Dalam proses rekrutmen, CV sering kali menjadi penentu awal apakah seorang kandidat akan dipertimbangkan lebih lanjut atau tidak.

Namun banyak pelamar kerja gagal di tahap ini bukan karena kurangnya kemampuan, melainkan CV yang disusun tidak mampu menunjukkan potensi secara strategis.

Oleh karena itu, contoh CV diperlukan untuk menyusun pengalaman kerja sesuai dengan struktur dan isi secara profesional.

Aplikasi absensi online Kerjoo akan memberikan menyeluruh tentang apa yang dimaksud dengan CV profesional, struktur yang ideal, serta hal-hal yang harus diperhatikan supay dapat menonjol di antara ratusan pelamar lainnya.


Mengapa CV Begitu Penting?

Curriculum Vitae atau CV adalah dokumen yang memuat ringkasan informasi profesional seseorang, meliputi latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan, hingga pencapaian yang relevan.

Contoh CV dapat menjadi pedoman dalam menunjukkan kelayakan dan potensi untuk mengisi posisi pekerjaan.

Di Indonesia, istilah CV dan resume kerap digunakan secara bergantian, namun secara teknis terdapat perbedaan:

  • Resume: Umumnya lebih ringkas (1 halaman) dan langsung menyorot poin-poin penting yang relevan dengan posisi yang dilamar.
  • CV: Lebih komprehensif, memuat informasi yang lebih luas dan mendetail, biasa digunakan untuk posisi profesional, akademik, atau ketika diminta secara spesifik.

Untuk konteks rekrutmen di Indonesia, dokumen yang diminta umumnya berbentuk CV dengan panjang ideal 1–2 halaman, tergantung pada tingkat pengalaman.

Struktur CV yang Profesional dan Efektif

struktur penyusunan CV

Agar CV dapat dilirik oleh rekruter, penyusunan struktur menjadi hal mendasar yang tidak bisa diabaikan.

Contoh CV yang baik memiliki susunan informasi yang logis, rapi, dan mudah dipindai dengan sistem ATS secara cepat.

Berikut ini elemen-elemen utama yang sebaiknya ada dalam setiap CV profesional:

Informasi Kontak

Bagian utama dalam setiap contoh CV pasti mencantumkan informasi kontak.

Bagian ini menjadi heading dan mudah ditemukan. Data yang dicantumkan harus jelas dan valid agar mempermudah proses komunikasi. Format ideal:

  • Nama lengkap
  • Nomor telepon yang aktif
  • Alamat email profesional
  • Lokasi domisili (cukup kota dan provinsi)
  • Opsional: Tautan ke profil profesional seperti LinkedIn, portofolio online, atau laman pribadi jika relevan dengan posisi yang dilamar
Hindari mencantumkan alamat lengkap atau nomor identitas pribadi seperti NIK, kecuali diminta secara khusus oleh perusahaan.

Ringkasan Diri (Personal Summary / Profile Statement)

Saat membuat CV, bagian ini sering diabaikan, padahal dapat mendeskripsikan diri secara singkat dan nilai apa yang bisa dibawa ke perusahaan.

Tidak usah berte-tele, cukup sampaikan dalam 2-4 kalimat. Adapun isi yang perlu dituliskan antara lain:

  • Latar belakang profesional atau bidang keahlian
  • Fokus atau tujuan karier
  • Keunggulan utama (misalnya, pengalaman di industri tertentu, keahlian teknis, atau pencapaian yang relevan)
Penulisan harus singkat namun padat, tidak berupa paragraf panjang. Gunakan bahasa aktif dan hindari pernyataan umum yang tidak menjelaskan nilai konkret.

Pengalaman Kerja (Work Experience)

Bagian ini menjadi perhatian utama HR, terutama jika posisi yang dilamar membutuhkan pengalaman.

Penulisan harus terstruktur dan kuantitatif agar pencapaian mudah terlihat.

Format ideal:

  • Nama perusahaan, lokasi
  • Jabatan terakhir
  • Periode kerja (bulan dan tahun)
  • Poin-poin tugas utama dan pencapaian yang relevan

Contoh:

PT ABC Indonesia – Jakarta
Digital Marketing Specialist | Jan 2021 – Des 2023Meningkatkan traffic organik website sebesar 80% dalam 12 bulanMengelola kampanye iklan berbayar dengan ROAS rata-rata 4,5xMemimpin tim konten berisi 4 orang dan mengatur kalender editorial bulanan

Gunakan angka dan data konkret untuk menggambarkan dampak. Hindari kalimat pasif atau terlalu umum seperti “bertanggung jawab atas proyek”.

