Strategi HR untuk Mencegah Karyawan Resign Setelah Menerima THR
Banyak karyawan yang melihat THR sebagai insentif terakhir sebelum mengundurkan diri. Strategi yang tepat dapat mencegah Anda kehilangan karyawan resign.

Daftar Isi
Mencegah Karyawan Resign
Resign setelah THR bukan lagi fenomena baru. Di masa ini, turnover karyawan bisa meningkat karena mereka silih berganti mengundurkan diri.
Jika diabaikan, siklus resign setelah Hari Raya tentunya akan terus terjadi di perusahaan Anda dan menurunkan morale tim yang ditinggalkan.
Ini karena mengundurkan diri setelah THR bukan keputusan yang terjadi secara tiba-tiba.
Karyawan sudah merencanakan resign jauh sebelum Hari Raya dan memanfaatkan momentum THR untuk mengundurkan diri.
Bukan berarti Anda tidak bisa mempertahankan karyawan yang ingin resign.
7 strategi HR mencegah resign karyawan di bawah ini dapat membantu Anda mempertahankan talenta terbaik di perusahaan.
Mari kita bahas lebih dalam bersama Aplikasi absensi online Kerjoo!

Kenapa Banyak Karyawan Keluar Setelah THR?
Bukan hanya seberapa banyak karyawan resign, melainkan siapa saja di perusahaan Anda yang memilih mengundurkan diri.
Artinya, apabila lebih banyak top performance perusahaan Anda yang mengundurkan diri, penting untuk mempertimbangkan kembali kebijakan perusahaan Anda.
Karena resign setelah THR bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba.
Anda perlu memahami apabila ingin mempertahankan karyawan resign, menekan turnover di perusahaan Anda.
- THR sebagai 'Kompensasi Terakhir'
Sebelum memutuskan resign, karyawan pasti sudah memiliki rasa 'tidak terikat' dengan perusahaan.
Mereka menunggu momen THR sebagai insentif terakhir sebelum pindah kerja.
- Menghindari Kehilangan Hak Finansial
Di momen ini, karyawan akan mendapatkan tunjangan tambahan untuk Hari Raya, yang sering kali dapat digunakan sebagai dana darurat mereka.
Oleh karena itu, banyak yang bertahan hanya untuk menerima tunjangan ini.
- Kurangnya Pengembangan Karier
Karyawan dengan performa tinggi biasanya memiliki target kinerja sendiri.
Jika karyawan merasa stagnan dan tidak memiliki peluang berkembang, mereka akan mencari tempat dengan peluang pengembangan diri.
- Sudah Burnout dan Tidak Puas dengan Perusahaan
Beban kerja tinggi tanpa apresiasi adalah penyebab utama karyawan ingin mengundurkan diri dari perusahaan.
Lingkungan kerja yang tidak mendukung dan minimnya keseimbangan kerja hanya akan mendorong keputusan resign.
Sebagai HR, apakah Anda sudah memiliki strategi untuk menghadapi hal ini?
Jika belum, berikut adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan agar karyawan tetap loyal setelah THR.
7 Strategi HR agar Karyawan Tetap Loyal Setelah THR

Tidak semua keputusan pengunduran diri dapat dihentikan, namun strategi HR mencegah resign adalah usaha terbaik yang dapat Anda lakukan.
Di bawah ini terdapat 7 strategi HR mempertahankan karyawan yang ingin resign dari perusahaan.
Strategi ini telah Kerjoo rangkum dari berbagai sumber, sehingga dapat menjadi kebijakan HR pasca lebaran yang berkelanjutan.
Mencegah siklus resign berulang dan meningkatkan loyalitas karyawan.
1) Meningkatkan Komunikasi
Minimnya komunikasi internal sering kali membuat karyawan tidak memiliki rasa keterikatan dengan perusahaan.
Ini membuat mereka tidak loyal dengan perusahaan.
Untuk meningkatkan loyalitas karyawan, cobalah untuk melakukan one on one meeting secara rutin untuk memahami aspirasi mereka.
Adakah forum diskusi agar karyawan merasa didengar dan memiliki ruang untuk menyampaikan pendapat mereka.
Namun, jangan hanya menampung aspirasi, komunikasikan kembali apa yang menjadi keresahan karyawan.
2) Program Apresiasi
Sering kali HR hanya fokus pada benefit finansial dan mengabaikan non-finansial.
Padahal, loyalitas karyawan justru tumbuh dari strategi employee engagement yang dibangun perusahaan.
Tunjukkan apresiasi perusahaan kepada karyawan yang berdedikasi, seperti pengakuan di rapat tim ataupun town hall meeting.
Adakan program apresiasi lain seperti 'Employee Of The Month.'
Ini dapat menjadi kebanggaan, sekaligus meningkatkan motivasi untuk terus berkontribusi.
Baca Juga: Cara HR Meningkatkan Employee Engagement Agar Karyawan Tidak Resign Pasca-THR
3) Pengembangan Karier
Pengembangan karier tidak selalu berkaitan dengan promosi jabatan.
Setiap karyawan pasti memiliki keinginan untuk berkembang. Jadi, pastikan mereka memiliki akses ke pelatihan, sertifikasi, dan program mentoring.
Namun apabila perusahaan Anda memiliki jalur promosi, pastikan informasi ini terbuka, sehingga karyawan merasa ada masa depan di perusahaan.
Anda juga perlu 'peka' terhadap karyawan berpotensi dan menyesuaikan kebijakan HR pasca lebaran dengan tepat.
4) Membangun Budaya Perusahaan yang Kuat
Salah satu strategi mencegah resign adalah membangun budaya perusahaan yang kuat sejak pertama kali karyawan bergabung.
Kenalkan kepada karyawan, bahwa perusahaan Anda memiliki 'nilai' positif dan lingkungan kerja yang suportif.
Dengan demikian, karyawan tidak akan memandang benefit finansial perusahaan saja karena memiliki budaya kerja sehat dan transparan.
5) Benefit Tambahan yang Menarik
Sudah banyak strategi HR mencegah resign dengan mempertimbangkan benefit tambahan diluar gaji.
Anda dapat mempertimbangkan bonus berdasarkan performa, tunjangan kesehatan tambahan, ataupun opsi kerja fleksibel.
Tentunya, sesuaikan benefit dengan kebutuhan karyawan supaya mereka merasa dihargai dan lebih engage dengan perusahaan.
Selain gaji, pertimbangkan bonus performa, tunjangan kesehatan tambahan, atau opsi kerja fleksibel.
Sesuaikan benefit dengan kebutuhan karyawan agar mereka merasa dihargai.
Baca Juga: 5 Cara HR Menjaga Loyalitas Karyawan Tanpa Harus Naikkan Gaji
6) Program Retensi yang Berorientasi pada Karyawan
Mencegah karyawan yang ingin resign juga dapat dilakukan dengan kebijakan HR yang berorientasi pada karyawan.
Artinya, kebijakan HR dilakukan dengan memperhatikan keresahan karyawan terhadap perusahaan.
Anda dapat menerapkan kontrak kerja jangka menengah dengan insentif khusus bagi karyawan bertahan.
Berikan milestone reward, misalnya bonus tambahan untuk karyawan yang mencapai masa kerja tertentu setelah THR.
7) Pelibatan dalam Proyek Strategis
Kebanyakan karyawan yang resign setelah THR merasa tidak memiliki engagement kuat dengan perusahaan.
Ini membuat mereka merasa tidak memiliki kontribusi langsung terhadap pertumbuhan perusahaan dan merasa tidak berkembang.
Oleh karena itu, libatkan mereka dalam proyek strategis untuk meningkatkan employee engagement terhadap perusahaan.
Selain lebih loyal, hal ini juga dapat menjadi program retensi pasca-THR.
Mencegah karyawan yang ingin resign memang tidak mudah, namun sebagai HR tugas Anda adalah memastikan karyawan merasa dihargai dan memilki alasan kuat untuk bertahan di perusahaan.
Peran Komunikasi dan Employee Engagement dalam Retensi

