaannya sama. Hanya saja, jam kerjanya berbeda. Pada umumnya jam kerja dibagi ke dalam 3 shift, yakni shift 1-3.

- Mutasi Multifungsi (Versatility Transfer)

Alih tugas dengan tujuan meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain atau satu divisi ke divisi lain. Mutasi multifungsi juga dikenal dengan rotasi pekerjaan.

Ini adalah metode untuk melatih karyawan dengan cara memberi kesempatan kerja yang dan luas agar lebih siap ketika promosi.

Manfaat Mutasi bagi Karyawan

Keputusan memindahkan karyawan ke tempat atau posisi lain bukan tanpa tujuan. Bukan sekadar menghilangkan bosan dan kondisi burnout terhadap pekerjaan, mutasi karyawan dilakukan dengan tujuan yang spesifik.

Berikut ini adalah manfaat mutasi karyawan;

1. Memenuhi Kebutuhan Tenaga Kerja yang Kompeten

Setiap perusahaan memang membutuhkan tenaga kerja yang kompeten di bidangnya. Idealnya, perusahaan membagi tugas secara proporsional dengan semua karyawan setiap divisi. Mutasi kadang diperlukan demi menyeimbangkan antara tenaga kerja dan pekerjaan atau posisi yang tersedia.

2. Peningkatan Produktivitas Kerja

Ada banyak cara agar produktivitas atau kinerja karyawan bisa meningkat. Misalnya; memberi feedback yang berguna, membangun sistem yang lebih rapi, mengapresiasi, atau memberi tantangan yang lebih besar.

Selain itu, mutasi karyawan ke tempat lain juga bisa menjadi salah satu cara efektif meningkatkan produktivitas. Setelah berpindah, maka karyawan akan meningkat pengetahuan dan skill-nya.

3. Mendorong Kenaikan Karir Karyawan

Sama halnya seperti produktivitas, kenaikan potensi karir karyawan juga bisa didorong dengan beberapa cara. Mutasi karyawan secara otomatis akan meningkatkan motivasi karyawan untuk beradaptasi dan berusaha mengembangkan karir yang lebih tinggi.

Meskipun secara level jabatan saat mutasi sebenarnya sama, tapi motivasi tersebut muncul dari diri karyawan sendiri. Nantinya karyawan akan lebih mandiri dan proaktif dalam meningkatkan kapasitas diri secara profesional.

4. Menyesuaikan Kondisi Fisik Karyawan

Kondisi fisik karyawan juga akan mempengaruhi kinerja secara keseluruhan. Contohnya ketika karyawan harus menjalankan jobdesk pekerjaan lapangan, tentu membutuhkan energi fisik besar. Meskipun skill karyawan memenuhi, tapi belum tentu kondisi fisiknya juga mendukung.

Alih tugas ke divisi lain sesuai kemampuannya adalah solusi agar karyawan tetap bisa bekerja di perusahaan yang sama. Begitu juga ketika perusahaan memiliki kantor cabang, jika memungkinkan karyawan bisa berpindah ke cabang dengan lokasi lebih dekat dengan tempat tinggal.

5. Mengatasi Konflik di Lingkungan Kerja

Konflik di tempat kerja bisa terjadi karena berbagai hal, dan hal itu akan mengganggu proses koordinasi pekerjaan sehari-hari. Mutasi kerja dapat dilakukan untuk mengatasi risiko perselisihan sesama karyawan.

Hal ini tentu saja tidak secara sepihak diputuskan oleh atasan, namun melalui diskusi dengan karyawan yang bersangkutan.

6. Sebagai Bentuk Reward dan Punishment

Reward adalah suatu penghargaan, hadiah, atau imbalan dengan tujuan untuk meningkatkan semangat atau motivasi seseorang.

Punishment atau hukuman adalah sebuah konsekuensi atas sesuatu yang dilakukan seseorang, di mana penerapan punishment akan membuat seseorang tergerak untuk memperbaiki perilakunya.  

Apakah boleh perusahaan menerapkan reward atau punishment dengan mutasi kerja? Asalkan pelaksanaan mutasi tidak melanggar undang-undang, maka boleh saja. Secara berkala, perlu dievaluasi apakah kebijakan ini berhasil atau tidak pada karyawan tertentu.

7. Mempersiapkan Promosi Jabatan

Dalam pekerjaan, istilah promosi berarti kenaikan posisi atau jabatan ke tingkatan lebih tinggi. Sebelum melakukan promosi jabatan, ada sejumlah persiapan yang dilakukan oleh perusahaan agar keputusan yang diambil adalah yang paling tepat.

Bagi karyawan yang mendapat promosi, sebelumnya juga perlu mempersiapkan diri. Salah satunya adalah dengan menjalani mutasi kerja dengan alasan tertentu. Dengan demikian, karyawan bisa menerima tanggung jawab lebih besar.

Bagaimanapun, perusahaan apapun tidak boleh menerapkan mutasi karyawan sepihak tanpa persetujuan karyawan.

Hal tersebut sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan Pasal 54 Ayat (1) yang salah satunya menyatakan tentang perjanjian kerja harus memuat hak dan kewajiban pengusaha dan karyawan atau pekerja.

Kesimpulan

Perkembangan dalam dunika kerja bersifat dinamis dan membutuhkan perubahan secara berkala dari berbagai aspek. Salah satu yang bersifat dinamis adalah pengembangan SDM, yang mendukung peningkatan kapasitas karyawan sebagai individu maupun tim.

Untuk itu, ada kalanya perusahaan perlu melakukan mutasi karyawan agar bisa memenuhi kebutuhan untuk posisi tertentu.

Pelaksanaan mutasi dilakukan dengan persetujuan karyawan sesuai dengan perjanjian kerja. Selain mutasi, ada berbagai macam kebijakan atau peraturan perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan performa karyawan dengan lebih efisien.

Di antara banyak hal yang dapat mendukung pengembangan SDM, beberapa hal tampak sederhana, namun berpengaruh besar. Contohnya tentang bagaimana sistem kehadiran dilakukan setiap hari.

Sudah waktunya Anda menemukan solusi yang tepat dengan layanan dari aplikasi Kerjoo. Temukan info selengkapnya dengan cara klik button di bawah ini.