Pendidikan (Education)

Disusun dari yang terbaru ke paling lama, dengan menyertakan informasi yang relevan.

Format ideal:

  • Nama institusi
  • Jenjang dan jurusan
  • Tahun masuk dan lulus
  • Opsional: IPK (jika di atas 3.50), penghargaan akademik, atau proyek akhir yang relevan

Pencantuman pendidikan nonformal hanya disarankan jika memiliki relevansi langsung dengan posisi yang dilamar.

Keterampilan (Skills)

Dalam membuat CV, skill dibagi menjadi dua kategori utama yaitu hard skill dan soft skill.

1. Keterampilan Teknis (Hard Skills)
Contoh:

  • Microsoft Excel
  • Bahasa Pemrograman (Python, JavaScript)
  • SEO / SEM
  • Desain Grafis (Adobe Illustrator, Figma)
  • Analisis Data (Google Looker Studio, Power BI)

2. Keterampilan Lunak (Soft Skills)
Contoh:

  • Kepemimpinan
  • Kerja sama tim
  • Pemecahan masalah
  • Komunikasi interpersonal
  • Berpikir kritis
Sebaiknya disusun dalam poin atau tabel singkat dengan indikator penguasaan (misalnya: Dasar, Menengah, Mahir), namun hindari penggunaan grafik atau desain berlebihan yang menyulitkan pembacaan ATS.

Penghargaan dan Sertifikasi (Awards & Certifications)

Cantumkan pelatihan profesional, kursus online, atau sertifikasi yang masih berlaku dan relevan dengan posisi yang dilamar.

Contoh:

  • Google Analytics Certification – Google (2024)
  • Sertifikasi HRD Digital – LSP MSDM (2023)
  • TOEFL ITP – Skor 587 (2022)
Penempatan bagian ini dapat digabung dengan keterampilan jika ingin lebih ringkas, namun tetap harus terstruktur rapi.

Bahasa (Languages)

Sebutkan bahasa yang dikuasai dan tingkat kefasihannya secara jelas. Gunakan standar umum seperti:

  • Bahasa Inggris – Fasih (Speaking & Writing)
  • Bahasa Jepang – Dasar (JLPT N5)

Aktivitas Ekstrakurikuler / Organisasi (Opsional)

Bagian ini penting terutama bagi pelamar dengan pengalaman kerja yang masih terbatas seperti fresh graduate.

Tuliskan bagian ini seperti pada contoh CV yang fokus terhadap:

  • Nama organisasi
  • Peran atau jabatan
  • Tahun aktif
  • Poin kontribusi nyata atau soft skills yang ditunjukkan

Jenis-Jenis CV yang Perlu Diketahui

Tidak semua contoh CV disusun dengan format yang sama.

Pemilihan jenis CV sangat tergantung pada latar belakang pelamar dan tujuan pelamaran.

Berikut beberapa jenis CV yang umum digunakan dan konteks penggunaannya:

1) CV Kronologis (Chronological CV)

Jenis CV ini merupakan format paling umum dan dikenal luas oleh rekruter. Informasi pengalaman kerja disusun dari yang terbaru ke paling lama.

Kapan digunakan:

  • Jika memiliki riwayat kerja yang stabil dan konsisten
  • Jika posisi yang dilamar sejalan dengan pengalaman sebelumnya

Keunggulan:

  • Memudahkan HR untuk menilai perkembangan karier secara linier
  • Menampilkan stabilitas dan kontinuitas dalam dunia kerja

Catatan:
Jika terdapat jeda karier (career gap), sebaiknya dijelaskan singkat di ringkasan diri atau surat lamaran untuk menghindari asumsi negatif.

2) CV Fungsional (Functional CV)

Jenis CV ini berfokus pada keterampilan dan pencapaian dibandingkan dengan urutan kronologis pengalaman kerja.

Kapan digunakan:

  • Fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja formal
  • Profesional yang melakukan career switch
  • Pelamar yang memiliki jeda waktu cukup panjang dalam karier

Keunggulan:

  • Menonjolkan keahlian tanpa menyorot keterbatasan riwayat kerja
  • Relevan untuk menunjukkan kemampuan lintas bidang

Catatan:
CV ini kurang disukai oleh beberapa HR karena tidak menunjukkan alur karier secara jelas. Penggunaan harus disesuaikan dengan konteks industri.

3) CV Kombinasi (Combination CV)

Menggabungkan pendekatan kronologis dan fungsional. Menyediakan bagian keterampilan utama, diikuti dengan pengalaman kerja secara kronologis.