Komunikasi dan employee engagement adalah inti dari strategi HR mencegah resign karyawan.
Keduanya adalah dasar untuk membangun organisasi sumber daya yang kuat dan loyal.
Jadi, pastikan perusahaan Anda sudah memiliki sistem komunikasi terbuka yang mendorong keterlibatan karyawan. Caranya?
- Gunakan pulse survey untuk mengetahui tingkat kepuasan dan tantangan yang dihadapi karyawan.
- Bangun feedback loop yang memungkinkan mereka memberikan masukan dan mendapatkan tanggapan.
- Adakan forum diskusi atau sesi town hall agar mereka merasa menjadi bagian dari visi perusahaan.
Contoh Kebijakan HR yang Sukses Menekan Turnover Pasca-THR
Jurnal Researchgate.net menjelaskan, ada beberapa kebijakan HR yang dapat mencegah karyawan resign.
Meskipun tidak spesifik untuk menekan resign setelah THR, namun kebijakan ini dapat mengurangi turnover karyawan di perusahaan Anda.
- Penerapan kontrak jangka waktu mengundurkan diri bagi karyawan diterima seperti one month notice.
- Penerapan sistem penalti bagi karyawan probation yang ingin mengundurkan diri sebelum masa kontrak habis. Penalti adalah jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pelatihan.
- Melibatkan karyawan ke dalam proyek strategis, memberikan tantangan, dan kebebasan berinovasi untuk memunculkan potensi mereka.
- Menawarkan promosi jabatan berdasarkan prestasi dan bukan senioritas.
- Menawarkan program beasiswa pendidikan lanjutan untuk karyawan senior berprestasi.
Namun, bagaimana jika karyawan resign setelah mendapatkan benefit beasiswa dari perusahaan?
Anda dapat menerapkan kebijakan 2n+1, di mana karyawan harus tetap bekerja di bawah naungan perusahaan kurang lebih dua kali masa studi ditambah satu tahun.
Dengan demikian, Anda tetap memiliki karyawan senior berprestasi yang dapat menjadi panutan bagi junior-nya.
Kesimpulan
Karyawan ingin mengundurkan diri setelah THR merupakan tantangan, tetapi bukan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan.
Komunikasi dan employee engagement adalah kunci utama dalam merencanakan strategi mencegah karyawan resign, terutama setelah Hari Raya.
Yang terpenting adalah:
- THR bukan sekedar insentif, tapi momentum membangun loyalitas.
- Karyawan bertahan bukan hanya karena gaji, melainkan nilai dan benefit masa depan karier mereka.
- Apresiasi kontribusi karyawan dapat meningkatkan engagement dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
- Apabila mayoritas karyawan resign adalah top performance, maka ada yang kurang tepat dengan kebijakan sumber daya di perusahaan Anda.
Jadi, sudah saatnya Anda merancang kebijakan yang tidak hanya berfokus pada THR, tetapi juga pada kepuasan dan loyalitas jangka panjang karyawan.
Gunakan Aplikasi absensi online Kerjoo untuk memantau performa, mengelola payroll, dan meningkatkan produktivitas Anda!
Dapatkan uji coba 14 hari! Hubungi Tim Kerjoo untuk demo zoom secara one by one dengan perusahaan Anda.
Anda juga dapat mendapatkan insight lain mengenai strategi HR mencegah resign, cara menekan turnover, dan employee engagement hanya di Blog Kerjoo!

Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari