Kenali Tingkatan Manajemen Perusahaan Beserta Tugasnya!
Tingkatan manajemen perusahaan diperlukan untuk merencanakan, mengoperasikan, dan mengelola SDM
Daftar Isi
Manajemen Perusahaan - Di setiap organisasi atau perusahaan, keberadaan manajemen akan sangat menentukan keberlanjutan perusahaan.
Tingkatan manajemen perusahaan diperlukan untuk merencanakan, mengoperasikan, dan juga mengendalikan sumber daya. Pada sebuah struktur organisasi bisnis, terdapat tingkatan manajemen, yaitu lower management, middle management, dan top level management.
Sesuai dengan namanya, top level management menempati tingkatan atas dengan tanggung jawab yang lebih besar. Makin ke atas tingkatannya, maka akan makin sedikit jumlahnya, tapi tanggung jawab semakin besar. Selain tanggung jawab, kewenangannya juga makin luas.
Apa Saja Tingkatan Manajemen Perusahaan?
Tingkatan manajemen perusahaan tentunya juga terkait dengan skala bisnis dari perusahaan yang bersangkutan. Usaha kecil dan menengah memiliki struktur yang relatif sederhana jika dibandingkan dengan perusahaan multinasional.
Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing tingkatan manajemen perusahaan.
Top Level Management
Top level management adalah tingkatan manajemen perusahaan yang tertinggi dan juga sering disebut dengan level C-suite. Contohnya chief executive officer (CEO), chief marketing officer (CMO), chief technology officer (CTO), dan sebagainya.
Pada level ini, fokusnya bukan lagi menyelesaikan tugas sehari-hari. Tapi membantu memajukan perusahaan dan melaksanakan rencana dalam jangka panjang. Mereka membuat keputusan bisnis besar, seperti meluncurkan produk baru atau restrukturisasi departemen.
Tujuannya adalah agar perusahaan berkembang, bukan hanya saat ini tetapi juga di masa depan. Manajer tingkat atas ini juga memiliki tugas tambahan memfasilitasi kemitraan strategis dengan perusahaan lain.
Pemilihan orang-orang yang menjadi top level management bisa dilakukan oleh pemegang saham perusahaan. Top level management yang sudah dipilih kemudian memiliki kewenangan terhadap manajer dan staff yang ada di perusahaan.
Beberapa peran top level management yang lebih detail yaitu;
- Menentukan visi dan misi perusahaan, tentang apa yang harus dicapai perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
- Menyusun perencanaan kebijakan dan strategi perusahaan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan sesuai nilai-nilai di perusahaan.
- Meninjau sistem dan kebijakan untuk memastikan organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
- Mengatur setiap departemen beserta kegiatan di seluruh organisasi, bagaimana setiap bagian bersinergi untuk mendukung pencapaian tujuan.
- Mengumpulkan dan mengalokasikan sumber daya dalam perusahaan dengan cara yang paling efisien. Sumber daya ini meliputi aset berwujud misalnya peralatan, software, dan aplikasi karyawan, serta aset tidak berwujud seperti SDM.
Middle Level Management
Manajer tingkat menengah (middle level management) adalah posisi dalam organisasi sebagai penghubung antara top level management dan lower level management.
Dalam struktur organisasi, contoh middle level management adalah kepala cabang (branch manager), regional manager, dan kepala departemen (head of division).
Middle level management adalah posisi umum di perusahaan besar dan posisinya sangat terstruktur. Mereka memiliki operasi yang relatif kompleks dan membutuhkan lebih banyak kontrol.
Perusahaan yang merekrut orang untuk middle level management membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Dengan demikian, perusahaan harus memberikan kompensasi lebih dari yang dikeluarkan untuk staf. Karena itulah, posisi ini tidak ada pada bisnis kecil dengan budget terbatas.
Sebelumnya top level management merancang strategi kebijakan, sedangkan manajer tingkat menengah bertugas untuk merealisasikan kebijakan tersebut ke dalam rencana divisi, misalnya menyusun target secara spesifik dan konkret.
Middle level manager wajib menguasai keterampilan operasional dalam mengelola departemen atau cabang.
Manajer level menengah juga bertanggung jawab mengarahkan staff. Dengan kata lain, mereka menjadi penghubung antara pimpinan dan bawahan. Mereka juga menyampaikan feedback dari bawahan ke atasan.
Beberapa peran middle level management yang lebih detail yaitu;
- Menerapkan rencana strategis perusahaan yang telah dikembangkan oleh pimpinan.
- Memberikan dukungan dan motivasi kepada staff agar mencapai target pekerjaan.
- Mengembangkan taktik dan rencana di level departemen sesuai rencana organisasi.
- Membuat keputusan tentang sumber daya di tingkat departemen, misalnya jumlah tim yang dibutuhkan.
- Berkolaborasi dengan departemen lain dalam rangka mendukung operasional perusahaan di sehari-hari.
- Menentukan dan memantau indikator kinerja departemen.
- Merancang dan menerapkan sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment).
- Memeriksa masalah dalam departemen dan menyelesaikannya.
- Membuat laporan kemajuan operasional departemen atau cabang ke pimpinan atau top level management.
Lower Level Management
Tingkatan manajemen perusahaan selanjutnya adalah lower level management yang berada pada struktur paling bawah.
Secara umum mereka mengelola staf langsung, menjadi supervisor, dan memberi arahan ke karyawan terkait pekerjaan atau operasional bisnis. Lower level manager memiliki tanggung jawab ke manajer tingkat menengah.
Dalam menjalankan peran, mereka wajib menguasai skill teknis dan kemampuan leadership agar bisa efektif mengelola karyawan. Contoh lower level management adalah supervisor, mandor, dan pengawas di lapangan.
Beberapa peran lower level management yang lebih detail yaitu;
- Menyampaikan tugas dari manajer tingkat menengah menjadi tugas dan pekerjaan yang spesifik.
- Mendistribusikan tugas sesuai dengan kompetensi masing-masing karyawan.
- Menjadi pengawas atau supervisor kegiatan sehari-hari karyawan.
- Menjaga kualitas produk atau layanan agar sesuai standar perusahaan.
- Menyediakan lingkungan kerja yang mendukung dan aman bagi setiap karyawan.
- Memberi bimbingan teknis ke karyawan dan mereka memberikan bantuan jika muncul beberapa masalah teknis.
- Mendengar keluhan karyawan dan menyampaikan ke atasan, sekaligus memberi saran dan masukan.
- Mendukung kinerja tim agar bisa bekerja lebih baik.
Memahami Berbagai Gaya Manajemen
Sebelumnya telah kita pahami macam-macam tingkatan manajemen perusahaan dan tugasnya. Selain berbeda-beda tugas, gaya manajemen juga berbeda. Seperti apa saja gaya manajerial yang populer?
Visioner
Manajer visioner dapat memberi gambaran seperti apa masa depan perusahaan dan industri tersebut nantinya. Mereka menggunakan keterampilan seperti persuasi dan karisma, memimpin dengan memberi contoh, dan menginspirasi anggota tim untuk mengejar visi ini.
Gaya kepemimpinan seperti ini cukup efektif saat manajer atau atasan adalah otoritas di bidangnya.
Dalam tingkatan manajemen perusahaan, gaya manajerial vusioner berperan penting saat menghadapi tantangan yang membutuhkan perubahan total dalam perspektif.
Misalnya saat akan meluncurkan layanan baru, membuka cabang, dan menambah divisi baru. Hanya saja, pendekatan ini terkadang kurang efektif saat karyawan masih membutuhkan bimbingan teknis.
Partisipatif
Pemimpin partisipatif secara aktif mencari umpan balik dan mencoba melibatkan karyawan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Pendekatan ini dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun keterlibatan karyawan.
Kepemimpinan partisipatif dapat sangat berguna dalam situasi di mana manajer perlu memupuk keterlibatan karyawan. Khususnya pemimpin menentukan bahwa berbagai perspektif akan membantu memastikan hasil terbaik.
Coaching
Gaya coaching fokus pada pengembangan anggota tim, membantu mengasah keterampilan yang mereka butuhkan untuk tampil di tingkat yang optimal. Ini adalah pendekatan yang bagus dalam budaya perusahaan yang menghargai pembangunan tim dan pengembangan karyawan.
Tapi juga membutuhkan banyak pemantauan langsung dan umpan balik yang rutin. Pendekatan pembinaan mungkin yang terbaik dalam situasi di mana manajer tidak hanya menyelesaikan proyek, tetapi juga membantu karyawan mengasah keterampilan dan kemajuan karir mereka.
Otoriter
Terakhir, ada pemimpin dominan, yang memberikan pemantauan dan arahan terus-menerus kepada karyawan mereka. Sikap otoriter ini dapat berguna dalam situasi yang menuntut pengambilan keputusan yang cepat, termasuk saat krisis.
Namun, gaya manajemen ini cenderung berdampak negatif pada karyawan dari waktu ke waktu. Manajemen otoritatif sering digunakan dalam situasi darurat, atau ketika keputusan yang cepat dan jelas diperlukan; namun, biasanya tidak direkomendasikan sebagai pendekatan jangka panjang.
Keterampilan Manajemen yang Efektif
Untuk berhasil dalam semua posisi tingkatan manajemen perusahaan, ada skill tertentu yang sangat dibutuhkan.
Skill Kepemimpinan
Manajer harus dapat menetapkan visi untuk karyawan mereka, menginspirasi tindakan, dan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat.
Keterampilan Memecahkan Masalah
Manajer harus mampu melakukan brainstorming tentang solusi kreatif dan efisien untuk hambatan yang mungkin abstrak atau kompleks.
Kemampuan Berkomunikasi
Memberi dan menerima umpan balik, menetapkan visi, dan menawarkan laporan kepada anggota manajemen senior atau pemegang saham lainnya merupakan komponen penting dari manajemen.
Kemampuan Organisasi
Manajer yang baik mampu mengelola banyak tim sekaligus dan memastikan bahwa setiap posisi dan pekerjaan dipegang sesuai kapasitas.
Keterampilan Teknologi
Ketika zaman semakin maju, literasi komputer diperlukan untuk manajer di tingkat mana pun. Manajer juga harus memahami teknologi yang relevan dengan bidangnya. Contohnya manajer HR yang memahami cara penggunaan aplikasi absensi online untuk karyawan.
Kesimpulan
Adanya tingkatan manajemen perusahaan akan membantu operasional perusahaan agar lebih baik. Dengan struktur yang sistematis, maka alur kerja di perusahaan lebih efisien. Kolaborasi antar individu pun akan lebih kompak.
Agar sistem kehadiran di perusahaan Anda lebih hemat, aplikasi absensi Kerjoo bisa jadi solusi. Daftar sekarang untuk mendapatkan gratis trial selama 14 hari.
Aplikasi Absensi Online
Gratis Trial 14 Hari