Kapan digunakan:

  • Profesional yang memiliki keahlian kuat sekaligus pengalaman kerja yang relevan
  • Cocok untuk posisi manajerial atau spesialis

Keunggulan:

  • Menampilkan keunggulan teknis dan riwayat kerja sekaligus
  • Lebih fleksibel dibandingkan dua format sebelumnya

Catatan:
Pastikan bagian-bagian tersusun rapi agar tidak terlihat repetitif.

4) CV Kreatif (Creative CV)

Jenis CV yang menggunakan elemen visual seperti infografik, ikon, atau layout non-konvensional. Banyak digunakan di industri kreatif seperti desain grafis, videografi, atau digital marketing.

Kapan digunakan:

  • Saat melamar di bidang kreatif yang menghargai estetika dan visual
  • Jika CV berfungsi sebagai portofolio ringkas

Keunggulan:

  • Menarik perhatian visual
  • Mencerminkan gaya dan identitas profesional secara langsung

Catatan:
Selalu siapkan versi standar (PDF teks biasa) sebagai cadangan, terutama untuk kebutuhan sistem ATS atau jika diminta oleh HR.

(visual cv)
Bisa digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara CV konvensional dan CV kreatif.

5) CV Tulis Tangan

Jenis CV tulis tangan sangat jarang digunakan dan biasanya hanya berlaku jika diminta secara eksplisit oleh perusahaan tertentu.

Kapan digunakan:

  • Jika perusahaan meminta secara khusus (biasanya di sektor pendidikan, pemerintahan, atau institusi konservatif)
  • Jika ingin menunjukkan karakter tulisan tangan (dalam konteks seleksi khusus)

Tips jika harus menggunakan:

  • Gunakan kertas putih bersih tanpa garis
  • Pastikan tulisan rapi dan mudah dibaca
  • Struktur tetap mengikuti susunan profesional layaknya CV digital

Catatan:
Hanya digunakan dalam konteks yang benar-benar spesifik. Umumnya, rekruter lebih menyukai CV digital karena efisiensi dan keterbacaan.

contoh CV

Tips Membuat CV yang Menarik Perhatian

CV bukan sekadar dokumen formal. Di balik setiap lembar CV, rekruter mencari potensi: apakah kandidat ini relevan, kompeten, dan layak diproses ke tahap berikutnya.

Berikut prinsip-prinsip yang dapat meningkatkan daya saing CV dalam proses seleksi:

Sesuaikan CV dengan Lowongan yang Dilamar

Satu CV tidak cocok untuk semua posisi. Oleh karena itu, ada beragam contoh CV yang dapat menjadi acuan.

CV yang efektif adalah CV yang disusun berdasarkan kebutuhan spesifik dari lowongan pekerjaan tersebut.

Tips:

  • Pahami deskripsi pekerjaan secara menyeluruh
  • Gunakan istilah dan kata kunci yang relevan (misalnya, "analisis data", "pengembangan produk", "manajemen tim")
  • Sorot pengalaman, pencapaian, atau keterampilan yang paling mendekati kebutuhan posisi

Gunakan Kata Kunci yang Tepat (Keyword Optimization)

Banyak perusahaan menggunakan sistem pelacakan pelamar (ATS – Applicant Tracking System) yang memindai CV berdasarkan kata kunci tertentu.

CV yang tidak mengandung kata kunci relevan berisiko tersaring sebelum dibaca oleh manusia.

Tips:

  • Ambil kata kunci langsung dari lowongan pekerjaan
  • Letakkan di bagian ringkasan diri, pengalaman kerja, dan keterampilan
  • Hindari penggunaan istilah yang terlalu umum dan tidak spesifik.

Buat CV Ringkas dan Mudah Dibaca

Contoh CV yang efektif biasanya berdurasi baca maksimal 6–8 detik di tahap awal seleksi. Oleh karena itu, keterbacaan menjadi kunci.

Tips:

  • Batasi panjang CV maksimal 1–2 halaman, tergantung tingkat pengalaman
  • Gunakan bullet points, subjudul yang jelas, dan tata letak yang rapi
  • Pilih font profesional seperti Calibri, Arial, atau Times New Roman
  • Jaga ruang putih (white space) agar tidak terlihat penuh sesak

Fokus pada Pencapaian, Bukan Sekadar Tugas

Sebagian besar kandidat menulis deskripsi pekerjaan yang bersifat pasif dan umum.

Pada beberapa contoh CV profesional, akan terlihat hasil kerja secara keseluruhan.

Tips:

  • Gunakan format “tindakan + hasil + data”
    Contoh: Meningkatkan traffic blog perusahaan sebesar 120% dalam 6 bulan melalui strategi konten SEO.
  • Hindari deskripsi seperti “bertanggung jawab atas pemasaran” tanpa konteks atau hasil

Proofread Tanpa Cela

Satu kesalahan ejaan atau tata bahasa bisa memberi kesan bahwa pelamar tidak teliti. Dalam banyak kasus, hal ini menjadi alasan langsung untuk menolak CV.

Tips:

  • Lakukan pengecekan ejaan dan tata bahasa menggunakan alat bantu atau manual
  • Cetak dan baca ulang secara fisik untuk melihat kesalahan yang mungkin terlewat di layar
  • Jika memungkinkan, minta pihak lain (mentor, kolega, profesional) untuk meninjau

Gunakan Desain yang Profesional

Desain yang baik tidak harus rumit. Fokus pada konsistensi, keterbacaan, dan struktur.

Tips:

  • Gunakan template profesional dari sumber terpercaya
  • Hindari warna mencolok atau elemen visual berlebihan, kecuali pada industri kreatif
  • Gunakan margin, spasi antar bagian, dan ukuran font yang proporsional
Contoh cv profesional dan pasti dilirik HR

Simpan dan Kirim dalam Format PDF

Format PDF menjaga struktur dan tampilan tetap konsisten saat dibuka di berbagai perangkat dan sistem.

File Word atau format lain bisa berubah susunan tergantung sistem operasi atau software yang digunakan.

Tips:

  • Simpan dengan nama file yang jelas dan profesional, misalnya: CV_AndiPutra_MarketingManager.pdf
  • Hindari nama file generik seperti CVbaru1.docx

Kesalahan Umum dalam Membuat CV yang Harus Dihindari

Dalam proses seleksi, banyak contoh CV tereliminasi bukan karena kandidat tidak kompeten, tetapi karena kesalahan teknis dan strategis dalam penyusunannya.

Menghindari kesalahan membuat CV dapat meningkatkan peluang untuk dilirik perekrut:

Informasi Kontak yang Tidak Lengkap atau Salah

Kesalahan mendasar ini dapat menggugurkan kandidat bahkan sebelum proses seleksi dimulai.

Kontak yang tidak aktif, email yang keliru, atau tidak menyertakan nomor telepon bisa menyebabkan peluang terlewat begitu saja.

Pastikan nama lengkap, nomor telepon aktif, email profesional (hindari nama akun yang tidak formal), serta lokasi domisili tertulis dengan benar.

Terlalu Panjang atau Bertele-tele

Contoh CV yang baik biasanya tidak terlalu panjang karena dapat menyulitkan pembacaan.

Ini karena rekruter memiliki waktu terbatas untuk membaca setiap CV.

Fokuskan isi CV pada informasi yang relevan dan berdampak. Idealnya 1–2 halaman sudah cukup, tergantung tingkat pengalaman.

Desain yang Tidak Profesional atau Sulit Dibaca

Tata letak yang berantakan, pemilihan warna yang mencolok, atau font yang tidak standar bisa memberi kesan kurang serius.

Gunakan desain bersih, layout yang konsisten, dan hindari elemen visual berlebihan. Tujuan utama adalah keterbacaan dan kesan profesional.

Kesalahan Penulisan (Typo) dan Tata Bahasa

Typo, ejaan keliru, atau kalimat yang tidak efektif dapat menurunkan kredibilitas. HR akan menilai bahwa kandidat kurang teliti atau terburu-buru menyusun CV.

Selalu lakukan proofreading lebih dari sekali. Idealnya, minta orang lain untuk meninjau dengan perspektif baru.

Informasi yang Tidak Relevan atau Berlebihan

Menyertakan seluruh riwayat hidup tanpa memilah relevansi hanya akan menyulitkan rekruter dalam menyaring informasi penting.

Contoh yang perlu dihindari:

  • Riwayat pendidikan dasar
  • Pekerjaan tidak relevan dari belasan tahun lalu (kecuali memberi konteks penting)
  • Hobi yang tidak mendukung posisi yang dilamar

Foto yang Tidak Profesional (Jika Foto Diperlukan)

Jika mencantumkan foto, pastikan sesuai standar profesional. Foto informal, hasil selfie, atau berpakaian santai dapat memberi kesan negatif.

Gunakan latar netral, pencahayaan yang baik, dan berpakaian rapi. Hindari penggunaan filter atau gaya pose nonformal.

Tidak Menyesuaikan CV dengan Posisi yang Dilamar

CV yang terlalu generik membuat kandidat terlihat kurang memahami kebutuhan posisi. HR menilai kurangnya upaya dalam riset atau penyesuaian.

Oleh karena itu, sesuaikan kata kunci, sorot pengalaman relevan, dan ubah ringkasan diri sesuai lowongan yang dituju.

Menggunakan Font yang Aneh atau Sulit Dibaca

Font yang terlalu dekoratif atau ukuran yang tidak proporsional bisa mengganggu kenyamanan membaca.

Gunakan font profesional saat membuat CV seperti Arial, Calibri, atau Times New Roman dengan ukuran ideal 10–12 pt.

Hindari penggunaan font seperti Comic Sans atau Script.


FAQ (Frequently Asked Questions) Seputar CV

Beberapa pertanyaan yang dapat membantu memahami cara membuat CV profesional antara lain:

  1. Berapa Panjang CV yang Ideal?

Panjang CV ideal bervariasi tergantung tingkat pengalaman. Misalnya:

  • 1 halaman untuk profesional dengan pengalaman kerja kurang dari lima tahun.
  • 2 halaman apabila pengalaman lebih luas
  1. Apakah Perlu Mencantumkan Hobi di CV?

Hobi dapat dicantumkan apabila relevan dengan keterampilan dan posisi yang dilamar.

Misalnya, hobi menulis blog dapat dicantumkan untuk posisi conten writer. Atau kegiatan organisasi untuk posisi leadership.

Hindari mencantumkan hobi yang terlalu umum atau tidak memberikan nilai tambah, seperti "menonton film" atau "scrolling media sosial".

  1. Haruskah Menyertakan Foto di CV?

Penyertaan foto bersifat opsional dan sangat bergantung pada permintaan dari perusahaan.

Di beberapa sektor (seperti hospitality atau customer-facing roles), foto bisa menjadi pertimbangan.

Namun tidak mencantumkan foto tidak akan merugikan seperti contoh CV pada umumnya.

  1. Bagaimana Jika Belum Memiliki Pengalaman Kerja (Fresh Graduate)?

Fresh graduate dapat menonjolkan pengalaman non-formal seperti kegiatan organisasi, magang, proyek kampus, atau volunteer.

Penekanan sebaiknya diberikan pada soft skills, pencapaian dalam proyek, dan keterampilan yang relevan.

Tips: Gunakan format CV fungsional atau kombinasi agar kekuatan keterampilan lebih terlihat dibandingkan riwayat kerja.

  1. Kapan Waktu Terbaik untuk Update CV?

CV sebaiknya diperbarui secara berkala, terutama setelah:

  • Menyelesaikan proyek penting
  • Menerima promosi
  • Meningkatkan keterampilan atau memperoleh sertifikasi
  • Menyelesaikan pelatihan yang relevan

Dengan memperbarui CV secara rutin, proses melamar pekerjaan akan lebih cepat dan efisien saat dibutuhkan.

  1. Apa Perbedaan CV dan Resume?

Secara umum:

  • CV (Curriculum Vitae): Lebih panjang, mendetail, dan digunakan untuk konteks akademik atau posisi senior.
  • Resume: Lebih singkat (biasanya 1 halaman), fokus pada pengalaman dan keahlian spesifik untuk satu posisi.

Di Indonesia, kedua istilah sering digunakan secara bergantian dan memiliki arti yang hampir sama, yaitu sebagai dokumen lamaran kerja.

  1. Apakah Perlu Mencantumkan Ekspektasi Gaji di CV?

Tidak disarankan mencantumkan ekspektasi gaji langsung di CV, kecuali secara eksplisit diminta oleh perusahaan.

Informasi ini lebih tepat disampaikan di tahap wawancara atau saat negosiasi.


Kesimpulan: CV adalah Kunci Pertama Karir Anda

CV bukan sekadar dokumen pelengkap, melainkan representasi profesional dari seseorang di mata dunia kerja.

Contoh CV ini dapat digunakan untuk menyusun struktur, isi, dan pendekatan yang lebih profesional pada saat melamar pekerjaan.

Dengan memahami Contoh CV, kesalahan umum yang harus dihindari, serta praktik terbaik dalam penyesuaian isi, maka peluang untuk ke tahap berikutnya menjadi lebih besar.

Gunakan contoh CV ini dan kembangkan sesuai kebutuhan dan arah karir masing-masing.

Karena CV yang kuat bukan hanya tentang menuliskan riwayat, tetapi tentang membangun kesan pertama yang tepat.

Dapatkan informasi seputar dunia kerja lainnya hanya di Blog Kerjoo!